Sabtu, 31 Ogos 2013

Armageddon



Armageddon adalah perang persekutuan internasional (multinasional) di mana kaum muslimin dan kaum Rum (Eropah dan Amerika) tidak diragukan lagi akan bersatu menjadi satu puak, kemudian mereka akan melawan suatu musuh yg bersyarikat yg mana mereka itu belum kita ketahui, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

“Kamu akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman, lalu kamu akan berperang bersama mereka melawan suatu musuh dari belakang mereka. Maka kamu akan selamat dan mendapat harta rampasan perang, kemudian kamu akan sampai ke sebuah padang rumput yg luas dan berbukit-bukit, maka berdirilah seorang lelaki dari kaum Rum. Lalu dia mengangkat tanda salib dan berkata: “salib telah menang”, maka datanglah kepadanya seorang lelaki dari kalangan kaum muslimin dan membunuh lelaki Rum tersebut, lalu kaum Rum mengkhianat dan terjadilah peperangan demi peperangan. Dimana mereka akan bersatu menghadapi kamu dibawah 80 bendera dan dibawah setiap bendera terdapat 12000 tentera” Hadis sahih diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah.

Apakah perang Armageddon itu? Perang Armageddon itu ialah:

-Peristiwa besar dan perang penghancuran.

-Pertemuan strategi perang raksasa yang sudah dekat waktunya.

-Perang persekutuan international yang akan tercetus yang sedang ditunggu oleh seluruh penduduk bumi pada masa ini.

-Ia adalah perang politik dan agama.

-Ia adalah perang raksasa dari banyak pihak.

-Ia adalah peperangan yang paling besar dan dahsyat dalam sejarah.

-Ia adalah awal dari kemusnahan.

-Ia adalah perang yang dimulai dengan menyeluruhnya “perdamaian palsu” sehingga ada orang berkata “perdamaian sudah datang” (Padahal keadaan adalah sebaliknya).

Perkataan Ahli Kitab tentang Armageddon(sebahagiannya):

1.Dalam kitab wahyu (reveletion) 16:16: “dan roh-roh syaitan mengumpulkan sekelian tentera dunia di sebuah tempat bernama Armegeddon” (Injil :hal:388)

2.Ronald Reagen berkata: “ sesungguhnya generasi ini adalah generasi yg akan melihat Armageddon.”

3.Jimmy Sujjest berkata: “aku berkeinginan agar aku dapat mengatakan bahawa kita akan dapat mencapai perdamaian, akan tetapi saya percaya perang Armageddon akan berlaku. Sesungguhnya perang Armageddon akan datang dan berkecamuk di lembah “Mageddo”, dia akan datang, mereka boleh sahaja menandatangani perjanjian2 perdamaian yang mereka inginkan. Sesungguhnya hal itu tidak akan merealisasikan apapun kerana ia merupakan hari-hari hitam di masa akan datang.”

kredit: buku “Perang Armageddon & kedatangan Imam Mahadi” Pustaka Syuhada


Salam Ukhuwah..~

Jumaat, 30 Ogos 2013

Kaedah Menyuburkan Jiwa

Cahaya pelita yang menerangi rumah kita perlu kita cuci cerminnya setiap hari. Sumbunya perlu dibersihkan dari jelaga dan minyak perlu ditambah sebelum dinyalakan pelita tersebut. Begitu juga dengan jiwa kita perlu disuburkan agar ia tetap segar sesuai dengan kehendak Azali. Antara kaedah-kaedah penyuburan jiwa adalah seperti berikut;

i. Muraqabah selalu kepada Allah

Apabila seseorang muslim yang hendak melakukan sesuatu pekerjaan mengetahui bahawa Allah selalu melihat dan selalu bersamanya dan juga mengawasi gerak-gerinya insya Allah dia akan sentiasa bertindak mengikut apa yang dikehendaki oleh Allah didalam Al-Quran dan As-Sunnah.

ii. Selalu ingat kepada kematian dan kehidupan selepasnya.

Seseorang itu harus menanamkan didalam hatinya akan kepastian ajal yang akan menjemputnya dalam waktu yang singkat mahupun lama. Dia harus juga membayangkan jannah (syurga) yang cantik dan indah. Dengan cara ini hati akan sentiasa peka dan akan menimbulkan rasa takut kepada Allah yang akhirnya akan menghasilkan amal saleh untuk menghadapi kematiannya.

iii. Membayangkan hari akhirat dan kejadian di dalamnya.

Hendaklah membayangkan peristiwa besar yang akan terjadi di akhirat nanti seperti kenikmatan ahli syurga dan kesengsaraan ahli neraka. Ini akan melahirkan rasa tunduk, tawadhu’ dan khusyuk. Ini juga akan merangsang seseorang untuk bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah.

iv. Memperbanyakkan tilawatil Al-Quran dengan tadabbur.

Tilawah yang diiringi kehadiran hati akan melahirkan kekhusyukan, dapat mempertajamkan pandangan hati dan menyembuhkan penyakit pada hati.

v. Hidup akrab bersama Rasul dengan mengikuti sirahnya.

Rasulullah s.a.w. merupakan uswatun hasanah dan figure atau idola yang sempurna bagi ummah. Sebagai manusia kita harus menyambung lidah para Nabi (da’wah-menegakkan islam) dan mencontohi perilaku Baginda semampu yang boleh. Antara beberapa contoh kehidupan Nabi yang harus diteladani iaitu:

a)Ibadahnya 

b)Kezuhudannya (cara Baginda berinteraksi dengan dunia) 

c)Ketaqwaannya (takutnya kepada Allah) 

d)Kesabaran dan kelembutannya 

e)Keteguhannya dalam memegang prinsip 

f)Kekuatan fizikalnya 

g)Keberaniannya


vi. Selalu bersahabat dengan orang-orang pilihan yang berhati bersih dan berilmu pengetahuan dien (agama).

Untuk menjadi muslim yang baik tidak cukup dengan hanya tekad dan usaha sendiri tetapi memerlukan bantuan daripada orang lain. Oleh itu kita perlu mencari seorang teman kerana teman mempunyai pengaruh yang cukup besar kepada jiwa seseorang individu. Ciri-ciri teman yang baik ialah:

a)Komitmen dengan syariat islam dengan niat yang tulus ikhlas, jujur dalam ketaatan dan istiqamah (berterusan) dalam beramal. 

b)Dalam diri mereka tidak nampak sama sekali kemaksiatan, bida'ah ataupun hal-hal yang menyalahi syara’. 

c)Mereka menyibukkan diri dengan kelemahan dan aib diri sendiri. 

d)Mereka beramar ma’ruf nahi mungkar dengan landasan kekuatan iman dan keberanian.

e)Diwajah mereka tampak ada cahaya keimanan. 

f)Mereka memerhatikan permasalahan umat islam dan bersemangat menghadapi pelbagai masalah yang dihadapi umat. 

g)Bergerak secara jujur demi tanggungjawab da’wah dan memiliki semangat yang ikhlas dalam jihad dan islahul ummah (memperbaiki ummah).


vii. Zikir di setiap waktu dan keadaan.

Didalam Al-Quran dan Al-Hadith banyak sekali kita temukan perintah untuk berzikir. Hal ini kerana zikir merupakan suatu perkara yang penting. Zikir merupakan wasilah diri kepada Allah. Dengan zikir insya Allah hati akan menjadi tenang dan jernih. Kita sekurang-kurangnya perlu mengamalkan serta menghafal zikir Al-Ma’thurat (disusun oleh Asy-Syahid Hassan Al-Banna) di waktu pagi, petang dan malam.

viii. Menangis disaat berkhalwat kerana takut kepada Allah.

Tangisan seorang mukmin sejati lahir daripada rasa takut kepada:

a)Kematian sebelum bertaubat. 

b)Istidraj (pemberian tanpa redha) dengan berbagai nikmat yang menyebabkan suul khatimah (mati tidak dalam iman yang benar kepada Allah). 

c)Sakaratul maut dan tercabutnya roh. 

d)Pertanyaan dua malaikat dan siksa kubur.

e)Hari hisab dan saat menyeberangi titian sirat. 

f)Neraka dan pelbagai siksanya. 

g)Diharamkan baginya syurga dan pelbagai kenikmatan.


Dengan perasaan sedih, hati akan menjadi kuat dan selalu berusaha keras untuk melaksanakan segala perintah Allah

ix. Bersungguh-sungguh membekali diri dengan ibadah-ibadah nafilah (mandub- baca sunnah).

Semakin dekat seseorang hamba kepada Rabb Nya dengan melakukan amalan sunat [seperti qiamullail (berjaga malam untuk beribadah) & solat sunat], semakin kuat serta suburlah pula jiwanya.

kredit: almukmeen


Salam Ukhuwah..~

Khamis, 29 Ogos 2013

Memelihara Kedamaian Hati


Salah satu tanda keperibadian seorang muslim itu adalah berzikir. Kita dianjurkan berdzikir setiap saat, dari bangun hingga tidur kembali. Secara harfiah, arti dzikir adalah mengingat Allah dengan menyebut nama-nama-Nya.

Insya Allah, dengan membiasakan lidah untuk mengucap kalimat-kalimat thayyibah, akan semakin mempertinggi ma'rifat kita kepada Allah swt. Dengan dekat kepada Allah, hati jadi tenang. Berikut ini adalah tujuh kalimat thayyibah yang harus menjadi penghias bibir umat setiap waktu.

1. Bismillahirrahmanirrahim.

Diucapkan setiap kita mengawali segala perbuatan. InsyaAllah, jika lidah kita terbiasa, perbuatan ini sudah menjadi refleks kita, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan buruk. Karena senantiasa kita diingatkan bahwa ada Allah yang melihat perbuatan kita.

Kalimat ini sekaligus mengingatkan kita, bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, termasuk diri kita yang hina ini. Juga setiap perbuatan kita, hendaknya semua berada di garis yang ditetapkan Allah. Dalam sebuah hadis Rasulullah menyatakan, "Bahwa setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan kalimat basmalah, maka perbuatan itu tak berkah."

2. Alhamdulillah

Inti dari ucapan dzikir ini adalah ungkapan rasa syukur atas kurnia dan rahmat Allah swt. Sesungguhnyalah, pancaran perasaan syukur adalah energi kehidupan yang sangat besar bagi manusia. Mereka yang paling banyak bisa bersyukur, bererti telah memiliki yang terbanyak dibanding orang lain.

Mengenai hal ini difirmankan dalam Qur’an Surah Ibrahim ayat 7,”bahwa Allah akan menambah rahmat nikmat-Nya kepada mereka yang mampu bersyukur. “

Dengan mengucap kalimat ini setiap selesai melakukan satu pekerjaan, manusia seakan menguatkan keyakinannya bahwa tak akan pernah terjadi sesuatupun tanpa campur tangan Allah. Jika sesuatu itu baik, dirasakan sebagai pertolongan Allah. Jika sesuatu itu kurang baik, tetap disyukuri dengan berkeyakinan bahwa itupun sudah lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Dan manakala seseorang telah terbiasa mengucap syukur untuk hal-hal yang kecil, maka ketika Allah menganugerahkan nikmat yang sedikit lebih besar, maka kenikmatan yang dirasakan orang tersebut akan berlipat ganda.

3. Astaghfirullah

Difirmankan dalam QS. Ali Imran 135, "Orang-orang yang berbuat kekejian atau menzalimi dirinya lalu ingat kepada Allah, maka minta ampunlah untuk mereka atas dosa-dosa yang dilakukan."

Sungguh Maha Suci Allah Yang Maha Sempurna. Setelah Ia ciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang secara sunnatullah bisa berbuat khilaf, sekaligus Ia berikan 'ubat' bagi kekhilafan tersebut. Bagi mereka yang pandai meminum ubat ini, maka mereka tak akan terserang penyakit hati yang lebih serius. Allah Maha Pengampun, terutama bagi siapapun yang segera bertobat begitu sadar telah berbuat khilaf.

Ummat Islam harus membasahkan bibir mereka dengan istighfar ini, sehingga noda-noda dosa yang sempat menempel sedikit demi sedikit setiap hari tidak segera menumpuk menjadi noktah hitam yang tebal. Semakin lama noda-noda ini tertumpuk, akan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya. Maka benarlah bahwa kebanyakan kesalahan besar berawal dari kekeliruan-kekeliruan kecil yang tidak dibenari.

Sayangnya, seringkali manusia terlambat menyadari kekhilafannya itu. Untuk menghindari keterlambatan taubat, maka dianjurkan untuk istiqamah mengucapkan zikir ini setiap hari, terutama setelah shalat, walau dirasakan tak ada kesalahan yang diperbuat. Rasulullah saw sendiri, yang sudah dijamin ma'shum, (terjaga dari dosa), dalam sehari mengucap istighfar setidaknya 100 kali.

4. Insya Allah

Diucapkan ketika seseorang berniat hendak melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Zikir ini akan mengingatkan kita, bahwa kehendak Allah adalah di atas segalanya. Tak seorangpun mengetahui apa yang akan terjadi detik setelah ini. Itu sebabnya, tak akan pernah ada janji yang diikat 100 % antara manusia, kecuali dengan menambahkan kalimat, Insya Allah (QS. Al Kahfi, 23-24).

Sayangnya, banyak orang mempergunakan kalimat ini secara keliru, hingga ada anggapan bahwa kalimat mulia ini diucapkan sebagai kelonggaran untuk tidak menepati janji. Perbuatan umum ini banyak terjadi dalam sebagian masyarakat, sehingga membuat banyak orang memandang negatif kalimat ini.

Adalah tanggung jawab kita bersama, kaum muslim, untuk meluruskan pandangan ini. Dimulai dengan diri kita sendiri. Mari kita buktikan bahwa ucapan Insya Allah bukan berarti niat untuk melanggar. Akan tetapi sebagai ikatan janji yang sudah pasti akan ditepati secara logika manusia, disertai kepasrahan terhadap kehendak Allah yang sewaktu-waktu bisa membuyarkan rencana.

5. Laa Haula walaa quwwata illaa billaah.

Zikir yang merupakan pengakuan terhadap kefanaan manusia dan ke-Maha Kuasanya Allah ini diucapkan ketika seseorang mengambil keputusan (ber'azam). Kalimat thayibah ini adalah pancaran dari sikap tawakal seseorang. Setelah berupaya nyata mempertimbangkan, maka ketika keputusan diambil, dilanjutkan dengan tawakal kepada Allah, yang dinyatakan dalam sikap menerima risiko apapun yang terjadi nantinya akibat diputuskannya keputusan tadi. (Qs Ali >Imran : 159).

6. Laa Ilaaha Illallah

Banyak hadis nabi Muhammad yang menyebutkan keutamaan kalimat thayibah ini. Bahkan disebutkan pula sebagai kunci pintu syurga. Dalam praktiknya, masih banyak muslim yang terus menerus melafazkan kalimat ini dalam setiap kesempatan, sayangnya, masih hanya sekadar refleks bibir saja.

Padahal, andai seseorang mengucapkan dzikir ini sambil mengupas hikmahnya, sungguh nikmat dan manfaatnya akan diperoleh tiada habis-habisnya. Karena arti dari kalimat ini begitu luasnya. Dan manfaatnya pun boleh dirasakan di setiap waktu dan dalam keadaan apapun. Intinya satu; mengingat kebesaran Allah SWT.

7. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun

Sungguh benar bahwa manusia adalah milik Allah, dan setiap inci pergerakan tubuhnya berada dalam genggamanNya. Namun kenyataan bahwa segala sesuatu itu pasti kembali kepada pemiliknya, Allah SWT. sulit untuk diterima manusia. Zikir yang diucapkan di saat menghadapi musibah ini akan membantu kita untuk mengingat akan hal ini.

Insya Allah, dengan membiasakan merasai hikmah kalimat ini, kita menjadi lapang dada dalam menghadapi setiap peristiwa, seburuk apapun, yang sudah menjadi takdir kita. Semakin dalam seseorang menghayati hikmah zikir ini, semakin ringan dia menghadapi kehidupan yang berat ini, tanpa harus menghadapi stress ataupun tekanan.


kredit: rakangroup


Salam Ukhuwah..~

Rabu, 28 Ogos 2013

Pengertian Sunnah

Gambar sekadar hiasan

SUNNAH MENGIKUT BAHASA IALAH:JALAN YANG DILALUI SAMA ADA TERPUJI ATAU TIDAK;JUGA SUATU ADAT YANG TELAH DIBIASAKAN WALAUPUN TIDAK BAIK.NABI SAW BERSABDA:

"Sungguh kamu akan mengikuti sunnah-sunnah (perjalanan-perjalanan) orang yang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sehingga sekiranya mereka memasuki lubang dhab (serupa binatang biawak) nescaya kamu memasukinya juga."
(HADITH RIWAYAT MUSLIM)

"Barangsiapa menjalani suatu sunnah (perjalanan) yang baik, maka baginya pahala sunnah itu dan pahala yang mengerjakan dengannya hingga hari kiamat,dan barangsiapa mengadaka suatu sunnah (perjalanan) yang jahat (buruk) maka atasnya dosanya dan dosa orang yang mengerjakan dengannya hingga hari kiamat."
(HADITH RIWAYAT BUKHARI DAN MUSLIM)

JELASLAH BAHAWA MENURUT HADITH TERSEBUT ,PERKATAAN SUNNAH ITU DIERTIKAN DENGAN PERJALANAN, SAMA ADA BAIK ATAU PUN JAHAT SEBAGAIMANA YANG DIMAKSUDKAN OLEH BAHASA.

SUNNAH MENGIKUT ISTILAH AL HADITH IALAH: SEGALA YANG DIPINDAHKAN DARI NABI SAW BAIK YANG MERUPAKAN PERKATAAN, PERBUATAN MAHUPUN YANG MERUPAKAN TAQRIR, SEBELUM NABI DIBANGKITKAN MENJADI RASUL MAHUPUN SESUDAHNYA. KEBANYAKKAN AHLI HADITH MENETAPKAN BAHAWA PENGERTIAAN YANG DEMIKIAN SAMA DENGAN PENGERTIAN HADITH.

SUNNAH MENURUT PENGERTIAN DAN ISTILAH AHLI USUL IALAH: SEGALA YANG DIPINDAHKAN DARI NABI SAW SAMA ADA PERKATAANNYA DAN PERBUATANNYA, MAHUPUN TAQRIRNYA YANG BERSANGKUTAN DENGAN HUKUM.INILAH PENGERTIAN YANG DIMAKSUDKAN OLEH SABDANYA INI:

"Sesungguhnya aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara tidak akan sesat selama kamu berpegang dengan keduanya:iaitu kitab allah dan sunnah rasul-nya."
(HADITH RIWAYAT MALIK)

1.CONTOH SUNNAH (HADITH) PERKATAAN IALAH: RIWAYAT BUKHARI, MUSLIM DAN SEKELIAN ULAMA HADITH. "Segala amal itu dengan niat."

2.CONTOH SUNNAH (HADITH) PERBUATAN IALAH : RIWAYAT BUKHARI DAN MUSLIM. "Bersembahyanglah kamu sebagaimana kamu melihat aku sembahyang."

3.CONTOH SUNNAH(TAQRIR) IALAH;

a) Nabi s.a.w. membenarkan apa yang diperbuat oleh seorang sahabat dengan tidak mencegah atau menyalahkan serta menunjukkan keredhaannya.

b) Menerangkan kebagusan yang diperbuat itu serta dikuatkan pula.

CONTOH YANG PERTAMA IALAH SEBAGAIMANA NABI MEMBENARKAN IJTIHAD PARA SAHABAT MENGENAI URUSAN SEMBAHYANG ASAR DI BANI QURAIZAH DENGAN SABDANYA :

"Janganlah bersembahyang seorang kamu melainkan di bani quraizah."-RIWAYAT BUKHARI.

SEBAHAGIAN SAHABAT MEMAHAMKAN PERKATAAN ITU MENURUT HAKIKAT LARANGANNYA LALU MENTAKHIRKAN SEMBAHYANG ASAR ITU SAMPAI SELEPAS MAGHRIB. DAN ADA SEBAHAGIAN YANG LAIN TIDAK MEMAHAMKAN DEMIKIAN. MEREKA MEMAHAMKAN BAHAWA YANG DIMAKSUDKAN NABI BERCEPAT-CEPAT PERGI KE BANI QURAIZAH, KERANA ITU MEREKA MENGERJAKAN SEMBAHYANG ASAR PADA WAKTUNYA SEBELUM TIBA KE BANI QURAIZAH.

KEDUA-DUA PERBUATAN SAHABAT YANG BERLAINAN OLEH IJTIHAD* SAMPAI KEPADA NABI BERITANYA, DAN NABI TINGGAL BERDIAM DIRI TIDAK MEMBANTAH APA-APA.

(*ijtihad ialah menggunakan seluruh kesanggupan untuk mengeluarkan atau menetapkan hukum.)

CONTOH YANG KEDUA SEBAGAIMANA YANG DIRIWAYATKAN BAHAWA BAHAWA KHALID BIN WALID PERNAH MEMAKAN DHAB (SERUPA BIAWAK) KEMUDIAN DIKEMUKAKAN ORANG KEPADA NABI. NABI SENDIRI ENGGAN MEMAKANNYA, MAKA BERTANYA SEBAHAGIAN SAHABAT:

"Adakah diharamkan makannya ya Rasulullah? Lalu Baginda s.a.w. bersabda tidak, cuma binatang itu tidak ada di negeri kaumku, kerana itu aku tidak gemar kepadanya."

SELANJUTNYA PERNAH JUGA DINAMAKAN SUNNAH ITU SUATU YANG DITUNJUKI OLEH DALIL SYARAK, BAIK BERDASARKAN DALIL QURAN ATAU PUN BERDASARKAN HADITH, MAHU PUN BERDASARKAN IJTIHAD PARA SAHABAT, SEPERTI MENGUMPULKAN MASHAF (QURAN) DAN MENYURUH MANUSIA MEMBACA MENURUT SUHUF UTHMAN DAN SEPERTI MEMBUKUKAN ILMU (MENYUSUN DAN MENGARANGNYA).

LAWAN BAGI SUNNAH IALAH BIDAAH. INILAH YANG DIMAKSUDKAN OLEH HADITH:

"Berpeganglah kamu sungguh-sungguh dengan sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk sesudahku."

SEMENTARA ITU ULAMA FIQH BERPENDAPAT BAHAWA SUATU YANG DITERIMA DARI NABI DENGAN TIDAK DIFARDHUKAN DAN TIDAK DIWAJIBKAN DINAMAKAN SUNNNAH. IMBANGANNYA IALAH WAJIB, HARAM, MAKRUH DAN MUBAH. LAWANNYA IALAH BIDAAH. TALAK YANG DIJATUHKAN DALAM HAID MENURUT MEREKA DINAMAKAN TALAK BIDAAH.

IMAM SYAFIE MENGATAKAN BAHAWA SUNNAH ITU IALAH SESUATU YANG DIPAHALAI ORANG YANG MENGERJAKANNYA, TIDAK DISIKSAI ORANG YANG MENINGGALKANNYA*.

(*menurut ulama mazhab hanafi sunnah itu ialah sesuatu yang disunnahkan Nabi s,a,w, atau para khalifah serta dikekalkan mengerjakannya seperti azan dan berjamaah)

kredit: rakangroup


Salam Ukhuwah..~

Selasa, 27 Ogos 2013

Yaasin 7 Mubin


Al-Quran merupakan petunjuk dan ubat bagi mereka yang benar-benar yakin dan beriman dengannya. Tidak semua ilmu al-Quran ini dikuasai oleh seseorang. Tetapi mendalami ilmu-ilmu al-Quran akan dapat meningkatkan lagi kekuatan iman seseorang. Al-Quran adalah mukjizat. Ia juga mengandungi pelbagai hikmah yang hanya diketahui secara keseluruhannya oleh Yang Maha Pencipta. Sesiapa yang Allah kurniakan sebahagian hikmah ini kepadanya maka dia telah dibekalkan dengan bekalan yang terbaik.

“Bacaan al-Quran adalah suatu ibadah. Setiap huruf akan diganjarkan dengan 10 kebajikan. Bukannya Alif Lam Mim (الم) itu satu huruf kata Nabi s.a.w., tetapi Alif itu satu huruf, Lam itu satu huruf dan Mim itu satu huruf. Surah Yaasin pula diganjarkan sebagaimana yang diniatkan oleh pembacanya.” (al-Hadith).

Bacaan Surah Yasin tidak tertakluk pada malam Jumaat sahaja. Bila-bila masa pun boleh dibaca sekiranya inginkan pada pahala dan berkahnya, apatah lagi jika ada sesuatu permasalahan, kesusahan dan musibah yang perlu di atasi segera.



Yaasin 7 Mubin

Kali ini kita fokaskan pada bacaan ‘Yaasin 7 Mubin’. Dalam Surah Yaasin terdapat tujuh tempat perkataan “mubin” iatu pada ayat;

1) Ayat 12 = Mubin Pertama


Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kami tuliskan segala yang mereka telah kerjakan serta segala kesan perkataan dan perbuatan yang mereka tinggalkan. Dan (ingatlah) tiap-tiap sesuatu kami catitkan satu persatu dalam Kitab (ibu Suratan) yang jelas nyata.

2) Ayat 17 = Mubin Kedua

“Dan tugas Kami hanyalah menyampaikan perintah-perintahNya dengan cara yang jelas nyata”.

3) Ayat 24 = Mubin Ketiga

“Sesungguhnya aku (kalau melakukan syirik) tentulah aku pada ketika itu berada dalam kesesatan yang nyata.

4) Ayat 47 = Mubin Keempat

Dan apabila dikatakan kepada mereka:” Dermakanlah sebahagian dari rezeki yang dikurniakan Allah kepada kamu”, berkatalah orang-orang yang kafir itu kepada orang-orang yang beriman (secara mengejek-ejek): ” Patutkah kami memberi makan kepada orang yang jika Allah kehendaki tentulah Ia akan memberinya makan? Kamu ini hanyalah berada dalam kesesatan yang nyata”.

5) Ayat 60 = Mubin Kelima

“Bukankah Aku telah perintahkan kamu wahai anak-anak Adam, supaya kamu jangan menyembah Syaitan? Sesungguhnya ia musuh yang nyata terhadap kamu!

6) Ayat 69 = Mubin Keenam

(Nabi Muhammad bukanlah penyair) dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya, dan kepandaian bersyair itu pula tidak sesuai baginya. Yang Kami wahyukan kepadanya itu tidak lain melainkan nasihat pengajaran dan Kitab Suci yang memberi penerangan;

7) Ayat 77 = Mubin Ketujuh

Tidakkah manusia itu melihat dan mengetahui, bahawa Kami telah menciptakan dia dari (setitis) air benih? Dalam pada itu (setelah Kami sempurnakan kejadiannya dan tenaga kekuatannya) maka dengan tidak semena-mena menjadilah ia seorang pembantah yang terang jelas bantahannya (mengenai kekuasaan Kami menghidupkan semula orang-orang yang mati),


Cara membaca Surah Yaasin

Yaasin ada beberapa kaedah dan cara pembacaannya, bergantung kepada tujuan khususnya. Ada Yaasin Tunggal (biasa), Yaasin Wirid (untuk rezeki) dan ada yang membaca Yaasin 7 Mubin untuk sesuatu hajat.

Yaasin 7 Mubin ini dibaca untuk mereka yang sedang nazak atau mendapatkan semula barangan berharga yang telah dicuri atau hilang. Barang dalam hal ini perlulah barang yang berharga seperti anak, kenderaan, barang kemas dan sebagainya. Tidak boleh dibaca bagi barang kurang berharga ataupun barang yang boleh luput seperti buah durian atau yang sejenis dengannya.



Kaedah Membaca Yasin 7 Mubin

Kaedah yang dinyatakan ini adalah satu ikhtiar yang boleh diamalkan bagi bermohon kepada Allah s.w.t. agar mereka yang sedang nazak jika belum sampai ajalnya disembuhkan dari penyakit tersebut dan jika sudah sampai ajal mohon doa disegerakan kematiannya agar tidak terus menanggung kesakitan atau untuk barang yang hilang atau dicuri dijumpai semula. Yasin 7 Mubin perlu dibaca dengan kadar yang segera iaitu dalam tempoh 24 jam dari kehilangannya atau sewaktu seseorang itu telah betul-betul nazak.


A. Langkahnya adalah seperti berikut:- 

Lakukan Solat Hajat sekurang-kurangnya 2 rakaat dengan bermohon supaya Allah s.w.t. mengembalikan barang yang hilang atau dicuri.

Boleh juga dibaca Doa Nabi Yunus sebanyak 40 kali secara bersungguh-sungguh di dalam hati memohon keampunan dari Allah Ta’ala, ketika dalam sujud yang terakhir.“Tidak ada Tuhan selain Dikau. Maha Suci Dikau Ya Allah, sesungguhnya daku adalah termasuk orang-orang yang aniaya.”

Selesai Solat Hajat, mulakan bacaan Surah Yasin mengikut kaedah seperti berikut;
Membaca Surah Yasin, apabila sampai pada setiap perkataan ‘Mubin’ (مبين), hendaklah wakaf (berhenti) dan berdoalah supaya Allah s.w.t. mengembalikan barang yang hilang, atau sembuhkanlah penyakit sipulan itu kemudian ulangi semula bacaan Yasin daripada permulaan surah.

B. Cara-cara untuk membacanya ialah : (kehilangan barang)

Bacaan Yasin dimulakan dengan bacaan Al-Fatihah dan Selawat 11 kali.
Baca Yasin sehingga di Mubin (مبين) pertama (ayat ke 12) dan berdoa.
Baca semula dari awal sehingga Mubin yang kedua (ayat ke 17) dan berdoa.
Baca semula dari awal sehingga Mubin yang ketiga (ayat ke 24) dan berdoa.
Baca semula dari awal sehingga Mubin yang keempat (ayat ke 47) dan berdoa.
Baca semula dari awal sehingga Mubin yang kelima (ayat ke 60) dan berdoa.
Baca semula dari awal sehingga Mubin yang keenam (ayat ke 69)dan berdoa.
Ulang semula dari awal sehingga Mubin yang ketujuh (ayat ke 77), berdoa .
Lengkapkan bacaan Yasin sehingga habis ke penghujung surah dan disudahi dengan bacaan penutup
(صدق الله العظيم).

Setelah selesai bermakna anda telah berdoa sebanyak 28 kali.
Untuk mendapatkan kesan yang lebih mujarab, lakukan amalan ini selama tiga malam berturut-turut sebaik sahaja mengetahui kehilangan barang tersebut.



Fadhilat Lain Yasin 7 Mubin

Dari kajian, kaedah di atas juga boleh digunakan untuk:

1. Pendinding dari gangguan jin dan syaitan.
2. Memanggil anak-anak yang lari dari rumah.
3. Melindungi diri dari difitnah atau dizalimi manusia.
4. Dibaca bagi pesakit yang sedang tenat (baca pada air untuk diminum jika belum nazak).

Perlu ditegaskan, ini adalah satu kaedah zikir, janganlah meletakkan pergantungan kepada ayat, jaga iktikad anda dan berserahlah hanya kepada Allah s.w.t. semata.
Selamat mencuba… Semoga ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua .. Insya-Allah'.

kredit: Ustaz Abdullah Mahmud


Salam Ukhuwah..~

Isnin, 26 Ogos 2013

Rasakan Kelazatan Persaudaraan



"Tidaklah dua orang saling mencintai kerana Allah, melainkan orang yang paling dicintai Allah, diantara keduanya ialah orang yang paling besar cintanya kepada saudaranya." HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim

Sahabat...
Rasa cinta adalah fitrah manusia. Kerananya, percintaan adalah rentangan waktu kehidupan manusia yang akan mereka lalui dengan keindahan dan haru biru. Cinta yang tulus, insyaAllah akan menyelamatkan manusia dari api neraka yang maha dahsyat panasnya.

Cinta tulus, terbesar dan hakiki adalah cinta kepada Allah. Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah sabda Rasulullah Saw. melalui Anas ra., "Ada tiga perkara yang barangsiapa dalam dirinya terdapat ketiga perkara itu, dia pasti merasakan manisnya iman, iaitu Allah dan RasulNya lebih dicintainya daripada yang lain; mencintai seseorang tiada lain hanya kerana Allah; dan tidak ingin kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah sebagaimana dia tidak ingin kalau dicampakkan ke dalam api."

Sahabat...
Sesungguhnya persaudaraan kita merupakan buah dari ketinggian akhlak, dan tafarruq (perselisihan) kita merupakan akibat dari rendahnya akhlak. Akhlak yang bagus membuahkan rasa saling cinta, saling sayang, dan saling memberikan manfaat. Kerana itu, cinta melahirkan ukhuwah. Ukhuwah yang telah digambarkan secara mengharukan oleh Bilal, Amar dan Zaid, atau Umar, Ali dan Utsman, yang bersanding dan bercinta kerana Allah. Kasih sayang diantara mereka merupakan gambaran janin ukhuwah yang dikandung dalam perut iman, dan terlahir dari ibu yang bernama iman.

Ukhuwah bererti bersatunya hati-hati yang ruhnya terikat dengan ikatan akidah. Kerananya, persaudaraan adalah bentuk keimanan yang terikat dengan akidah yang amat kuat. Sementara perpecahannya adalah gambaran kekufuran, yang menempatkan keimanan dan kasih sayang di tempat sampah. Oleh kerana itu, manusia yang benar fikrahnya adalah manusia yang melihat saudaranya lebih utama dibanding dirinya sendiri. Jika perkara ini terjadi, ukhuwah akan terasa sangat indah, nikmat, dan manis.

Sahabat...
Persaudaraan dan saling mencintai kerana Allah adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam agama kita. Siapapun yang berupaya mewujudkannya, tiada perkara lain baginya kecuali syurga yang maha indah.
Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa bersaudara dengan seseorang kerana Allah, maka Allah mengangkatnya satu darjat di syurga, yang tidak didapatnya dengan sesuatu amalan lainnya".

Ibnu Jarir pun meriwayatkan sabda Rasulullah Saw. dari Ibnu 'Abbas ra., ia berkata, "Barangsiapa mencintai seseorang kerana Allah, membenci seseorang kerana Allah, membela seseorang kerana Allah, dan memusuhi seseorang kerana Allah, maka sesungguhnya kecintaan dan pertolongan dari Allah boleh diperoleh dengan perkara tersebut.

Seorang hamba tidak akan menemukan nikmatnya iman, sekalipun banyak sholat dan shaum, sehingga dia bersikap demikian. Persahabatan diantara manusia pada umumnya didasarkan atas kepentingan dunia, namun perkara itu tidak berguna sedikitpun bagi mereka."

Sahabat...
Cinta seorang Mukmin adalah kekuatan. Ia bagaikan perekat yang mengikat batu bata individu Muslim dalam sebuah bangunan yang kukuh dan tidak mudah roboh. Allah Swt. Berfirman; " Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara." Q.S Al-Hujurat : 10

Sementara itu, Rasulullah Saw bersabda, "Mukmin yang satu terhadap Mukmin yang lain itu bagaikan bangunan yang mengikat antara sebagian dengan sebagian yang lainnya." HR. Muttafaqun 'Alaih

Sahabat...
Persaudaraan Islam bukanlah suatu permasalahan sampingan dalam Islam, tetapi ia menjadi salah satu prinsip dasar yang menyertai syahadah (persaksian) terhadap keesaan Allah dan kesaksian terhadap kerasulan Muhammad Saw. Persaudaraan merupakan buah dan konsekuensi keimanan yang amat sangat indah. Kerana itu, kita harus sama-sama yakin bahawa keindahanNya qadim. KeagunganNya tinggi. Kekuasaan dan penguasaanNya Maha Dahsyat. KeindahanNya berpadu dengan kemuliaan. KeagunganNya berpadu dengan keluhuran. KebesaranNya tidak pernah berakhir. KeindahanNya pesona hati. KeagunganNya meningkatkan cinta. Sungguh, tiada cinta yang hakiki kecuali cintaNya kepada kita sebagai makhlukNya, dan cinta kita kepadaNya. Adakah kita merasakan semuanya? Wallahualam.


Yesterday is history,
Tommorow's a mystery,
Today's a gift,
That's why we call it the Present.

"Each day I wake in gratitude.
Thanking Allah,
He let me rise
And To Him I only
Seek His assistance."


kredit: Raudhah



Salam Ukhuwah..~

Ahad, 25 Ogos 2013

Apa Yang Kita Sombongkan



Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai
rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"

Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor MATERI. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain. Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor KECERDASAN. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain. Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor KEBAIKAN. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena
pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri
(self-confidence). Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu EGO di satu kutub dan KESADARAN sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak
punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita
selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi. Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan
kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan. Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju KESADARAN sejati.

Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah MAKHLUK FISIK, tetapi MAKHLUK SPIRITUAL. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita
lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong. Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan
universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego. Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu
semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang
lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi,
setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

kredit: rakangroup


Salam Ukhuwah..~

Sabtu, 24 Ogos 2013

Adab Melepaskan Hajat



Seseorang yang ingin melepaskan hajatnya, hendaklah memilih tempat yang jauh dari pandangan orang ramai, seperti di tempat yang lapang.

Hendaklah ia menutup (berlindung) dengan sesuatu benda kiranya boleh didapat. Dan jangan ia tergesa-gesa memuka auratnya, sebelum sampai ke tempat duduk untuk melepaskan hajat itu. Janganlah hendaknya ia menghadap kiblat atau membelakanginya ketika itu. Juga janganlah hendaknya ia melepaskan hajatnya ditempat-tempat biasanya orang ramai berkumpul kerana berbual-bual atau duduk-duduk berehat. Janganlah ia membuang air kecil pada air yang bertakung (tidak mengalir), atau di bawah pokok yang berbuah atau di lubang. Juga jangan di tempat yang keras, atau di tempat tiupan angin agar terpelihara dari percikan air kencing itu, dan hendaklah ia mengiring (dengan punggungnya bertenggong) kepada kaki kirinya.

Apabila ia ingin membuang air kecil di dalam bangunan (tandas), maka hendaklah ia mendahulukan kaki kiri ketika memasukinya dan kaki kanan ketika keluar. Jangan pula ia membawa bersamanya ketika itu sesuatu yang tertulis padanya Allah Ta’ala atau nama RasulNya s.a.w.

Ketika masuk ia membaca:

“Dengan nama Allah saya berlindung denganNya dari gangguan syaitan, lelaki dan perempuan.”

Ketika keluar ia membaca:

“Segala kepujian bagi Allah yang telah menghapuskan dariku apa-apa yang boleh membahayakan aku, dan mengekalkan bagiku apa-apa yang boleh memberi manfaat kepadaku.”

Sesudah selesai buang air sebaik-baiknya ia beristibra’ (mengetus) tiga kali, dan janganlah ia memikirkan terlalu banyak beristibra’ itu, agar ia tiada berwaswas sehingga perkara ini merumitkannya. Jika ia merasakan ada sedikit basah, hendaklah ia menganggap itu sisa dari air. Ketahuilah bahawa orang yang paling ringan istibranya dikira paling pandai dalam ilmu fiqhnya, sebab waswas itu menunjukkan ilmu fiqhnya cetek.

Antara perkara yang diringankan lagi, membolehkan seseorang itu membuang air kecil berdekatan dengan rakannya, tetapi mestilah ada tutup antaranya. Yang demikian itu pernah dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. sendiri padahal baginda amat pemalu orang nya, tetapi itu adalah untuk mengajar orang ramai tentang kebolehan melakukannya.

Cara beristinja’

Sesudah membuang air atau melepaskan hajat itu dia pun beristinja’ dengan tiga butir batu. Selain batu boleh boleh juga digunakan segala benda yang kasar tetapi suci.

Selanjutnya dia beristinja’ pula dengan air; iaitu dengan menyiram air dengan tangan kanan di tempat keluarnya najis itu, sedang tangan kirinya mengosok tempat itu sehingga tiada lagi yang tinggal dari bekas najis di situ. Ini dapat dirasakan oleh tapak tangan kiri yang menggosok tempat keluarnya najis tadi.

Hendaklah ia tiada melampau pada mengorek atau meraba bahagian di dalam (dubur), kerana yang demikian itu akan menimbulkan waswas pada diri. Ketahuilah mana tempat yang tiada boleh sampai kepadanya air itu dikira bahagian dalam, sedangkan hukum najis itu tidak terlibat pada kotoran-kotoran di segala bahagian dalam, selama ianya tiada terlihat atau dihukumkan pada hukum lahir.

Dan hukum najis itu hanya terkena pada bahagian-bahagian yang lahir saja, dan batasan pensuciannya ialah dengan menyampaikan air kepadanya dan menghilangkan najis itu dari situ. Dengan itu maka tidak perlu untuk ditimbulkan waswas lagi.

kredit: Bimbingan Mukmin



Salam Ukhuwah..~

Jumaat, 23 Ogos 2013

Allah Turunkan Bala Besar Untuk Hukum Umat Ingkar


MUTAKHIR ini, kita sering mendengar pelbagai berita tragedi di seluruh dunia. Selain bencana alam seperti gempa bumi, letupan gunung berapi, ribut taufan dan kemarau, kita dikejutkan dengan kejadian kejam seperti pembunuhan beramai-ramai, rompakan dan penculikan.

Kesan dari bencana itu, menyebabkan manusia kehilangan nyawa, kemusnahan harta benda termasuk tanaman dan ternakan dalam nilaian harta yang menjangkau jutaan ringgit.

Banyak tempat di mana sebelum ini tidak pernah berlaku bencana, mula dilanda pelbagai malapetaka tidak disangka-sangka. Kejadian yang berlaku secara mendadak itu sering kali mengundang keresahan ahli sains. Mereka agak sukar membuat telahan mengapakah bencana itu melanda di tempat yang tidak seharusnya berlaku kejadian itu.

Apa yang dapat disimpulkan pelbagai malapetaka itu disebabkan kemelut dan krisis yang sengaja diciptakan manusia sendiri. Sebahagian kita pada hari ini, seolah-olah hilang keyakinan untuk menjalankan tanggungjawab sebagai khalifah di bumi Allah ini.

Disebabkan kerenah dan krisis di kalangan manusia itulah juga barangkali Allah sengaja menimpakan bencana ke atas segelintir hamba-Nya yang tidak pernah untuk insaf, malah secara berterusan terbabit dengan pelbagai perbuatan yang menderhaka kepada Allah.

Semakin banyak kajian dan penyelidikan dibuat untuk membendung bencana daripada terus berlaku, semakin kerap pula Allah menurunkan bala dan malapetaka kepada golongan itu.

Allah berfirman bermaksud:
“Dan apa juga yang menimpa kamu daripada kesusahan (bala bencana) maka disebabkan oleh apa yang kamu lakukan (perbuatan salah dan dosa) dan (dalam pada itu) Allah memaafkan sebahagian daripada dosa kamu.” (Surah as-Syura, ayat 30)

Sesungguhnya hanya dengan keyakinan, iltizam, istiqamah dan keinsafan mendalam membolehkan kita mencari kekuatan dalam diri bagi mengimarahkan bumi Allah dengan perbuatan yang diredai. Ini kerana kita hanya makhluk Allah yang dipinjamkan sementara untuk menetap di alam fana ini.

Setiap apa juga kerakusan dan keterlanjuran yang berlaku bukanlah disebabkan pihak tertentu saja. Ia mungkin disebabkan rentetan peristiwa berpanjangan akibat keegoan manusia untuk menguasai bumi ini secara total dan sering menganggap orang lain tidak ubah seperti hamba.

Tanpa sikap toleransi dan saling faham memahami, tentu saja pelbagai kejadian negatif akan cepat meletus. Apabila tercetusnya pertelingkahan, permusuhan dan dendam, pasti akan meletuslah perbalahan yang akhirnya hanya memusnahkan sebahagian besar makhluk di muka bumi.

Dapat difahami daripada ayat di atas, Allah berhak untuk menurunkan apa juga bala ke atas hambanya yang tidak bersyukur dengan nikmat dan kurniaan-Nya. Bahkan melakukan perbuatan yang sentiasa mengundang kemurkaan Allah.

Ada waktunya Allah hanya menurunkan malapetaka kecil. Ia adalah amaran Allah agar manusia segera berhenti daripada berbuat sesuatu yang boleh mengundang kemarahan-Nya. Tetapi, apabila datang bala yang lebih besar, ia bukan lagi sebagai ingatan dan amaran, sebaliknya bencana yang sengaja diturunkan Allah untuk memberi pembalasan di atas kerakusan manusia.

Lebih malang, apabila berlaku bencana Allah, ramai manusia yang tidak berdosa akan turut menjadi korban. Di sinilah pentingnya konsep ‘berpesan-pesan dengan kebenaran dan berpesan-pesan dengan kesabaran’ sebagaimana ingatan Allah dalam Surah al-Asr.

Allah berfirman bermaksud:
Wahai kaumku, mintalah ampun daripada Tuhanmu, kemudian kembalilah mentaati-Nya agar diturunkan hujan lebat dan menambah bagi kamu kekuatan yang sedia ada dan janganlah kamu membelakangi seruan-Ku dengan terus menerus melakukan dosa.” (Surah Hud, ayat 52)

Keengganan menunaikan tuntutan agama seperti mengeluarkan zakat juga adalah salah satu hal yang boleh mengundang kemurkaan Allah. Di antaranya melalui kemarau panjang.

Dalam hal ini Rasulullah s.a.w. bersabda, maksudnya:
“Tidak menghalang sesuatu kaum itu daripada mengeluarkan harta mereka melainkan mereka menghalang langit daripada menurunkan hujan. Kalaulah tidak kerana binatang yang ada di muka bumi ini, nescaya langit pasti tidak akan menurunkan hujan buat selama-lamanya.” (Hadis riwayat Muslim)

Daripada Tarmidzi, daripada Ali bersabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:
“Apabila umatku melakukan 15 perkara berikut, maka layaklah bagi Allah menimpakan bencana ke atas mereka, iaitu:

1 Apabila harta yang dirampas daripada peperangan diagihkan kepada orang tertentu saja.

2 Apabila wang zakat dikeluarkan kerana menebus kesalahan.

3 Apabila sesuatu yang diamanahkan menjadi milik sendiri.

4 Apabila suami terlalu mentaati isteri.

5 Apabila anak menderhakai ibu bapa.

6 Apabila seseorang itu lebih memuliakan teman daripada ibu bapa sendiri.

7 Apabila kedengaran lebih banyak bunyi bising.

8 Apabila lebih ramai membicarakan hal keduniaan dalam masjid.

9 Apabila pemimpin sesuatu kaum itu orang dihina oleh kaumnya sendiri.

10 Apabila memuliakan orang lain kerana takutkan ancaman yang akan diambil ke atasnya.

11 Apabila arak menjadi minuman biasa dalam majlis.

12 Apabila ramai lelaki memakai sutera.

13 Apabila wanita dijemput ke dalam majlis untuk menghiburkan lelaki.

14 Apabila wanita bermain alat muzik.

15 Apabila orang terkemudian menghina orang yang terdahulu.


Maka, pada saat itu tunggulah bala yang akan menimpa dalam bentuk angin (puting beliung) dan gerak gempa yang maha dahsyat atau tanaman tidak menjadi.”

Sebagai umat yang meyakini kuasa Allah Taala, tidak dapat tidak, kita terpaksa akur untuk menerima hakikat bahawa segala bencana Allah sebenarnya bukanlah kerana sengaja Allah mahu menurunkannya. Ia disebabkan kerakusan dan keegoan manusia itu sendiri yang begitu lahap mengejar kuasa dan kebendaan.

Akal yang dikurnia Allah bagaikan tidak ada nilai dan kegunaan sedikit pun apabila nafsu mula merajai diri sendiri.

Akhirnya, marilah kita pulang ke dalam diri masing-masing, berfikir dengan kewarasan akal dan dengan kesucian iman kembali ke jalan yang hak yang syumul.
Apalah gunanya jikalau wajah yang tampan dan tubuh yang kuat tetapi sukar untuk mengerjakan suruhan ALLAH TAALA.

kredit: Jaz


Salam Ukhuwah..~

Khamis, 22 Ogos 2013

Akhlak Muslim

Gambar sekadar hiasan sahaja.

"Jagalah dirimu dari perkara-perkara yang haram nescaya anda menjadi manusia yang paling 'abid, dan terimalah dengan penuh kerelaan akan pembahagian yang telah ditentukan Allah kepada anda nescaya anda akan menjadi manusia yang paling kaya, berbudilah kepada jiran anda, nescaya anda menjadi mu'min yang sebenar, dan cintailah kepada orang lain apa yang dicintai anda untuk diri anda sendiri, nescaya anda menjadi seorang muslim yang sebenar, dan janganlah banyak ketawa kerana banyak ketawa itu akan mematikan hati."

(diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari abu Hurairah)



Tujuannya : 

Dalam hadis ini dibentang kepada kita beberapa garis panduan akhlak muslim yang kita perlu hayati dan laksanakan dalam kehidupan agar dapat satu bentuk hidup yang luhur, yang penuh kedamaian dan kesejahteraan.


1) Menjauhi perkara-perkara yang diharamkan

Untuk mencapai darjat para muttakim, siddiqin, a'bidin dan solihin, seseorang itu perlu berusaha sedaya upaya menghindari dirinya dari terjerumus ke dalam perkara-perkara maksiat dan haram seperti makanan, minuman, perbuatan, tutur kata, .pendengaran, penglihatan dan tindakan.

Usaha bagi menghindari perkara-perkara ini amatlah rumit kerana ia biasanya begitu hebat mempersonakan keinginan dan kecenderungan hati.


2 Relakan pengurniaan dari Allah

Untuk mencapai ketenteraman jiwa, seseorang muslim itu haruslah membentuk sifat-sifat qanaah(berpada) sifat tidak tamak dan haloba dalam memenuhi keperluan hidup apabila ia merasa cukup dan rela serta bersyukur maka ia merasa dirinya selaku orang yang paling kaya didunia.


3. Hubungan baik dengan jiran

Untuk mencapai ketenteraman sosial setiap Muslim haruslah menjalankan hubungan yang baik dan mesra dengan jiran tetangga kerana mereka adalah kelompok manusia yang paling hampir dengan kita selain ahli keluarga yang lain.


4. Cintakan orang lain

Islam adalah agama kasih sayang dan damai dari kekusutan hidup. Oleh itu setiap Muslim haruslah menaruh rasa kasih sayang terhadap orang lain sama dengan perasaan kasih terhadap dirinya sendiri. Apa yang tidak disukainya berlaku kepada dirinya harus pula tidak disukainya berlaku pada orang lain.


5. Jangan banyak ketawa

Ketawa pernah disifatkan sebagai "ubat jiwa". Akan tetapi sesuatu ubat akan berubah menjadi racun apabila berlebihan akan membuatkan seseorang itu tidak serius dalam kerja dan kehidupannya dan membuatkan hati nuraninya mati dalam keseronokan dan fikirannya tidak tajam dengan banyak ketawa. Barangsiapa banyak ketawa didunia dia akan menangis di akhirat dan barangsiapa menangis di dunia dia akan ketawa di akhirat.

kredit: rakangroup


Salam Ukhuwah..~

Rabu, 21 Ogos 2013

Membasuh Dosa Selepas Raya

Gambar sekadar hiasan sahaja.

AIDILFITRI ini menemukan saya dengan seorang sahabat lama; rakan di IPT puluhan tahun lalu. Dia seorang usahawan, bidangnya termasuk membekalkan peralatan dan kelengkapan kepada jabatan dan agensi pihak pemerintah.


Beliau mendedahkan akan dunia bisnes dan politik yang dakwanya banyak penyewelengannya termasuk rasuah. Bagi menghadapinya, kata beliau, seseorang itu ada beberapa pilihan - pertama lakukan 'kejahatan sejahat-jahat' tetapi jangan sampai 'tertangkap' dan yang kedua, tinggalkan terus bidang berkenaan.


Katanya, bagi rakan-rakan bisnes dan politik yang memilih untuk berbuat 'sejahat-jahatnya' termasuk tidak menunaikan ibadat seperti solat sama sekali (ada yang melakukan solat secara berpura-pura demi kepentingan politik dan bisnes) dan zakat, beliau menyaksikan mereka dilimpahi nikmat demi nikmat seperti kekayaan melimpah luah, kemasyhuran, pangkat, gelaran dan pelbagai kelebihan duniawi. Yalah, dia macam Firaun yang dikatakan tidak pernah sakit; menyebabkan dia mengaku dirinya tuhan.

Namun bagi mereka yang hatinya berbelah-bahagi (50-50) seperti takut-takut mengamalkan rasuah dan maksiat tetapi ada kala melakukannya kerana 'terliur' dan 'lalai' dengan kenikmatan dunia tetapi tidak meninggalkan solat secara terus; mereka akan diuji dengan kemewahan yang diperolehi.


Bagi golongan kedua; ada saja yang tidak kena - ahli keluarga kemalangan dan matilah, isteri sakit teruklah, anak berperangai jahatlah, rumah dimasuki pencurilah, diri sendiri kena rompaklah; pendeknya banyak masa dan duit dalam poket dihabiskan untuk menyelesaian masalah.


Sahabat saya itu berpendapat; golongan pertama sudah dilupakan oleh Yang Maha Berkuasa - apa saja mereka kehendaki diberi; mereka mendapat bahagian mereka di dunia ini tetapi tidak di akhirat nanti. Mereka bolehlah 'beraya sakan' di dunia, tetapi ingatlah kesenangan hidup di dunia hanya sebentar cuma! Mereka macam Firaun, Hamman dan Qarun.


Kepada mereka yang masih solat yang di dalamnya ada diucapkan "Ya Allah, tunjukki kami jalan yang lurus", Yang Maha Berkuasa menguji mereka dengan mendatangkan pelbagai masalah agar mereka dapat berfikir - "Ya Allah tak betul jalan yang aku ikuti selama ini, aku mahu kembali ke jalan-Mu yang lurus!"


Kata sahabat saya itu, ramai orang bisnes dan politik yang dikenalinya sudah 'kembali ke jalan yang lurus'. Pada konteks, hari raya ini, ungkapan kerap digunakan adalah 'kembali kepada fitrah'. Namun katanya, bagi orang bisnes dan politik tidaklah semudah orang awam untuk mengucapkan '0-0' ketika bersalaman antara satu sama lain pada Aidilfitri. Ucapan '0-0' bermaksud kedua-dua pihak kembali kepada fitrah, saling maaf memaafkan antara satu sama lain.


Dosa kepada Allah; Yang Maha Berkuasa Yang Maha Pemurah dan Penyayang sedia mengampunkannya tetapi dosa sesama manusia antara syarat pengampunan dan taubat seseorang itu perlu mengembalikan hak dan harta orang yang diambilnya. Inilah, yang beratnya kata sahabat saya itu.


Bagi orang bisnes dan politik, jika dulu dalam setahun dia rasuah RM100,000, dia perlu kembalikan wang itu kepada pemiliknya. Itu dalam tempoh setahun, kalau 10 tahun, wang rasuah itu adalah RM1 juta; kalau 20 tahun; RM2 juta. Persoalan ke mana wang RM2 juta (jika dapat disediakan) itu hendak dikembalikan? Itulah kalau rasuah dan penyelewengan RM2 juta; kalau RM20 juta, RM200 juta atau RM2 bilion?


Kata sahabat saya itu; dia mengenali seorang lagi sahabat bisnes yang 'sudah kembali ke fitrah'; dia sudah meninggalkan 'dunia lamanya' - dia dan keluarganya kini duduk dalam sebuah teratak buruk sebaliknya sebahagian besar harta-hartanya diinfakkan untuk membuat sekolah tahfiz yang kos pengurusannya dia tanggung sendiri. Dengar khabar lebih RM10,000 sebulan.


Selain itu, dia membuat pelbagai projek dan program kebajikan lagi semata-mata untuk 'membasuh dosa'nya. Demikianlah, apabila cahaya keimanan sudah menghampiri seseorang termasuk menyedari dosa lampau yang terlalu banyak, seseorang sanggup berkorban apa saja demi menggapai pengampunan Illahi. Tidaklah dia menguar-uarkan 'taubat' dengan bermodalkan 'air liur' saja atau kejap-kejap ke Tanah Suci bagi menunaikan umrah!


Oohh, nampaknya pandai sekali penulis ini (LanH) menceloteh mengenai kisah orang lain. Penulis mengakui banyak dosa kepada ibu bapa, anak isteri, kaum kerabat, rakan setugas, sahabat handai dan juga pembaca sekalian; jadi pada Syawal mulia ini, penulis menyusun jari memohon ampun bagi 'membasuh segala dosa' itu. Kita '0-0' selepas ini, ya!

kredit: rakangroup


Salam Ukhuwah..~

Selasa, 20 Ogos 2013

Bersyukur Di Aidil Fitri



Menafikan peranan Ramadhan sebagai bulan ujian dalam mengangkat martabat keinsanan dengan pengisian perayaan yang bercanggah dengan tuntutan Islam adalah satu kesilapan besar umat Islam. Bulan Ramadhan merupakan tempoh penting sepanjang setahun untuk melihat sejauh mana manusia terdidik secara khusus terhadap pengabdian dan kepimpinan diri dalam fitrahnya. Sekiranya ia dicemari dengan amalan maksiat dan sia-sia dalam menyambut Syawal, maka ini menjadikan madrasah Ramadhan satu lakonan yang merugikan.

Berpuasa di bulan Ramadhan bukan hanya untuk mendapat lapar dan dahaga. Lebih dari itu, perlaksanaan ibadahnya dengan ganjaran yang tidak ternilai. Maqam fitrah yang paling tinggi diletakkan sebagai sasaran.
"Barangsiapa berpuasa dengan penuh keimanan dan keinsafan, diampunkan baginya segala dosa-dosanya yang lampau".

Maqam fitrah sejak dilahirkan, setiap anak itu berada dalam keadaan bersih dari sebarang dosa sehinggalah perjalanan kehidupannya dihiasi atau dicemari oleh amalan seharian. Dengan berbagai dugaan dan cabaran sepanjang setahun akhirnya manusia diberi kesempatan semula untuk mengasuh dan memurnikan kembali dirinya dan akhlaknya melalui penghayatan Ramadhan dan penilaian Syawal.

Aidilfitri adalah satu titik penting penanda untuk menilai sejauh mana manusia terdidik oleh kongkongan nafsu. Apa yang tergambar boleh dilihat melalui bentuk sambutan perayaan dan bagaimana kesyukuran ke atas pencapaian diri diterjemahkan. Penilaian ini juga penting menentukan tahap di mana kedudukan sesebuah bangsa dari pelbagai sudut samada politik, ekonomi dan sosial serta jangkaan kemungkinan tertentu pada masa akan datang.

Walaupun masih ada beberapa aspek perlukan penambahbaikan, suasana matang yang digambarkan oleh masyarakat Malaysia sepanjang Ramadhan telah diterjemahkan dalam kesederhanaan menyambut Syawal. Perkembangan ekonomi masih dalam kawalan apabila kadar kawalan barangan, kenaikan harga dan keperihatinan pengguna menyeimbangkan pasaran.

Pengusaha yang ghairah mengaut keuntungan dahulunya boleh mendabik dada mungkin hanya mampu berasa lega sahaja pada tahun ini kerana tekanan keseimbangan tingkahlaku pengguna yang makin bijaksana. Persaingan sihat ekonomi telah memberi kesan baik kepada pilihan pengguna dalam berbelanja dan memberi nilai kepada wang yang mereka keluarkan. Pengorbanan badan penguatkuasaan agensi terbabit telah terhasil memberi kesan positif kepada kestabilan harga dan pasaran barangan dalam negara.

Kerisauan yang pernah dibimbangi dahulu tentang pola kerosakan sosial masyarakat serta kecelaruan ekonomi akibat ancaman dalaman dan luaran dapat dibendung. Walaupun ada desas-desus cerita terpinggir tentang salah faham umat Islam menghayati Ramadhan dan Syawal dengan membiarkan nafsu yang meliar ketika perayaan masih berlaku, namun kepincangannya tidaklah terlalu ketara. Namun, kedudukan ini bukanlah satu alasan untuk kita katakan sebagai memadai dan mengambil pilihan untuk mendiamkan diri dengan tidak melakukan apa-apa. Sebenarnya, inilah ruang peningkatan terbaik untuk masyarakat Islam melonjakkan diri ke tahap yang lebih tinggi.

Disebabkan kestabilan, kadang-kadang kita langsung lupa langkah-langkah penambahbaikan. Sudut perhubungan Khalik-makhluk inilah yang agak kurang diberi perhatian dan masih boleh ditingkatkan melalui penghayatan kesyukuran. Perkara inilah yang akan kekal berpanjangan memetakan kematangan masyarakat dalam kehidupan seharian.

Memang tidak dapat dinafikan bahawa bentuk sambutan perayaan berubah dari masa ke semasa bergantung kepada persekitaran dan tahap kekuatan hubungan manusia dengan penciptanya. Persekitaran sering menjadi pengaruh utama samada menyumbang atau menghalang tahap fitrah ini menemui maksud asalnya dan sejauh mana masyarakat Islam berupaya terlepas dari genggaman nafsu sendiri.

Pertarungan melawan nafsu merupakan pertarungan yang paling sukar dalam tamadun bangsa. Keupayaan membendungnya merupakan titik tolak kepada kejayaan atau kejatuhan sesebuah bangsa. Matlamat syariat yang paling asas ini jika diabaikan akan mengundang bencana kepada kestabilan yang dibangga-banggakan.

Kecenderungan penghayatan perayaan dan kefahaman menzahirkan kesyukuran merupakan landasan utama perayaan. Sepanjang perjalanan zaman, tahap penghayatan telah banyak menerima berbagai bentuk perubahan. Takrif syukur terletak kepada pengaruh persekitaran yang disesuaikan ke atas sesuatu kaum.

Sebagai contoh, orang yang hidup secara primitif menganggap kewujudan makhluk-makhluk halus yang mempengaruhi kehidupan mereka maka pemujaan unsur-unsur mistik ini diamalkan terutama menyambut hari-hari penting dalam kehidupan dalam tarian dan bunyi-bunyian.

Begitu juga dalam zaman jahilliyyah yang bergelumang dengan arak, wanita dan hidup bersosial. Orang-orang jahiliyyah menzahirkan kegembiraan dengan pesta makan minum, kegiatan sosial yang tidak mengira sempadan serta kegembiraan yang tiada bertepi. Kedatangan Islam memberi takrifan semula kepada perayaan dengan mengagungkan Allah dan meraikan kemenangan berjihad melawan nafsu sendiri.

Ketika Rasullullah s.a.w. berhijrah ke Madinah pada peringkat awal penghijrahan, kaum Madinah memberitahu Rasullullah s.a.w. bahawa terdapat dua perayaan di mana semua orang akan bergembira pada hari tersebut. Lalu Rasullullah s.a.w. menjawab bahawa Allah ta'ala gantikan dua kegembiraan melebihi kegembiraan yang digambarkan kepada Baginda s.a.w. iaitu Aidil Fitri dan Aidil Adha.

Rasulullah s.a.w. dan para sahabat memberi takrifan baru terhadap perayaan dengan tidak putus-putus bertakbir, bertasbih dan bertahmid sejak gelincir matahari sehinggalah di siang hari raya. Manakala perkembangan yang berlaku di Malaysia pada zaman 80-an dan 90-an, malam raya diisi dengan aktiviti kumpulan perarakan takbir berjalan dari rumah ke rumah di dalam kejiranan untuk bertakbir dan bertahmid.

Kini tiba zaman bergantung kepada teknologi dan maklumat. Zaman penggunaan komputer, internet dan televisyen yang ketara sekarang mempamerkan bagaimana umat Islam menyatakan kesyukuran di hadapan semua ini. Takbir, tasbih dan tahmid telah diambilalih oleh televisyen. Mungkin tidak salah perkembangan ini tetapi, sejauh mana penghayatan kesyukuran itu berlaku kepada umat Islam dalam mendokong usaha berterusan memerangi nafsu. Apakah kesan ‘sambutan' kesyukuran ini selepas selesai tempoh perayaan?

Begitu juga dengan apa yang difahami dan diamalkan oleh segelintir muda-mudi zaman sekarang. Bagi mereka agak janggal mengaitkan kegembiraan dengan kesyukuran tetapi lebih menitikberatkan erti kebebasan mutlak melakukan apa saja tuntutan nafsu seperti fahaman puak jahiliyyah apatah lagi untuk melihat amalan-amalan anjuran Rasullullah s.a.w. ketika meraikan perayaan.

Sekiranya pola perayaan yang sering terdedah kepada berbagai bentuk ancaman tidak dikawal, salah faham tentang erti perayaan akan berlaku akhirnya. Zaman yang berputar akan mengembalikan tradisi jahiliyyah ke dalam perayaan Islam. Di samping pergaulan bebas, aktiviti-aktiviti yang tidak sihat berlaku apabila beramai-ramai berkumpul untuk berpesta dengan hidangan muzik, minuman atau ubatan mengkhayalkan serta kebebasan kegiatan seks.

Di samping pengaruh kuat dari anasir luar dan kurangnya pemantauan ibubapa, kelemahan penghayatan merupakan kunci utama kepada gejala yang tidak sihat ini. Bagi golongan begini, ‘perayaan' hanyalah istilah penanda kemuncak merajakan nafsu dan alasan bagi mereka yang memang telah mengggelincirkan diri dari hakikat Islam. Justeru itu, marilah sama-sama kita menghargai kemenangan Ramadhan dengan mengekalkan penghayatan bersyukur dengan bertakbir, bertasbih dan bertahmid seikhlasnya.

kredit: beritaharian


Salam Ukhuwah..~

Isnin, 19 Ogos 2013

Kisah Wara' Salehuddin Al-Ayubbi Yang Tak Ramai Tahu



Dalam kesejukan malam itu.. aku mendengar... cerita tentang hebatnya seorang muslim bernama Salahuddin Al-Ayubbi, pemilik pedang paling tajam di dunia. Rugilah bagi anak-anak pelapis agama dan bangsa sekarang yang kerap kali mendengar cerita Hero fiksyen, tahyul dan rekaan barat seperti Batman, Spiderman, serta ultraman lebih kerap daripada mendengar cerita tentang pahlawan Islam ini...


Salahuddin Al-Ayubi


Kita ? Kita bagaimana? Secara jujur, kita sendiri lebih kenal siapa spiderman daripada kisah tokoh-tokoh Islam bukan?


Cuba kita tanya pada umat Islam sekarang tak kisah mat rockers ke anak muda ke orang veteran ke..


Siapa dia Salahuddin Al-Ayubbi?
Siapa dia Syeikh Yusuf Qaradawi ?
Siapa dia As-Syahid Hassan Al-Bana?
Siapa dia Muhammad Al-Fateh?
Siapa dia Syeikh Ahmed Deedat?

Masih dengan teliti mendengar cerita sang penceramah tentang Sallahuddin bagaikan anak kecil mendengar cerita sang pelipur lara. Bezanya Sang pelipur lara hanya bercerita kisah dongeng.. Tetapi ini kisah benar-benar berlaku.


Bila??


Suatu Masa Dulu…..


"Bagaimana aku ingin ketawa sedangkan masjid Al-Aqsa masih dibawah jajahan musuh?" Kata Sallahuddin al-Ayubbi ketika ditanya mengapa beliau sentiasa serius dan tidak pernah ketawa.


Salahuddin adalah dari keturunan Kurdis. Bukan berbangsa Arab.. bukan berbangsa Palestin..tapi.. mengapa Salahuddin menghabiskan sepanjang umurnya bertarung mendapatkan Palestin dan Al-Aqsa.


Betapa hebatnya Salahuddin apabila berjaya menyatukan umat Islam yang berpecah belah. Segala persoalan fahaman, mazhab, bangsa, dan keturunan semuanya ditinggalkan untuk bersatu dibawah panji Islam yang diketuai Salahuddin. Malah, Salahuddin berjaya menyatukan fahaman yang sering bertelagah syiah dan ahli sunnah waljamaah untuk berjuang atas nama Islam.


Hebatnya Kau Salahuddin.


Suatu ketika dulu beliau pernah meminta air minum, tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan kepadanya. beliau meminta sehingga lima kali lalu berkata, “Aku hampir mati kehausan”. Beliau kemudian meminum air yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan.


Penyabarnya kau Salahuddin.


Dalam kesungguhan, semangat dan ketahanan rasanya tiada siapa yang boleh menandingi Salahuddin.


Kadang-kadang beliau sendiri pergi ke kawasan perkhemahan tentera musuh bersama perisik-perisiknya sekali bahkan dua kali sehari. Ketika berperang beliau sendiri akan pergi merempun celah-celah tentera musuh yang sedang mara. Beliau sentiasa mengadakan pemeriksaan ke atas setiap tenteranya dan memberikan arahan kepada panglima-panglima tenteranya.


Suatu Malam, Richard the Lion, Raja England , musuh Salahuddin sedang sakit didalam khemah tentera Kristian. Tiba-tiba ada satu kelibat manusia datang kepada Richard the Lion untuk merawat penyakitnya. Siapa sangka manusia itu musuh Richard sendiri. Salahuddin Al-Ayubi. Beliau sanggup menyamar dan membuang perasaan benci untuk merawat musuhnya sendiri. Subhanallah.


Pernah diceritakan, Salahuddin Al-ayubi pernah berhadapan Richard the Lion untuk menunjukkan kehebatan dan kemahiran masing-masing. Richard the Lion yang berbadan sasa mengambil pedang dari sarungnya dan dengan penuh tenaga menghunus kearah sebiji batu besar, batu itu terbelah.


Apabila tiba giliran Salahuddin. Salahuddin lantas mencampakkan sehelai kain sutera kelangit dan menghulurkan pedangnya,. Kain sutera dengan perlahan jatuh dan hinggap dimata pedang. Kain itu terpotong dua kerana tajamnya mata pedang Salahuddin.


Dalam medan peperangan beliau bagaikan seorang ibu yang garang kehilangan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat.


Beliau akan bergerak dari satu hujung medan peperangan ke hujung yang lain untuk mengingatkan tenteranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata-mata. Beliau juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.


Ketika mengepung Acre beliau hanya minum, itupun selepas dipaksa oleh doktor peribadinya tanpa makan. Doktor itu berkata bahawa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari Jumaat hingga isnin kerena beliau tidak mahu perhatiannya kepada peperangan terganggu.


Asakan Tentera Islam teramat dahsyat.
Memaksa Tentera Kristian menyerah kalah.
Tiada lagi pertempuran berlaku


Ketua tenteta Kristian menunggang kuda menuju kearah Salahudin Al-Ayubbi didepan Baitul Maqdis.


“Adakah kamu orang Islam akan memperlakukan kami seperti mana kami memperlakukan keatas orang-orang kamu terdahulu?” Kata Ketua Tentera Kristian


Semasa Kristian berjaya menawan Baitul Maqdis dahulu, jalan-jalan di Jerusalem ‘tersumbat’ dengan mayat-mayat, orang-orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat di atas bumbung dan menara rumah-rumah ibadah. Darah merah mewarnai bumi palestin akibat pembunuhan orang Islam beramai-ramai.


” Kami orang Islam tidak seperti kamu” Jawab Salahuddin Al-Ayubi.


Jawapan ini telah menyebabkan ramai orang Kristian memeluk Islam akibat keindahan akhlak yang ditunjukkan Salahuddin Al-Ayubbi.


Salahuddin tidak membalas tindakan mereka membunuh orang Islam yang tidak bersalah semasa orang Kristian menawan Baitul maqdis. Bersesuaian dengan tuntutan Islam, Orang awam tidak boleh dibunuh dalam peperangan.


Hari itu, Langit begitu Cerah.
Laungan “Allahhu Akbar” dan “Tiada tuhan melainkan Allah” telah memenuhi langit.
Para tentera tersenyum girang.


Pada Jumaat, 27 Rejab 583H bersamaan dengan tarikh peristiwa iskraj mikraj Rasulullah SAW.


Baitul Maqdis Ditawan Tentera Mukmin. Ramai orang yang terdiri dari ulama, Pembesar-pembesar, peniaga dan orang-orang biasa datang merayakan gembira kemenangan ini
Selepas menunggu hampir 90 tahun kini sembahyang Jumaat telah diadakan semula di Baitul Muqaddis. 

ALLAHUAKBAR!
Salib yang terpampang di ‘Dome of Rock’ telah diturunkan. Betapa Hebatnya hari itu hanya Allah yang tahu. Kemenangan Seluruh Umat Islam. Kemenangan Atas Kemenangan


27 Safar, 589H (enam tahun kemudian)


Malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin.


Syeikh Abu Ja’afar , seorang yang wara’ telah diberi kepercayaan untuk duduk disebelah Salahuddin ketika beliau Nazak.


Salahuddin Antara pengsan dan sedar.


Lantas, Syeikh Abu Jaafar membacakan. “Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata”
(Al-Hasyr: 22)


Sejurus Syeikh Abu Jaafar membacakan ayat tersebut, Salahuddin terus membuka matanya sambil tersenyum dengan muka yang berseri dan perasaan yang gembira dia berkata.


“Memang Benar”


Selepas mengucapkan kata-kata itu, Rohnya pun kembali kerahmatullah.


Salahuddin tidak meninggalkan harta kecuali satu dinar dan 47 dirham ketika beliau wafat. Tiada rumah-rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk kos pengkebumiannya. Keluarganya terpaksa meminjam wang untuk menanggung kos pengkebumian. Malah kain kafan pun diberikan oleh seorang menterinya.


Empat puluh tahun kemudian, Lord Olenby yang mengetuai pasukan Salibiah berjaya memasuki semula kota Baitulmaqdis, dia pergi ke kubur Salahuddin dan menginjakkan kakinya ke atas kubur Salahuddin sambil berkata:


“Sekarang aku datang semula ke sini.”


Alangkah penakutnya Si Olenby.. Celakalah si penakut ini kerana hanya berani berdepan dengan Salahuddin yang telah mati.


Tidak cukup dengan itu,


Pada tahun Masehi 1917


Selepas Perdana Menteri Britain mengumumkan tamatnya perang salib, General Perancis, Goro telah datang ke kubur Salahuddin Al- Ayubi dan menyepak kubur pembela Islam ini sambil berkata


”Bangunlah Salahuddin, Kami dah sampai disini!”


Alangkah bencinya mereka terhadap Hero umat Islam ini. Maha Suci Allah , telah mengurniakan seorang manusia yang hebat dalam membantu menegakkan umat Islam.


Semuga kesah ini dapat dihidupkan kembali bagi umat Islam yang sedang huru-hara pada masa ini diserata pelusuk negeri termasuk Syria, Mesir, Tunisia, Libya, Myanmar, Malaysia dan lain-lain tempat dibumi Allah ini.


Salam Ukhuwah..~

Ahad, 18 Ogos 2013

Petua Memilih Sahabat



Berkatalah salah seorang kawan Tok Wan:

 Kalau nak kenal sahabat kita kenalah keluar (bermusafir) sekurang-kurangnya selama 3 hari 3 malam. Makan bersama, masak bersama dan sudah pasti kita akan lebih mengenali sahabat kita. Mengenali dalam erti kata yang lebih akrab. Kita akan lebih tahu adakah dia akan membantu kita waktu memasak untuk menyediakan hidangan. Kita lihat adakah hanya wang kita yang keluar apabila hendak membeli bahan untuk dimasak dan berbagai perkara dapat kita cari dari pengalaman keluar bermusafir bersama-sama dengan sahabat kita. Barulah kita mengenali sahabat kita ini.

Keluar bermusafir pun janganlah cuma berdua atau bertiga. Seelok-eloknya lebih dari empat orang, barulah keluar berjemaah namanya.


Berkata Hukamak:

"Sekiranya kamu hendak mengetahui akan tingkah laku, peribadi atau kelakuan seseorang adalah ia seorang yang soleh atau toleh maka tidak perlu engkau bertanya di sana sini. Cukup dengan kamu melihat siapakah kawannya dan siapakah orang-orang yang disayanginya dan dari itu kamu akan mengetahui peribadinya kerana seseorang yang berkawan ia akan mengikuti kelakuan dan dan perbuatan kawannya itu".


Berkata Ulama':

"Janganlah kamu berkawan melainkan dua orang dari tiga orang iaitu orang yang engkau pelajari daripadanya sesuatu tentang urusan agamamu maka orang itupun memanfaat ilmunya kepadamu.


Petikan Dari Nasihat Al-Qomah Kepada Puteranya:

Berpesan Al Qomah kepadanya, "Wahai puteraku! Sekiranya engkau merasakan perlu untuk bersahabat dengan seseorang maka hendaklah engkau memilih teman-teman yang memiliki sifat yang berikut:

1. Jika kamu ditimpa oleh bencana maka temanmu itu akan cuba melakukan sesuatu untuk menghilangkan dan meringankan kesusahanmu itu.

2. Jika kamu meminta sesuatu bantuan atau pertolongan dari teman itu maka ia akan segera mengusahakannya.

3. Jika kamu merancangkan sesuatu maka temanmu itu akan turut membantumu dengan memberikan pandangannya.

4. Jika kamu bercakap-cakap dengannya maka temanmu itu akan membenarkan kata-katamu.

5. Jika temanmu itu melihat sesuatu yang tidak baik dari perbuatan atau perkataan atau perkataanmu maka dia akan menutupinya.

6. Jika kamu mengeratkan hubungan persahabatan dengan temanmu itu maka dia akan membalas dengan baik pertalian persahabatan itu.

7. Jika kamu menghulurkan sesuatu kebaikan (hadiah) kepada temanmu itu maka ia akan menerimanya dengan baik malah ia membalasnya kembali.

8. Jika temanmu itu mendapat sesuatu kebaikan dan kebajikan darimu itu maka ia akan mengingati, menghargai dan menyebutkan akan kebaikanmu itu.

9. Jika kamu berdiam diri atau kerana malu untuk meminta sesuatu darinya maka dia akan bertanyakan akan kesusahanmu itu.

10. Jika kamu berselisih faham dengan temanmu itu maka ia lebih rela mengalah demi untuk memelihara persahabatanmu itu.

Akhir sekali carilah sahabat sejati.


Salam Ukhuwah..~

Sabtu, 17 Ogos 2013

Tahajud Pengubat Kanser


Artikel kali ini berbahasa Indonesia, kerana memang asalnya Indonesia, namun Indonesia atau Malaysia atau dari mana negara pun ianya tetap sama seagama selagi masih berpegang pada Ahlil Sunnah Wal Jama'ah. Selamat menimba pengetahuan...

Solat tahajjud ternyata tidak hanya membuat seseorang yang melakukannya mendapat tempat (maqam) terpuji disisi Allah tapi juga sangat penting bagi dunia perubatan dan kedoktoran. Munurut hasil peneliian Dr. Mohammad Soleh, dosen IAIN Surabaya, salah satu solat sunnah itu dapat membebaskan seseorang daripada serangan kanser.

Tidak percaya? "Cobalah anda rajin-rajin solat tahajjud .jika anda melakukannya secara rutin, benar, khusyuk, dan ikhlas nescaya anda terbebas daripada infeksi dan kanser", ucap soleh. Ayah dua anak itu bukan "tukang obat" jalanan. Dia melontarkan pernyataannya itu dalam desertasinya yang berjudul "Pengaruh Solat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan tubuh Imonologi". Dengan desertasi itu, Soleh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedoktoran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya, yang dipertahankannya. Selama ini, menurut Soleh, tahajjud di nilai hanya merupakan ibadah solat tambahan atau solat sunnah. Padahal jika dilakukan dengan khusyuk dan ikhlas, secara medis solat itu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M,G,A dan limposit-nya yang berupa persepsi dan motivasi posetif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi. Solat tahajjud yang dimaksudkan Soleh bukan sekadar menggugurkan status solat yang muakkadah (Sunnah mendekati wajid). Ia menitikberatkan pada sisi rutinitas solat, ketetapan gerakan, kekusyukkan, dan keikhlasan. Selama ini kata dia, ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis.

Namun sebetulnya soal ini dapat di buktikan dengan teknologi kedoktoran. ikhlas yang selama ini di pandang sebagai miseri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekrasi hormon kortisol. Parameternya, lanjut Soleh, bisa di ukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nml/liter. Sedang pada malam hari atau pada selepas jam 12.00 malam normalnya antara 69-345nml/liter. "kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas kerana tertekan. Begitu sebaliknya. Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang mambantah paradigma lama yang menganggap pelajaran agama Islam semata-mata dogma atau doktrin.

Soleh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41 responden sisa SMU Luqman Hakim Pondok Persantren Hidayatullah, Surabaya . Daripada 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan melakukan solat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah di uji lagi, tingal 19 siswa yang bertahan solat tahajjud selama 2 bulan. Solat di mulai pukul 2.00-3.30 pagi sebanyak 11 rakaat, masing-masing 2 rakaat 4 kali salam dan tiga rakaat witir. Selanjutnya, hormon kortisol mereka di ukur di tiga laboratium di Surabaya (paramita, Prodia dan klinika). Hasilnya ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajjud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menghadapi masalah-masalah yang di hadapi dengan stabil. "jadi solat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi. Dengan cara memperbaiki persersi dan motivasi positif dan coping yang efektif, emosi yang positif dapat meghindarkan seseorang dari strees," Nah, menurut Soleh, orang yang strees itu biasanya retan sekali terhadap penyakit kanser dan infeksi. Dengan solat tahajjud yang di lakukan secara rutin dan di sertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki responimun yang baik,yang kemungkinan besar akan terhindar daripada penyakit infeksi dan kanser. Dan, berdasarkan hitungan teknik medis menunjukkan solat tahajjud yang dilakukan seperi itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik.

"Maka dirikanlah Solat kerana Tuhanmu dan berkorbanlah": (Al-Kautsar:2) Sebuah bukti bahawa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahsia atas rahmat, nikmat, anugerah yang di berikan oleh ALLAH kepadanya. Haruskan kita menunggu untuk masuk ke akal kita?"

kredit: rakangroup


Salam Ukhuwah..~