Khamis, 8 Ogos 2013

Khuatir Amalan Tidak Di Terima



Firman Allah, 

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut.” 
(Al Mu’minun: 60)

Para ulama salaf terdahulu sangat bersemangat untuk menyempurnakan amalan mereka, kemudian mereka berharap agar amalan tersebut diterima oleh Allah dan sangat khuatir jika tertolak.

Ibnu Diinar mengatakan, “Tidak diterimanya amalan, lebih ku khuatirkan daripada banyak beramal.”

Abdul Aziz bin Abi Rawwad berkata, “Saya menemukan para salaf begitu semangat untuk melakukan amalan solih. Apabila telah melakukannya, mereka merasa khuatir apakah amalan mereka diterima atau tidak.”


‘Umar bin ‘Abdul Aziz berkata semasa beliau berkhutbah pada hari raya Idul Fitri, 

“Wahai sekalian manusia, kalian telah berpuasa selama sebulan. Kalian pun telah melaksanakan solat tarawih setiap malamnya. Kalian pun keluar dan memohon pada Allah agar amalan kalian diterima. Namun sebagian salaf malah bersedih ketika hari raya Idul Fitri. Dikatakan kepada mereka, “Sesungguhnya hari ini adalah hari penuh kebahagiaan.” Mereka malah mengatakan, “Kalian benar. Akan tetapi aku adalah seorang hamba. Aku telah diperintahkan oleh Rabbku untuk beramal, namun aku tidak mengetahui apakah amalan tersebut diterima atau pun tidak.” 
(Lathaif Al Ma’arif, 368-369).

Ada yang mengatakan para salaf biasa memohon kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Baki lagi enam bulan, mereka memohon kepada Allah agar amalan mereka diterima.

Wallahu a'lam.

Taqobbalallahu minna wa minkum. (Semoga Allah menerima amalan kami dan amalan kalian)

kredit: rakangroup


Salam Ukhuwah..~

Tiada ulasan:

Catat Ulasan