Allah ta'ala telah meletakkan kejayaan dunia dan akhirat dalam agama. Lailaha ilallah..~
Selasa, 28 Februari 2012
Kisah Nabi Sulaiman A.S... Dan Pemuda Yang Berbakti Kepada Ibu Bapa
Nabi Sulaiman as adalah anak kepada Nabi Daud as. Sejak kecil lagi Nabi Sulaiman as sudah pandai memberi pendapat yang adil dalam satu-satu hal.
Setelah wafatnya Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as membesarkan kerajaan di bawah pimpinannya.
Pada suatu hari, Nabi Sulaiman as mengadakan perjalanan bersama rombongannya yang terdiri daripada manusia dan jin. Tujuannya adalah untuk melihat kebesaran Allah swt.
Perjalanan mereka pun tiba di tepi laut, tiba-tiba Nabi Sulaiman as terpandang suatu benda yang menakjubkan di dalam laut. Dia memerintahkan pada jin Ifrit, “Wahai Ifrit, cuba kamu lihat ke dalam laut, ada suatu benda yang menakjubkan aku, oleh itu kamu bawakan ia kemari”.
Jin Ifrit yang sememangnya gagah tak banyak bercakap kerana takut akan murka Nabi Sulaiman as dan terus menyelam ke dasar laut, namun dia tidak berjumpa apa-apa.
Kemudian Nabi Sulaiman as menyuruh jin yang lain menyelam untuk mendapatkan benda terbabit, namun malangnya jin tersebut pun gagal berbuat demikian.
Akhirnya Nabi Sulaiman as pun berkata kepada Ashif bin Barkhiya, yakni orang yang mendapat ilmu terus dari Allah swt, “Sekarang aku perintahkan kepadamu agar pergi ke laut dan dapatkan benda ajaib yang aku maksudkan”.
Ashif bin Barkhiya pun menyelam dan terlihat suatu benda yang menyerupai kubah yang diperbuat dari kapur putih.
Dengan kekuatan yang luar biasa, Ashif bin Barkhiya membawa naik kubah ajaib tersebut dari dasar laut dan mempersembahkan kepada Nabi Sulaiman as.
Apabila Nabi Sulaiman as melihat kubah itu dan berkata, “Wah, alangkah indahnya benda ini, tapi mengapakah aku tidak dapat melihat isi kandungan dalam benda ini padahal Allah swt telah memberikan mukjizat yang mana penglihatanku dapat menembusi segala sesuatu”.
Nabi Sulaiman as pun berdoa kepada Allah swt supaya dia dapat melihat isi di dalam kubah berkenaan dan Allah swt memperkenankan doanya. Sejurus selepas berdoa, maka terbukalah kubah tersebut dan Nabi Sulaiman as melihat ada seorang pemuda yang sedang sujud dan bertasbih memuji Allah swt.
Nabi Sulaiman as lalu berkata, “Maha suci Allah lagi Maha Besar”. Mendengar seruan Nabi Sulaiman as, maka pemuda itu pun bangun dari sujud lalu memberi salam.
Nabi Sulaiman as menjawab salam dan memulakan pertanyaan, “Siapakah kamu wahai pemuda! Adakah kamu malaikat, jin atau pun manusia?” Jawab pemuda itu, “Aku hanyalah seorang manusia biasa”.
Nabi Sulaiman as bertanya lagi, “Apakah yang membuat kamu memperolehi kemuliaan sedemikian rupa? Apakah amal yang pernah engkau kamu lakukan sehingga Allah swt menurunkan rahmat dan berkah yang tidak ternilai ini kepada kamu?” Pemuda itu berkata, “Saya berbakti kepada kedua ayah dan ibuku”.
Nabi Sulaiman as bertanya lagi, “Bagaimanakah kamu berbakti kepada orang tuamu?”
Jawab pemuda itu, “Saya memelihara mereka berdua sehingga mereka lanjut usia. Kedua ayah dan ibuku adalah orang yang soleh, mereka sangat takut dan ta'at kepada Allah swt. Sejak saya kecil hingga dewasa, mereka memelihara saya dengan baik sekali, mereka juga selalu mendoakan saya agar saya menjadi seorang yang soleh. Bapa saya meninggal dunia dalam usia lanjut dalam pemeliharaan saya dan yang tinggal hanya ibu saya yang sudah tua, lemah dan sakit serta matanya buta dan kakinya lumpuh”.
Sambung pemuda itu lagi, “Saya satu-satunya orang yang merawat dan menguruskan keperluannya. Saya selalu mengangkatnya untuk mandi dan saya memandikannya. Segala urusan makan dan minum saya uruskan dan sayalah yang menyuap makanan padanya. Ibu saya selalu mendoakan supaya saya dikurniakan ketenangan dan kepuasan dalam hidup serta memberikan saya setelah wafatnya sebuah tempat yang bukan di dunia atau pun di langit. Setelah ibu saya wafat, saya berjalan-jalan di tepi laut dan saya lihat ada suatu kubah dari mutiara. Saya mendekati kubat tersebut dan pintu kubah terbuka. Apabila saya masuk ke dalam, pintu kubah ini tertutup, maka tidaklah saya ketahui sama ada saya berada di bumi atau langit”.
Nabi Sulaiman as bertanya, “Kamu hidup di zaman mana?” Pemuda itu menjawab, “Saya hidup di zaman Nabi Ibrahim as”.
Nabi Sulaiman as mengirakan umur pemuda tersebut dan dalam kiraannya umur pemuda itu telah mencapai 14,000 tahun, tetapi tiada satu uban pun pada rambutnya.
Nabi Sulaiman lalu bertanya, “Apakah tuan merasakan nikmat Allah swt? Bagaimana Allah swt memberikan rezeki padamu dalam kubah ini?” Pemuda itu berkata, “Setelah saya berada di dalam kubah ini, maka tahulah saya bahawa Allah swt telah menciptakan syurga khusus buat saya”.
Nabi Sulaiman as teringin sangat melihat syurga yang pemuda itu katakan. Kemudian pemuda itu pun berdoa kepada Allah swt lalu suasana di dalam kubah yang gelap tiba-tiba bertukar menjadi terang-benderang.
Terkejut Nabi Sulaiman as sambil berkata, “Maha suci Allah swt seru sekian alam”. Satu pemandangan yang tak ada di dunia ini terpampang di hadapan Nabi Sulaiman as dan rombongannya di mana terdapat pokok-pokok, kebun yang indah, kolam air susu dan madu serta suara-suara yang merdu di dalamnya.
Pemuda itu berkata, “Jika saya lapar, saya makan bermacam-macam buah-buahan yang pelbagai macam cita rasa, semua makanan yang saya ingin akan tersedia dan kalau saya haus, akan tersedia pula bermacam-macam jenis minuman yang paling lazat”.
Nabi Sulaiman as bertanya lagi, “Bagaimana kamu dapat mengetahui siang atau malam?” Jawab pemuda itu, “Apabila terbit fajar maka kubah ini akan menjadi putih dan apabila matahari terbenam kubah ini akan menjadi gelap”.
Kata pemuda itu lagi, “Cukuplah, sebab saat ini saya harus mengadap kembali pada Allah swt untuk solat dan zikir, bertasbih dan mengsucikan serta memuji kebesaranNya”.
Nabi Sulaiman as dan rombongannya segera keluar dari kubah tersebut dan pemuda itu berdoa kepada Allah swt, lalu tertutuplah kembali kubah itu. Nabi Sulaiman as termenung sejenak memikirkan peristiwa yang dilihatnya sebentar tadi dan mengarahkan Ashif bin Barkhiya untuk membawa kubah tersebut kembali ke dalam laut di tempat asalnya.
Setelah itu Nabi Sulaiman as berkata kepada rombongannya, “Untuk pertama kali aku menjumpai tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah swt, aku bersyukur kepada Allah swt dan semoga bertambah iman dalam sanubariku. Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah dan aku bersaksi bahawa tiada tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan tiada daya dan kekuatan apa pun di dunia ini melainkan dengan kehendak Allah swt”.
Kepada semua pembaca, kasihlah kepada ibu bapa kita sementara mereka masih ada di dunia dan kasihanilah mereka seperti mana mereka mengasihani kita sewaktu kecil.
Fikirlah sejenak, apakah sumbangan kita terhadap keduanya? Apakah sudah cukup kasih sayang dan perhatian kita untuk mereka? Sudah cukupkah bakti yang kita lakukan semasa usia mereka lanjut dimamah usia?
Adakah kita ini tergolong dari golongan yang berbakti kepada ibu bapa? Bersama kita renungkan dan kita amalkan, insya'Allah. Ingatlah, doa ibu bapa terhadap anaknya adalah mujarab dan tiada hijab antaranya dengan Allah.
kredit: tulahan
Salam Ukhuwah..~
kagum....
BalasPadam