Bacaan Popular

Isnin, 14 Mac 2011

Menatap Wajah Insan Tersayang Ketika Mereka Tidor


Renungkan...lihatlah betapa sayangnya kita pada mereka....

Pernahkah anda menatap orang-orang yang anda sayang saat mereka sedang tidur ? Kalau belum, cubalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.

Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur.

Sedarilah, betapa badan yang dulu kuat dan gagah itu kini semakin tua dan lemah, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya.Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan
kita, anak-anaknya. Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah... Lihatlah ibu anda....

Hmm... kulitnya mulai berkedut dan tangan yang dulu halus membelai- belai tubuh bayi kita itu kini kasar kerana menempuhi kehidupan yang mencabar demi kita. Orang inilah yang tiap hari menguruskan keperluan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan membebeli kita semata- mata kerana rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah ertikan.

Cubalah menatap wajah orang-orang yang kita cintai..sayangi itu...
Ayah, Ibu, Suami, Isteri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya...

Rasakanlah energi cinta yang mengalir perlahan-lahan saat menatap wajah mereka yang terlelap itu. Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang-kadang tertutupi oleh salah faham kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.

Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu akan tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan serta memenatkan mereka namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun membantu untuk mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata... "betapa lelahnya..penatnya aku hari ini". Dan penyebab lelah dan penat itu? Untuk siapa dia berpenat lelah, Tak lain adalah untuk KITA.....

Suami yang bekerja keras mencari nafkah, isteri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak dan sahabat yang telah menemani hari-hari suka dan duka bersama kita.

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan rasa terharu seketika menerpa jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok mereka "orang-orang terkasih itu" tak lagi membuka matanya, untuk selamanya ... "

dari NYA kita datang, kepada NYA kita kembali...


Salam Ukhuwah..~

Tiada ulasan:

Catat Ulasan