Khamis, 28 April 2011

Paul Martin Mengucap Syahadah Di Kedai Ais Krim


Paul Martin masih seorang mahasiswa ketika beliau memutuskan untuk memeluk Islam di Manchester empat tahun lalu. Bosan dari apa yang ia lihat sebagai gaya hidup hedonistik dari banyak teman-temannya di universiti, ia mulai tertarik kepada apa yang dia sebut "penekanan Islam pada mencari pengetahuan".

Seperti yang dilaporkan oleh lamanweb The Independent, pertemuan pertama kalinya dengan seorang Muslim telah mengubah hidupnya.

"Aku menyukai cara para mahasiswa Islam mengatur diri mereka sendiri. Sangat menyenangkan untuk berfikir terhadap orang yang memiliki satu pasangan untuk hidup dan tidak melakukan apapun yang berbahaya untuk diri mereka," katanya.

Suatu hari, secara ia suka-suka membaca terjemahan Alquran. "Aku kagum melihat penekanan besar Islam terhadap ilmu pengetahuan," akunya.

"Lalu aku diperkenalkan oleh seorang teman Muslim, seorang doktor yang beberapa tahun lebih tua dariku. Kami pergi minum kopi dan kemudian beberapa minggu kemudian berjanji bertemu di sebuah kedai ais krim," ujarnya.

Dalam pertemuan itulah, ia menyatakan hasrat ingin menjadi seorang Muslim. "Aku bersyahadat saya di sana, di kedai ais krim itu," ujarnya. Ia mengakui beberapa orang ingin menjadikan semuanya dengan cara formal dan melakukannya di masjid, tapi baginya, agama bukanlah sesuatu hal yang fizikal. "Agama adalah tentang apa yang ada dalam hatimu."

Ia mengaku tidak pernah ke masjid sebelum menjadi seorang Muslim. Baginya, masjid sedikit "menakutkan". Ia pernah mendengar pendapat, ke masjid dilarang mengenakan seluar jins, T-shirt, dan jaket. "Sekarang di masjid saya di Leeds, berbagai bahasa yang diucapkan dan ada banyak mualaf," katanya.

Ia mengaku tak ada pegangan yang berarti di dalam keluarganya. "Dengan keluarga, aku melakukannya secara bertahap. Tidak terus pulang dan menyatakan bahawa aku telah menjadi seorang Muslim. Ada proses yang panjang sebelum aku bersyahadat, di mana aku tidak mau makan babi dan minum," ujarnya, yang mengaku selalu menghabiskan akhir minggu dengan makan malam bersama. bahkan, ibunyalah yang berinisiatif selalu mencari daging domba halal untuk keperluan itu.

Paul kini main mantap berislam. Apalagi beberapa tahun setelah bersyahadat, ia berkesempatan menunaikan ibadah haji.

kredit: greenboc


Salam Ukhuwah..~

Tiada ulasan:

Catat Ulasan