Allah ta'ala telah meletakkan kejayaan dunia dan akhirat dalam agama. Lailaha ilallah..~
Bacaan Popular
-
Sebagai seorang Muslim kita semua tahu bahawa solat itu merupakan kewajipan yang Allah s.w.t. suruh seperti mana yang terdapat di dal...
-
Hari itu, saya balik selepas didenda berdiri di luar kelas selama sejam selepas waktu sekolah oleh Ustaz Ismail kerana terlupa menyiapk...
-
Ini adalah beberapa PETUA (Perubatan Orang Tua-tua Dulu-kala) untuk kita ingati dan amalkan dalam kehidupan kita. Memang dulu-dulu jarak kli...
-
Zaman sudah berubah..isteri sekarang semakin berani berlaku curang!” Kadar gejala seks bebas kian meningkat dalam masyarakat hari ini. Lebih...
-
DOA INI AFDALNYA DIBACA 11 KALI KETIKA SUJUD SEBAIK SELESAI SALAM SEMBAHYANG FARDHU. KEMUDIAN MOHON DOA KEPADA ALLAH. INSYA'ALLAH. TAWAK...
-
Minggu lepas Tok Wan ke Telok Intan, distinasi tepatnya ialah Kampung Sungai Jejawi Telok Intan, Perak. Tok pergi dengan sepupu yang...
Selasa, 10 April 2012
Kisah Nabi Musa Dan Khidhir a.s.
KISAH NABI MUSA DAN KHIDIR A.S.
ILMU MANUSIA BANDINGAN AIR PADA PARUH PIPIT YANG MEMATUK AIR LAUT
Hadis riwayat Ubay bin Kaab رضي الله عنه:
Ia berkata : Dari Said bin Jubair ia berkata: Aku pernah berkata kepada Ibnu Abbas رضي الله عنه bahwa Naufan Al-Bukali beranggapan bahwa Musa عليه السلام Nabi Bani Israel adalah bukan Musa yang menjadi sahabat Khidhir.
Ibnu Abbas berkata: Musuh Allah adalah pembohong. Aku pernah mendengar Ubay bin Kaab رضي الله عنه berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
Musa عليه السلام pernah berdiri berpidato di tengah-tengah Bani Israel.
Dia (Musa) lalu ditanya: Siapakah manusia yang paling berilmu? Dia menjawab: Akulah orang yang paling berilmu.
Allah lantas menegurnya karena dia tidak mengembalikan ilmu kepada Allah. Allah lalu memberi wahyu kepadanya bahwa salah seorang hamba-Ku yang menetap di tempat pertemuan dua lautan adalah lebih berilmu daripada kamu.
Selanjutnya Musa bertanya: Wahai Tuhanku, bagaimana aku dapat bertemu dengannya? Dikatakan kepadanya: Bawalah seekor ikan dalam sebuah keranjang. Di mana saja kamu kehilangan ikan tersebut, maka di situlah dia berada.
Kemudian Musa pun berangkat bersama muridnya bernama Yusya’ bin Nun. Musa عليه السلام membawa ikan tersebut dalam sebuah keranjang. Dia dan muridnya berangkat dengan berjalan kaki sampai keduanya mencapai sebuah batu karang besar dan tidurlah Musa عليه السلام dan muridnya. Sementara ikan yang berada dalam keranjang bergerak dan keluar dari keranjang lalu jatuh ke laut. Kemudian Allah menahan ombak, sehingga menjadi seperti sebuah lengkungan buat melintas ikan tersebut. Musa عليه السلام dan muridnya terheran-heran. Mereka meneruskan sisa perjalanan pada siang dan malam hari sedangkan murid Musa عليه السلام lupa untuk memberitahukannya.
Keesokan paginya Musa عليه السلام berkata kepada muridnya: Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini. Tetapi (Musa عليه السلام) tidak akan merasa letih sebelum dia sampai di tempat yang diperintahkan.
Muridnya berkata: Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di sebuah batu karang tadi, aku lupa menceritakan tentang ikan itu, setanlah sebenarnya yang membuatku lupa untuk menceritakannya, ikan itu telah masuk ke laut dengan cara yang sangat aneh sekali.
Selanjutnya Musa عليه السلام berkata: Kalau begitu itulah tempat yang kita cari. Keduanya lalu kembali. Keduanya mengikuti jejak mereka semula. Hingga ketika mereka tiba di batu karang tadi Musa tiba-tiba melihat seorang lelaki yang berselimut dengan sebuah pakaian dan itulah Khidhir. Musa عليه السلام mengucapkan salam kepadanya.
Khidhir bertanya kepadanya: Ternyata di negerimu terdapat salam! (Musa عليه السلام) berkata: Aku adalah Musa. Khidhir bertanya: Musa Bani Israel? Dia menjawab: Ya. Khidhir berkata: Sesungguhnya kamu memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepada kamu yang aku tidak ketahui. Sebaliknya aku juga memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepadaku yang tidak kamu ketahui.
Musa عليه السلام berkata kepada Khidhir: Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Khidhir menjawab: Sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu? Musa عليه السلام berkata: Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusanpun. Khidhir berkata kepadanya: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan tentang sesuatu apapun sampai aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu.
Musa menjawab: Baiklah. Khidhir dan Musa عليه السلام lalu berangkat dengan berjalan kaki di tepi pantai dan lewatlah sebuah perahu di hadapan mereka berdua. Mereka bercakap-cakap dengan para penumpangnya agar mau mengangkut mereka. Karena sudah kenal dengan Khidhir, mereka lalu membawa keduanya tanpa bayaran.
Khidhir beranjak ke salah satu papan perahu lalu dicabutnya. Musa عليه السلام berkata kepada Khidhir: Mereka telah membawa kita dengan percuma tetapi dengan sengaja perahu mereka kamu lobangi! Apakah kamu hendak menenggelamkan penumpangnya. Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan yang besar? Khidhir berkata: Bukankah aku telah berkata: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku. Musa عليه السلام berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.
Selanjutnya mereka meninggalkan perahu tersebut. Saat mereka sedang berjalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak remaja bermain dengan beberapa temannya. Khidhir memegang kepala anak itu lalu memenggalnya sehingga terbunuhlah ia.
Musa عليه السلام berkata: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu? Bukankah dia tidak membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar.
Khidhir berkata: Bukankah sudah aku katakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku. Perbuatan ini lebih kejam lagi daripada yang pertama. Selanjutnya Musa عليه السلام berkata: Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku.
Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Ia berkata: Miring, Khidhir mengisyaratkan dengan tangannya dan menegakkan dinding tersebut. Musa عليه السلام berkata kepada Khidhir: Orang-orang yang kita datangi tidak mau menerima kita sebagai tamu dan tidak mau menjamu kita. Jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk pekerjaan itu. Khidhir berkata: Inilah perpisahan kita. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang membuat kamu tidak sabar terhadapnya.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
Semoga Allah merahmati Musa. Aku akan senang sekali kalau saja Musa عليه السلام boleh bersabar sehingga dia dapat menceritakan kepada kita tentang pengalaman mereka berdua.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
Tindakan Musa عليه السلام yang pertama memang karena lupa. Beliau bersabda: Seekor burung terbang lalu hinggap pada tepi perahu itu dan mematuk ke laut. Khidhir lalu berkata kepadanya: Ilmu kita jika dibandingkan dengan ilmu Allah adalah seperti patukan seekor burung pipit tersebut pada laut itu .
Shahih Muslim
Kitab Keutamaan Beberapa Perkara : Keutamaan-keutamaan Khidhir عليه السلام
Hadits marfu’ .No: 4385
Barangkali ada yang marah-marah pada Tok Wan kenapa tak habiskan cerita Nabi Musa عليه السلام dengan Khidhir عليه السلام. Cerita ini sduah banyak kali diceritakan, walau bagaimana pun takper, mari kita dengar sambungannya maklum dah lama kita semua sudah lupa jawapan kepada semua tindakan Khidhir عليه السلام tersebut.
Sebelum mereka berpisah diterangkan oleh Khidir عليه السلام kepada Nabi Musa عليه السلام berkenaan perkara yang tidak dapat disabarinya. Pertama membocorkan sampan kerana di hadapan lautan terdapat seorang raja yang zalim hendak merampas harta nelayan yang miskin maka karamlah sampan bersama-sama mereka. Keduanya membunuh seorang kanak-kanak kerana dikhuatiri anak tersebut akan membawa ibubapanya ke arah kejahilan dan berdoa akan menggantikan dengan anak yang soleh. Ketiga membetulkan dinding sebuah rumah yang hampir roboh kerana di bawah rumah itu tersimpan harta peninggalan ayah yang soleh kepada dua orang anaknya yang sudah yatim piatu; dikehendaki untuk mengeluarkan harta tersebut apabila mereka berdua telah dewasa sebagai rahmat daripada Allah. Berkata juga Nabi Khidir عليه السلام , sesungguhnya apa yang dilakukan ini bukanlah semata-mata kerana kemahuan diri sendiri.
kredit: rakangroup
Salam Ukhuwah..~
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan