Jumaat, 25 Januari 2013

Beberapa Pertanyaan Tentang Syurga




Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan syurga yang mungkin sebagian kaum muslimin belum mengetahuinya.

Makanan apakah yang pertama kali dihidangkan ketika masuk ke dalam syurga?

Permasalahan seperti ini tidak diketahui kecuali dengan pengkhabaran Allah s.a.w. atau Rasul-Nya s.a.w. Pertanyaan tersebut dijawab dengan hadith berikut:


عن أَنَسٌ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ سَلَامٍ بَلَغَهُ مَقْدَمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَأَتَاهُ يَسْأَلُهُ عَنْ أَشْيَاءَ فَقَالَ إِنِّي سَائِلُكَ عَنْ ثَلَاثٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا نَبِيٌّ مَا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ وَمَا أَوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أَهْلُ الْجَنَّةِ وَمَا بَالُ الْوَلَدِ يَنْزِعُ إِلَى أَبِيهِ أَوْ إِلَى أُمِّهِ قَالَ أَخْبَرَنِي بِهِ جِبْرِيلُ آنِفًا قَالَ ابْنُ سَلَامٍ ذَاكَ عَدُوُّ الْيَهُودِ مِنْ الْمَلَائِكَةِ قَالَ أَمَّا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ فَنَارٌ تَحْشُرُهُمْ مِنْ الْمَشْرِقِ إِلَى الْمَغْرِبِ وَأَمَّا أَوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فَزِيَادَةُ كَبِدِ الْحُوتِ وَأَمَّا الْوَلَدُ فَإِذَا سَبَقَ مَاءُ الرَّجُلِ مَاءَ الْمَرْأَةِ نَزَعَ الْوَلَدَ وَإِذَا سَبَقَ مَاءُ الْمَرْأَةِ مَاءَ الرَّجُلِ نَزَعَتْ الْوَلَدَ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ.


(1) Artinya: Diriwayatkan dari Anas radhiallahu ‘anhu bahwa ‘Abdullah bin Salam ketika mendengar kedatangan Nabi s.a.w. dia mendatanginya dan bertanya tentang beberapa perkara. Dia berkata, “Saya ingin bertanya kepadamu tiga hal yang tidak ada yang mengetahui jawabannya kecuali Nabi. Apa tanda pertama dari tanda-tanda hari kiamat? Apa makanan yang pertama kali dimakan oleh penduduk syurga? Apa yang menyebabkan seorang anak mirip dengan bapak atau ibunya?” Baginda s.a.w. pun menjawab, “Jibril baru saja memberitahuku.” Kemudian Ibnu Salam mengatakan, “Dia adalah musuhnya orang-orang Yahudi dari kalangan malaikat.” Kemudian Rasulullah s.a.w. melanjutkan, “Tanda pertama dari tanda-tanda hari kiamat adalah munculnya api yang dapat mengumpulkan manusia dari timur ke barat. Adapun makanan yang pertama kali dimakan oleh penduduk syurga adalah daging kecil yang menempel di hati ikan. Adapun masalah anak, jika air laki-laki mendahului air wanita (untuk sampai ke rahim), maka akan menyerupai ayahnya, jika air wanita mendahului air laki-laki (untuk sampai ke Rahim), maka akan menyerupai ibunya.” Kemudian ‘Abdullah bin Salam pun mengucapkan, “Asyhadu an La ilaha illallah wa annaka rasulullah (Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwasanya Anda adalah Rasulullah).”

Jadi, yang menjadi hidangan pertama yang disediakan oleh Allah s.w.t. untuk penduduk syurga adalah daging kecil yang menempel di hati ikan. Akan tetapi, perlu di ingatkan bahwa apa-apa yang ada di syurga tidak akan sama dengan apa-apa yang ada di dunia. Apabila disebutkan seperti itu, bukan berarti dia sangat mirip dengan apa yang ada di dunia saat ini. Yang sama hanyalah namanya saja. Tentunya apa yang ada di syurga tidak akan terbayang kelezatannya, kenikmatan dan kemewahannya.

1. Berapakah jumlah pintu surga dan apa saja namanya?

Kita semua mengetahui bahwa syurga memiliki pintu. Akan tetapi, berapakah jumlah pintu syurga? Jumlah pintu syurga dijelaskan pada hadith berikut:

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لَا يَدْخُلُهُ إِلَّا الصَّائِمُونَ.


(2) Artinya: Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda, “Syurga memiliki delapan pintu. Ada pintu yang diberi nama Ar-Rayyan. Tidak ada yang memasukinya kecuali orang-orang yang sering berpuasa saja.”

Jadi, jumlah pintu syurga adalah delapan buah. Pada hadith di atas disebutkan salah satu namanya. Apa ada keterangan dari hadits-hadits yang menunjukkan nama pintu-pintu yang lain?

Ya ada, para ulama telah menyepakati empat nama pintu-pintu syurga dan mereka berbeda pendapat untuk empat yang lainnya. Empat nama pintu syurga yang mereka sepakati adalah: pintu shalat, pintu jihad, pintu Rayyan dan pintu shadaqah. Hal ini termaktub di dalam hadith berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : (( مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ نُودِىَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ ، هَذَا خَيْرٌ . فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ )) . فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ – رضى الله عنه – بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى يَا رسول الله … فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ: (( نَعَمْ . وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ )) .


(3) Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda, “Barang siapa yang memberi nafkah dua orang suami istri di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari balik pintu-pintu syurga ‘Wahai hamba Allah! Pintu ini bagus (untukmu).’ Barang siapa yang termasuk orang-orang yang suka shalat, maka akan dipanggil dari pintu shalat. Barang siapa yang termasuk orang-orang yang suka berjihad, maka akan dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa yang termasuk orang-orang yang suka berpuasa, maka akan dipanggil dari pintu Rayyan. Barang siapa yang termasuk orang-orang yang suka bersedekah, maka akan dipanggil dari pintu Shadaqah.”Abu Bakr radhiallahu ‘anhu berkata, “Demi bapak dan ibuku, ya Rasulullah!…Apakah ada orang yang dipanggil dari keseluruhan pintu-pintu tersebut?” Baginda s.a.w. pun menjawab, “Ya, saya berharap kamu termasuk di antara mereka.”

Adapun empat pintu yang lainnya, para ulama berbeda pendapat. Apabila dikumpulkannya, sebagai berikut:

1. Pintu At-Taubah

2. Pintu Al-Kadzhimin al-ghaizh wal-‘Afina ‘anin-Nas (Pintu orang-orang yang dapat menahan marah dan memaafkan orang lain)

3. Pintu Ar-Radhina (Orang-orang yang ridha)

4. Pintu Al-Aiman (Orang-orang yang berada di kanan)

5. Pintu Al-Hajj (haji)

6. Pintu Al-‘Amal (amal)

7. Pintu Ash-Shabirin (orang-orang yang bersabar)

8. Pintu Al-Hafidzhin (Orang-orang yang menjaga diri)

9. Pintu Al-‘Ilm (ilmu)

10. Pintu Utama sebelum penduduk syurga memasuki pintu yang lainnya dan ada beberapa lagi pendapat yang lainnya.

2. Tempat apakah yang tertinggi di syurga?

Apakah syurga firdaus? Ternyata bukan. Ada suatu tempat yang tidak ada yang menempatinya kecuali Nabi Muhammad s.a.w. Nama tempat tersebut disebutkan pada hadith berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ


(4) Artinya: Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash bahwasanya dia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, “Jika kalian mendengar muazin berazan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan olehnya! Kemudian, bersalawatlah kepadaku! Sesungguhnya barang siapa yang bersalawat kepadaku satu salawat, maka aku akan bersalawat untuknya sebanyak sepuluh kali. Kemudian mintakanlah kepada Allah s.a.w. untukku Al-Washilah. Sesungguhnya itu adalah suatu tempat di syurga yang tidak diperuntukkan kecuali hanya kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Aku berharap, akulah hamba itu. Barang siapa yang memintakan untukku Al-Washilah, maka halal baginya syafa'atku.”

Tempat tertinggi di syurga adalah Al-Washilah. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk memohonkan kepada Allah setelah adzan agar Allah s.w.t. memberikan Al-Washilah untuk Nabi s.a.w. ketika di surga.

3. Tempat apakah yang terendah di surga?

Selain memiliki tempat yang tertinggi syurga juga memiliki tempat yang terendah. Seperti apa tempat terendah di syurga. Marilah kita perhatikan hadith berikut ini:

عن الْمُغِيرَةَ بْنَ شُعْبَةَ « سَأَلَ مُوسَى رَبَّهُ مَا أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً قَالَ هُوَ رَجُلٌ يَجِىءُ بَعْدَ مَا أُدْخِلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ فَيُقَالُ لَهُ ادْخُلِ الْجَنَّةَ. فَيَقُولُ أَىْ رَبِّ كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ وَأَخَذُوا أَخَذَاتِهِمْ فَيُقَالُ لَهُ أَتَرْضَى أَنْ يَكُونَ لَكَ مِثْلُ مُلْكِ مَلِكٍ مِنْ مُلُوكِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ رَضِيتُ رَبِّ. فَيَقُولُ لَكَ ذَلِكَ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ. فَقَالَ فِى الْخَامِسَةِ رَضِيتُ رَبِّ. فَيَقُولُ هَذَا لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ وَلَكَ مَا اشْتَهَتْ نَفْسُكَ وَلَذَّتْ عَيْنُكَ.
فَيَقُولُ رَضِيتُ رَبِّ.


(5) Artinya: Diriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu’bah bahwasanya dia berkata, “Musa‘alaihissalam bertanya kepada Rab-nya, ‘Tempat apakah yang terendah di syurga?’ Allah berkata, ‘Dia adalah orang yang dimasukkan ke dalam syurga setelah orang-orang dimasukkan ke dalam syurga. Kemudian dikatakan kepadanya: masuklah ke dalam syurga. Kemudian orang itu berkata, ‘Ya, wahai Rab-ku! Tetapi orang-orang telah menempati tempat-tempat mereka dan telah mengambil bagian-bagian mereka?’ Kemudian dikatakan padanya, ‘Apakah kamu ridha jika engkau memiliki kerajaan seperti raja di antara raja-raja di dunia?’ Dia berkata, ‘Ya, saya ridha, ya Rab?’ Kemudian Allah melanjutkan perkataanya, ‘Untukmu kerajaan itu ditambah dengan yang semisalnya kemudian semisalnya kemudian semisalnya kemudian semisalnya.’ Kemudian orang tersebut berkata pada kali yang kelima, ‘Saya telah ridha, wahai Rab!’ Kemudian Allah melanjutkan perkataannya, ‘Itu semua untukmu dan bagimu sepuluh kali lipat dari itu serta bagimu seluruh apa yang dikehendaki oleh jiwamu dan yang disenangi oleh matamu.’.”

Inilah tempat terendah di syurga lima kali lipat kenikmatan raja di dunia ditambah sepuluh kali lipat dari kenikmatan itu, ditambah lagi seluruh apa yang dikehendaki oleh jiwa seseorang dan juga seluruh apa yang disenangi oleh matanya. Kenikmatan yang terendah di surga saja seperti ini masih tidak bisa terbayangkan oleh kita, bagaimana dengan syurga Firdaus? Syurga tertinggi yang kita diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. untuk memintanya kepada Allah.

4. Jenis manusia seperti apakah yang paling banyak di syurga?

Mengetahui jawaban dari soal di atas sangatlah penting. Jawaban dari soal tersebut terdapat pada hadith berikut:

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ عَنْ النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ: (( اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ.))


(6) Artinya: Diriwayatkan dari ‘Imran bin Hushain bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda, “Saya telah melihat penduduk syurga. Dan saya melihat kebanyakan penduduknya adalah orang-orang fakir. Saya juga melihat ke neraka. Dan saya melihat kebanyakan penduduknya adalah wanita.”

Jenis manusia yang paling banyak di syurga adalah orang-orang miskin, sedangkan yang paling banyak di neraka adalah wanita. Bagaimana jika orang tersebut adalah orang kaya dan juga seorang wanita? Tentu kesempatan untuk masuk ke dalam neraka sangat besar sekali.

5. Apakah jumlah laki-laki lebih banyak di syurga dibandingkan dengan wanita?

Tidak ditemukan dalil yang pasti yang menjelaskan permasalahan ini. Akan tetapi, sebagian ulama mengatakan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak bila dibandingkan dengan wanita dengan hadith berikut:

عن عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فِي هَذَا الشِّعْبِ إِذْ قَالَ: (( انْظُرُوا هَلْ تَرَوْنَ شَيْئًا؟ )) فَقُلْنَا نَرَى غِرْبَانًا فِيهَا غُرَابٌ أَعْصَمُ أَحْمَرُ الْمِنْقَارِ وَالرِّجْلَيْنِ, فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: (( لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ النِّسَاءِ إِلَّا مَنْ كَانَ مِنْهُنَّ مِثْلَ هَذَا الْغُرَابِ فِي الْغِرْبَانِ.))

(7) Artinya: Diriwayatkan dari ‘Amr bin ‘Ash radhiallahu ‘anhu bahwasanya dia berkata, “Sewaktu kami bersama Rasulullah di tempat ini, tiba-tiba Baginda s.a.w. berkata, ‘Lihatlah ke arah sana! Apakah kalian melihat sesuatu?’ Kami pun menjawab, ‘Kami melihat banyak burung gagak, di antara burung-burung gagak itu ada satu burung yang paruh dan kakinya agak kemerahan.’ Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda, ‘Para wanita tidak ada yang masuk ke dalam surga kecuali hanya seperti burung gagak itu dibandingkan dengan burung-burung gagak yang banyak itu.’.”

Jika pembaca adalah seorang wanita, maka mudah-mudahan pembaca termasuk yang sedikit itu. Dan mudah-mudahan Allah memasukkan kita semua ke dalam syurga-Nya. Amin.

6. Apakah di surga ada pasar (suuq)?

Di syurga terdapat pasar (suuq) yang digunakan sebagai tempat berkumpul penduduk syurga. Pasar syurga tentu berbeda dengan pasar di dunia. Hal tersebut dijelaskan di dalam hadith berikut:

عنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ: (( إِنَّ فِي الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِي وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالًا فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدْ ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالًا فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ وَاللَّهِ لَقَدْ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالًا فَيَقُولُونَ وَأَنْتُمْ وَاللَّهِ لَقَدْ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالًا.))


(8) Artinya: Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda, “Sesungguhnya di syurga ada pasar. Mereka mendatanginya setiap hari Juma'at. Kemudian berhembuslah angin dan mengenai wajah-wajah dan pakaian-pakaian mereka. Dengan demikian, bertambah bagus dan bertambah tampanlah mereka. Kemudian mereka kembali kepada keluarga mereka dengan keadaan lebih bagus dan lebih tampan. Kemudian keluarga mereka pun berkata kepadanya, ‘Demi Allah! Kalian sekarang bertambah bagus dan tampan.’ Kemudian mereka menjawab, ‘Kalian juga demikian. Kalian bertambah bagus dan tampan.’.”

Itulah penduduk syurga, Allah selalu menambahkan kenikmatan dan keindahan kepada mereka. Berbeda dengan penduduk neraka, Allah s.w.t. akan menambahkan azab mereka dengan azab yang pedih.

7. Kenikmatan apa yang paling nikmat yang diberikan oleh Allah ketika di syurga?

Inilah pertanyaan yang sangat penting untuk kita pahami jawabannya, karena sebagian kaum muslimin tergelincir dan jatuh ke dalam pemahaman yang sesat. Rasulullah s.a.w.  mengkhabarkan di dalam hadithnya:

عَنْ صُهَيْبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنْ النَّارِ قَالَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ.

(9) Artinya: Diriwayatkan dari Shuhaib radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda, “Jika penduduk syurga telah memasuki syurga, Allah tabaraka wa ta’ala berkata, ‘Apakah kalian menginginkan sesuatu yang akan Aku tambahkan kepada kalian?’ Mereka berkata, ‘Bukankan engkau telah memutihkan wajah-wajah kami dan telah memasukkan kami ke dalam syurga serta menyelamatkan kami dari neraka?’ Kemudian Allah menyingkap hijabnya (penghalangnya). Tidaklah mereka diberikan sesuatu yang lebih mereka cintai daripada melihat wajah Rab mereka.”

Inilah kenikmatan yang paling nikmat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada penduduk syurga, yaitu diperkenankan untuk melihat wajah Allah subhanahu wa ta’ala.

Penduduk syurga akan melihat Allah di syurga dengan mata kepala mereka sendiri. Tidak ada sesuatu apapun yang menghalangi penglihatan tersebut. Mereka tidak melihat dengan mata hati mereka sebagaimana diyakini oleh sebagian kaum muslimin yang menyimpang. Dalil yang menunjukkan hal tersebut, sebagai berikut:

عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةً يَعْنِي الْبَدْرَ فَقَالَ إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ

(10) Artinya: Diriwayatkan dari Jarir bin ‘Abdillah radhiallahu ‘anhu bahwasanya dia berkata, “Dulu ketika kami sedang berada di dekat Nabi s.a.w, Rasulullahs s.a.w. melihat ke bulan di malam bulan purnama. Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya kalian akan melihat Rab kalian sebagaimana kalian melihat bulan itu. Kalian tidak akan terhalangi (dengan sesuatu apapun)/tidak mengalami kesusahan ketika melihat-Nya.’.”

{ وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23) }

(11) Artinya: “(22) Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. (23) Kepada Tuhannyalah mereka Melihat.” (QS Al-Qiyamah : 22-23)

Dua dalil di atas dengan jelas bahwa kaum mukminin di syurga akan dapat melihat wajah Allah dengan nyata.

kredit: 
Ustadz Said Yai


Salam Wasatiyyah..~

Tiada ulasan:

Catat Ulasan