Bacaan Popular

Jumaat, 5 Ogos 2011

Rakyat Wajib Ta'at Kepada Pemerintah


Adalah tidak benar kalau kita katakan hanya pemerintah sahaja yang mempunyai tanggung jawab yang wajib di laksanakan kepada rakyat. Sebenarnya rakyat pun ada tanggungjawabnya terhadap pemerintah.Sebagaimana rakyat berhak mendapat keadilan dari pemerintah, pemerintah juga berhak mendapat keadilan dari rakyatnya.



Islam mempunyai peraturan peraturan yang begitu lengkap tentang tanggungjawab pemerintah dan juga tanggung jawab rakyat. Kalau kedua dua pemerintah dan rakyat menunaikan tanggung jawab masing masing dengan baik maka aman dan sejahtera lah sesebuah Negara itu. Ini telah terbukti melalui pemerintahan Rasulullah SAW, Khulafa ur Rasyidin dengan kerjasama salafusoleh pada zaman kegemilangan Islam lebih kurang 1400 tahun yang lalu. Walau pun ia hanya tinggal sejarah tetapi sekiranya kaedah yang diguna pakai mereka di aplikasikan dalam pemerintahan pada hari ini tentu hasil yang sama akan diperolehi. Kaedah yang di reka oleh barat melalui ideologi ideologi yang di anuti oleh umat Islam hari ini masih gagal mencipta kebaikan dan kejayaan yang sama saperti yang terpahat dalam sejarah Islam. Ia itu untuk memperolehi keamanan, kasih sayang dua hala pemerintah/rakyat,perpaduan, keharmonian,kesejahteraan, kekuatan dan lain lain.



Kunci untuk mencapai kejayaan saperti itu ialah umat Islam mesti kuat berpegang dengan ajaran agama yang menjaminkan bukan sahaja kejayaan di dunia bahkan kejayaan di akhirat juga. ( ideologi ideologi ciptaan manusia yang tidak bertentangan dengan akidah Islam di hanya digunakan sebagai alat bukan matlamat).



Al Imam An Nawawi dalam Kitab Riyadhus Shalihin menyebut rakyat wajib taat kepada pemerintah dan negara. Rakyat yang cuai dan tidak bertanggunjawab adalah berdosa di sisi Allah dan pemerintah. Allah telah menjelaskan dalam Al Quran tentang tanggungjawab ini melalui firmannya yang bermaksud : "Hai sekalian orang yang beriman, taatlah engkau semua kepada Allah dan taat pulalah kepada Rasulullah, juga kepada orang-orang yang memegang pemerintahan dari kalanganmu sendiri." (an-Nisa': 59).Ini lah tugas rakyat yang paling asas saperti yang di firmankan Allah melalui ayat ini.



Kombinasi antara pemerintah dan rakyat yang baik dan taat akan mencetuskan kebaikan yang merata dalam sesebuah masyarakat yang akan dinikmati oleh semua pihak. Jika sebaliknnya kebaikan ini hanya akan tinggal angan angan kosong sahaja.

Di sini di bentangkan beberapa hadis mengenai perintah taat kepada pemerintah saperti yang di bentangkan oleh Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin :



Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

Barangsiapa yang melepaskan tangan ketaatan - yakni keluar dari ketaatan terhadap penguasa pemerintah, maka orang itu akan menemui Allah pada hari kiamat, sedang ia tidak mempunyai hujah -alasan lagi untuk membela diri dari kesalahannya itu. Adapun yang meninggal dunia sedang di lehernya tidak ada pembai'atan - untuk mentaati pada pemerintahan yang benar, maka matilah ia dalam keadaan mati jahiliyah." (Riwayat Muslim – Riyadhus Shalihin)



Dalam riwayat Imam Muslim yang lain disebutkan: " Dan barangsiapa yang mati dan ia menjadi orang yang memecah belah persatuan ummat - kaum Muslimin, maka sesungguhnya ia mati dalam keadaan mati jahiliyah."



Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dengarlah olehmu semua dengan patuh dan taatlah pula, sekalipun yang digunakan - yakni yang diangkat sebagai pemegang pemerintahan - atasmu semua itu seorang hamba sahaya keturunan Habsyi - orang berkulit hitam,yang di kepalanya itu seolah-olah ada bintik-bintik hitam kecil-kecil." (Riwayat Bukhari – Riyadaus Shalihin)



Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Wajiblah atasmu itu mendengar dengan patuh serta mentaati baik engkau dalam keadaan sukar ataupun lapang, juga baik engkau dalam keadaan rela menerima perintah itu ataupun dalam keadaan membencinya dan juga dalam hal yang mengalahkan kepentingan dirimu sendiri." (Riwayat Muslim – Riyadhus Shalihin)



Dari Abu Hunaidah yaitu Wail bin Hujr r.a., katanya: "Salamah bin Yazid al-Ju'fi bertanya kepada Rasulullah s.a.w., lalu ia berkata: "Ya Nabiullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau kita semua diperintah oleh beberapa orang penguasa, mereka selalu meminta hak mereka dan menghalang-halangi apa yang menjadi hak kita. Apakah yang Tuan perintahkan itu terjadi?" Beliau s.a.w. memalingkan diri dari pertanyaan itu - seolah-olah tidak mendengarnya. Kemudian Salamah bertanya sekali lagi, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dengarlah olehmu semua - apa yang diperintahkan - dan taatilah, sebab hanyasanya atas tanggungan mereka sendirilah apa-apa yang dibebankan pada mereka - yakni bahwa mereka berdosa jikalau mereka menghalang-halangi hak orang-orang yang di bawah kekuasaannya - dan atas tanggunganmu sendiri pulalah apa yang dibebankan padamu semua - yakni engkau semua juga berdosa jikalau tidak mentaati pimpinan orang yang sudah sah dibai'at." (Riwayat Muslim – Riyadhus Shalihin)



Dari Abu Bakrah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang merendahkan seseorang sultan - penguasa negara, maka ia akan direndahkan oleh Allah."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan (Riyadhaus Shalihin)



Rasa kasih mengasih antara rakyat dan pemerintah mesti dicetuskan dan di tanam betul betul kerana dari kasih sayang baru datang taat.

Perintah taat kepada pemerintah adalah bukan datang dari pemerintah tetapi datangnya dari Allah berdasarkan ayat An Nisa tadi. Maka kalau rakyat menderhaka dengan pemerintah ertinya mereka menderhaka dengan Allah. Kalau pemerintah tidak hukum pun Allah pasti akan menghukum di akhirat kelak.

Namun SYARAT ketaatan rakyat kepada pemerintah adalah selagi pemerintah taat dengan Allah. Rakyat hanya wajib taat kepada perkara yang baik baik yang tidak melanggar larangan Allah. Manakala atas perkara yang melanggar larangan Allah rakyat tidak wajib lagi taat kepadanya. Berdosa pula taat kepada pemerintah yang menganjur rakyat untuk buat perkara yang dilarang (derhaka) kepada Allah.

Rasulullah bersabda maksudnya:” Tiada ketaatan kepada makhluk dalam soal menderhaka kepada Allah”

Wallahu’alam.


kredit: Amri el Wahab


Salam Ukhuwah..~

Tiada ulasan:

Catat Ulasan