Jumaat, 30 September 2011

Rabi'ah Al-Adawiyah


Rabi’ah adalah anak keempat dari empat saudara. Semuanya perempuan. Ayahnya menamakan Rabi’ah, yang artinya “empat”, tak lain karena ia merupakan anak keempat dari keempat saudaranya itu. Diceritakan, sewaktu bayi Rabi’ah lahir malam hari, di rumahnya sama sekali tidak ada minyak sebagai bahan untuk penerangan (lampu), termasuk kain pembungkus untuk bayi Rabi’ah. Karena tak ada alat penerangan, ibunya lalu meminta sang suami, Ismail, untuk mencari minyak di rumah tetangga. Namun, karena suaminya terlanjur berjanji untuk tidak meminta bantuan pada sesama manusia (kecuali pada Tuhan), Ismail pun terpaksa pulang dengan tangan hampa.

Saat Ismail tertidur untuk menunggui putri keempatnya yang baru lahir tersebut, ia kemudian bermimpi didatangi oleh Nabi Muhammad Saw dan bersabda: “Janganlah bersedih hati, sebab anak perempuanmu yang baru lahir ini adalah seorang suci yang agung, yang pengaruhnya akan dianut oleh 7.000 umatku.” Nabi kemudian bersabda lagi: “Besok kirimkan surat kepada Isa Zadzan, Amir kota Basrah, ingatkanlah kepadanya bahwa ia biasanya bershalawat seratus kali untukku dan pada malam Jum’at sebanyak empat ratus kali, tetapi malam Jum’at ini ia melupakanku, dan sebagai hukumannya ia harus membayar denda kepadamu sebanyak empat ratus dinar.”

Ayah Rabi’ah kemudian terbangun dan menangis. Tak lama, ia pun menulis surat dan mengirimkannya kepada Amir kota Basrah itu yang dititipkan kepada pembawa surat pemimpin kota itu. Ketika Amir selesai membaca surat itu, ia pun berkata: “Berikan dua ribu dinar ini kepada orang miskin itu sebagai tanda terima kasihku, sebab Nabi telah mengingatkanku untuk memberi empat ratus dinar kepada orang tua itu dan katakanlah kepadanya bahwa aku ingin agar ia menghadapku supaya aku dapat bertemu dengannya. Tetapi aku rasa tidaklah tepat bahwa orang seperti itu harus datang kepadaku, akulah yang akan datang kepadanya dan mengusap penderitaannya dengan janggutku.”

Sekalipun keluarganya berada dalam kehidupan yang serba kekurangan, namun ayah Rabi’ah selalu hidup zuhud dan penuh kesalehan. Begitu pun Rabi’ah, yang meskipun sejak kecil hingga dewasanya hidup serba kekurangan, namun ia sama sekali tidak mencuitkan hatinya untuk terus beribadah kepada Allah. Sebaliknya, kepapaan keluarganya ia jadikan sebagai kunci untuk memasuki dunia sufi, yang kemudian melegendakan namanya sebagai salah seorang martir sufi wanita di antara deretan sejarah para sufi.

Rabi’ah memang tidak mewarisi karya-karya sufistik, termasuk sya’ir-sya’ir Cinta Ilahinya yang kerap ia senandungkan. Namun begitu, Sya’ir-sya’ir sufistiknya justru banyak dikutip oleh para penulis biografi Rabi’ah, antara lain J. Shibt Ibnul Jauzi (w. 1257 M) dengan karyanya Mir’at az-Zaman (Cermin Abad Ini), Ibnu Khallikan (w. 1282 M) dengan karyanya Wafayatul A’yan (Obituari Para Orang Besar), Yafi’I asy-Syafi’i (w. 1367 M) dengan karyanya Raudl ar-Riyahin fi Hikayat ash-Shalihin (Kebun Semerbak dalam Kehidupan Para Orang Saleh), dan Fariduddin Aththar (w. 1230 M) dengan karyanya Tadzkirat al-Auliya’ (Memoar Para Wali).

Saat Rabi’ah menginjak dewasa, ayah dan ibunya kemudian meninggal dunia. Jadilah kini ia sebagai anak yatim piatu. Penderitaan Rabi’ah terus bertambah, terutama setelah kota Basrah dilanda kelaparan hebat. Rabi’ah dan suadara-saudaranya terpaksa harus berpencar, sehingga ia harus menanggung beban penderitaan itu sendirian.

Suatu hari, ketika sedang berejalan-jalan di kota Basrah, ia berjumpa dengan seorang laki-laki yang memiliki niat buruk. Laki-laki itu lalu menarik Rabi’ah dan menjualnya sebagai seorang budak seharga enam dirham kepada seorang laki-laki. Dalam statusnya sebagai budak, Rabi’ah benar-benar diperlakukan kurang manusiawi. Siang malam tenaga Rabi’ah diperas tanpa mengenal istirahat. Suatu ketika, ada seorang laki-laki asing yang datang dan melihat Rabi’ah tanpa mengenakan cadar. Ketika laki-laki itu mendekatinya, Rabi’ah lalu meronta dan kemudian jatuh terpeleset. Mukanya tersungkur di pasir panas dan berkata: “Ya Allah, aku adalah seorang musafir tanpa ayah dan ibu, seorang yatim piatu dan seorang budak. Aku telah terjatuh dan terluka, meskipun demikian aku tidak bersedih hati oleh kejadian ini, hanya aku ingin sekali ridha-Mu. Aku ingin sekali mengetahui apakah Engkau Ridha terhadapku atau tidak.” Setelah itu, ia mendengar suara yang mengatakan, “Janganlah bersedih, sebab pada saat Hari Perhitungan nanti derajatmu akan sama dengan orang-orang yang terdekat dengan Allah di dalam surga.”

Setelah itu, Rabi’ah kembali pulang pada tuannya dan tetap menjalankan ibadah puasa sambil melakukan pekerjaannya sehari-hari. Konon, dalam menjalankan ibadah itu, ia sanggup berdiri di atas kakinya hingga siang hari.

Pada suatu malam, tuannya sempat terbangun dari tidurnya dan dari jendela kamarnya ia melihat Rabi’ah sedang sujud beribadah. Dalam shalatnya Rabi’ah berdoa, “Ya Allah, ya Tuhanku, Engkau-lah Yang Maha Mengetahui keinginan dalam hatiku untuk selalu menuruti perintah-perintah-Mu. Jika persoalannya hanyalah terletak padaku, maka aku tidak akan henti-hentinya barang satu jam pun untuk beribadah kepada-Mu, ya Allah. Karena Engkau-lah yang telah menciptakanku.” Tatkala Rabi’ah masih khusyuk beribadah, tuannya tampak melihat ada sebuah lentera yang tergantung di atas kepala Rabi’ah tanpa ada sehelai tali pun yang mengikatnya. Lentera yang menyinari seluruh rumah itu merupakan cahaya “sakinah” (diambil dari bahasa Hebrew “Shekina”, artinya cahaya Rahmat Tuhan) dari seorang Muslimah suci.

Melihat peristiwa aneh yang terjadi pada budaknya itu, majikan Rabi’ah tentu saja merasa ketakutan. Ia kemudian bangkit dan kembali ke tempat tidurnya semula. Sejenak ia termenung hingga fajar menyingsing. Tak lama setelah itu ia memanggil Rabi’ah dan bicara kepadanya dengan baik-baik seraya membebaskan Rabi’ah sebagai budak. Rabi’ah pun pamitan pergi dan meneruskan pengembaraannya di padang pasir yang tandus.

Dalam pengembaraannya Rabi’ah berkeinginan sekali untuk pergi ke Mekkah menunaikan ibadah haji. Akhirnya, ia berangkat juga dengan ditemani seekor keledai sebagai pengangkut barang-barangnya. Sayangnya, belum lagi perjalanan ke Mekkah sampai, keledai itu tiba-tiba mati di tengah jalan. Ia kemudian berjumpa dengan serombongan kafilah dan mereka menawarkan kepada Rabi’ah untuk membawakan barang-barang miliknya. Namun, tawaran itu ditolaknya baik-baik dengan alasan tak ingin meminta bantuan kepada bukan selain Tuhannya. Ia hanya percaya pada bantuan Allah dan tidak percaya pada makhluk ciptaan-Nya.

Orang-orang itu pun memahami keinginan Rabi’ah, sehingga mereka meneruskan perjalanannya. Rabi’ah terdiam dan kemudian menundukkan kepalanya sambil berdoa, “Ya Allah, apalagi yang akan Engkau lakukan dengan seorang perempuan asing dan lemah ini? Engkau-lah yang memanggilku ke rumah-Mu (Ka’bah), tetapi di tengah jalan Engkau mengambil keledaiku dan membiarkan aku seorang diri di tengah padang pasir ini.”

Setelah asyik bermunajat, di depan Rabi’ah tampak keledai yang semula mati itu pun hidup kembali. Rabi’ah tentu saja gembira karena bisa meneruskan perjalannya ke Mekkah.

Dalam cerita yang berbeda disebutkan, saat Rabi’ah berada di tengah padang pasir, ia berdoa, “Ya Allah, ya Tuhanku. Hatiku ini merasa bingung sekali, ke mana aku harus pergi? Aku hanyalah debu di atas bumi ini dan rumah itu (Ka’bah) hanyalah sebuah batu bagiku. Tampakkanlah wajah-Mu di tempat yang mulia ini.” Bgeitu ia berdoa sehingga muncul suara Allah dan langsung masuk ke dalam hatinya tanpa ada jarak, “Wahai Rabi’ah, ketika Musa ingin sekali melihat wajah-Ku, Aku hancurkan Gunung Sinai dan terpecah menjadi empat puluh potong. Tetaplah berada di situ dengan Nama-Ku.”

Diceritakan pula, saat Rabi’ah dalam perjalanannya ke Mekkah, tiba-tiba di tengah ia melihat Ka’bah datang menghampiri dirinya. Rabi’ah lalu berkata, “Tuhanlah yang aku rindukan, apakah artinya rumah ini bagiku? Aku ingin sekali bertemu dengan-Nya yang mengatakan, ‘Barangsiapa yang mendekati Aku dengan jarak sehasta, maka Aku akan berada sedekat urat nadinya.’ Ka’bah yang aku lihat ini tidak memiliki kekuatan apa pun terhadap diriku, kegembiraan apa yang aku dapatkan apabila Ka’bah yang indah ini dihadapkan pada diriku?” Singkat cerita, sekembalinya Rabi’ah dari menunaikan ibadah haji di Mekkah, ia kemudian menetap di Basrah dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk beribadah kepada Allah seraya melakukan perbuatan-perbuatan mulia.

Sebagaimana yang banyak ditulis dalam biografi Rabi’ah al-Adawiyah, wanita suci ini sama sekali tidak memikirkan dirinya untuk menikah. Sebab, menurut Rabi’ah, jalan tidak menikah merupakan tindakan yang tepat untuk melakukan pencarian Tuhan tanpa harus dibebani oleh urusan-urusan keduniawian. Padahal, tidak sedikit laki-laki yang berupaya untuk mendekati Rabi’ah dan bahkan meminangnya. Di antaranya adalah Abdul Wahid bin Zayd, seorang sufi yang zuhud dan wara. Ia juga seorang teolog dan termasuk salah seorang ulama terkemuka di kota Basrah.

Suatu ketika, Abdul Wahid bin Zayd sempat mencoba meminang Rabi’ah. Tapi lamaran itu ditolaknya dengan mengatakan, “Wahai laki-laki sensual, carilah perempuan sensual lain yang sama dengan mereka. Apakah engkau melihat adanya satu tanda sensual dalam diriku?”

Laki-laki lain yang pernah mengajukan lamaran kepada Rabi’ah adalah Muhammad bin Sulaiman al-Hasyimi, seorang Amir Abbasiyah dari Basrah (w. 172 H). Untuk berusaha mendapatkan Rabi’ah sebagai istrinya, laki-laki itu sanggup memberikan mahar perkawinan sebesar 100 ribu dinar dan juga memberitahukan kepada Rabi’ah bahwa ia masih memiliki pendapatan sebanyak 10 ribu dinar tiap bulan. Tetapi dijawab oleh Rabi’ah, ”Aku sungguh tidak merasa senang bahwa engkau akan menjadi budakku dan semua milikmu akan engkau berikan kepadaku, atau engkau akan menarikku dari Allah meskipun hanya untuk beberapa saat.”

Dalam kisah lain disebutkan, ada laki-laki sahabat Rabi’ah bernama Hasan al-Bashri yang juga berniat sama untuk menikahi Rabi’ah. Bahkan para sahabat sufi lain di kota itu mendesak Rabi’ah untuk menikah dengan sesama sufi pula. Karena desakan itu, Rabi’ah lalu mengatakan, “Baiklah, aku akan menikah dengan seseorang yang paling pintar di antara kalian.” Mereka mengatakan Hasan al-Bashri lah orangnya.” Rabi’ah kemudian mengatakan kepada Hasan al-Bashri, “Jika engkau dapat menjawab empat pertanyaanku, aku pun akan bersedia menjadi istrimu.” Hasan al-Bashri berkata, “Bertanyalah, dan jika Allah mengizinkanku, aku akan menjawab pertanyaanmu.”

“Pertanyaan pertama,” kata Rabi’ah, “Apakah yang akan dikatakan oleh Hakim dunia ini saat kematianku nanti, akankah aku mati dalam Islam atau murtad?” Hasan menjawab, “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui yang dapat menjawab.”

“Pertanyaan kedua, pada waktu aku dalam kubur nanti, di saat Malaikat Munkar dan Nakir menanyaiku, dapatkah aku menjawabnya?” Hasan menjawab, “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.”

“Pertanyaan ketiga, pada saat manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar di Hari Perhitungan (Yaumul Hisab) semua nanti akan menerima buku catatan amal di tangan kanan dan di tangan kiri. Bagaimana denganku, akankah aku menerima di tangan kanan atau di tangan kiri?” Hasan kembali menjawab, “Hanya Allah Yang Maha Tahu.”

“Pertanyaan terakhir, pada saat Hari Perhitungan nanti, sebagian manusia akan masuk surga dan sebagian lain masuk neraka. Di kelompok manakah aku akan berada?” Hasan lagi-lagi menjawab seperti jawaban semula bahwa hanya Allah saja Yang Maha Mengetahui semua rahasia yang tersembunyi itu.

Selanjutnya, Rabi’ah mengatakan kepada Hasan al-Bashri, “Aku telah mengajukan empat pertanyaan tentang diriku, bagaiman aku harus bersuami yang kepadanya aku menghabiskan waktuku dengannya?” Dalam penolakannya itu pula, Rabi’ah lalu menyenandungkan sebuah sya’ir yang cukup indah.

Damaiku, wahai saudara-saudaraku,
Dalam kesendirianku,
Dan kekasihku bila selamanya bersamaku,
Karena cintanya itu,
Tak ada duanya,
Dan cintanya itu mengujiku,
Di antara keindahan yang fana ini,
Pada saat aku merenungi Keindahan-Nya,
Dia-lah “mirabku”, Dia-lah “kiblatku”,
Jika aku mati karena cintaku,
Sebelum aku mendapatkan kepuasaanku,
Amboi, alangkah hinanya hidupku di dunia ini,
Oh, pelipur jiwa yang terbakar gairah,
Juangku bila menyatu dengan-Mu telah melipur jiwaku,
Wahai Kebahagiaanku dan Hidupku selamanya,
Engkau-lah sumber hidupku,
Dan dari-Mu jua datang kebahagiaanku,
Telah kutanggalkan semua keindahan fana ini dariku,
Harapku dapat menyatu dengan-Mu,
Karena itulah hidup kutuju.

Fariduddin al-Attar menceritakan dalam kitab Taz-kiratul Auliya bahwa Rabiah pandai sekali meniup seruling. Untuk jangka waktu tertentu ia menopang hidupnya dengan bermain musik. Namun, kemudian ia memanfaatkan kepandaiannya untuk mengiringi para sufi yang sedang berzikir dalam upayanya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Selain itu ia mengunjungi masjid-masjid, dari pagi sampai larut malam. Namun, lantaran ia merasa dengan cara itu Tuhan tidak makin menghampirinya, maka ditinggalkannya semua itu.

Ia tidak lagi meniup seruling, dan ia tidak lagi mendatangi masjid-masjid. Ia menghabiskan waktu dengan beribadah dan berzikir. Periode yang kedua ini disebut sebagai periode Sufi, suatu periode tatkala Rabiah telah mencapai mahabbattullah (cinta pada Allah) sampai meninggal dan dipuji sebagai Testimony of Belief (Bukti Keimanan).

Doris Lessing, seorang pengamat perjalanan hidup Rabiah, memberi kesimpulan bahwa sufisme tokoh wanita ini adalah bentuk sufisme cinta. Sejenis sufisme yang menempatkan cinta (mahabbah) sebagai panggilan jiwanya. Sufisme yang tak bermaksud larut dalam ekstatik (gairah yang meluap) serta tak berdimensi pemujaan atau pemuliaan dan metode-metode tambahan yang penuh dengan sakramen.

Kendati demikian, pengalaman Rabiah adalah pengalaman orang suci yang sulit ditiru oleh awam. Memahami Rabiah sangat sulit. Seperti masa hidupnya, Rabiah tampaknya jauh dari kita. Selain itu, kesempurnaan yang menyertainya tak mungkin dapat ditandingi oleh orang-orang biasa.

Apa yang dilakukan Rabiah dalam hidupnya sebetulnya adalah ikhtiar untuk membiasakan diri ‘bertemu’ dengan pencipta-Nya. Di situlah ia memperoleh kehangatan, kesyahduan, kepastian, dan kesejatian hidup. Sesuatu yang kini sangat dirindukan oleh manusia modern. Karena itu, menjadi pemuja Tuhan adalah obsesi Rabiah yang tidak pernah mengenal tepi dan batas. Tak heran jika dunia yang digaulinya bebas dari perasaan benci. Seluruhnya telah diberikan untuk sebuah cinta.

Meskipun hidup Rabiah seperti berlangsung linear dan konstan, seluruh energi hidupnya dia abdikan untuk cinta, Rabiah memberi tahu kepada kita bahwa hidup memang tidak sederhana, seperti yang dijalaninya. Hidup itu begitu rumit, kadang kadang ada kemesraan dan kadang-kadang ada kehidmatan bertahta.

Menarik kita simak beberapa doa Rabiah yang dipanjatkan pada waktu larut malam, di atas atap rumahnya: “O Tuhanku, bintang-bintang bersinar gemerlapan, manusia telah tidur nyenyak, dan raja-raja telah menutup pintunya, tiap orang yang bercinta sedang asyik masyuk dengan kesayangannya, dan di sinilah aku sendirian bersama Engkau.”

Jika fajar telah merekah dan serat-serat cahaya menebari cakrawala, Rabiah pun berdoa dengan khusyuk, “Ya, illahi. Malam telah berlalu, dan siang menjelang datang. Aduhai, seandainya malam tidak pernah berakhir, alangkah bahagianya hatiku sebab aku dapat selalu bermesra-mesra dengan-Mu. illahi, demi kemuliaan-Mu, walaupun Kautolak aku mengetuk pintu-Mu, aku akan senantiasa menanti di depan pintu karena cintaku telah terikat dengan-Mu.”

Lantas, jika Rabiah membuka jendela kamarnya, dan alam lepas terbentang di depan matanya, ia pun segera berbisik, “Tuhanku. Ketika kudengar margasatwa berkicau dan burung-burung mengepakkan sayapnya, pada hakikatnya mereka sedang memuji-Mu. Pada waktu kudengar desauan angin dan gemericik air di pegunungan, bahkan manakala guntur menggelegar, semuanya kulihat sedang menjadi saksi atas keesaan-Mu.

Tentang masa depannya ia pernah ditanya oleh Sufyan Tsauri: “Apakah engkau akan menikah kelak?” Rabiah mengelak, “Pernikahan merupakan kewajiban bagi mereka yang mempunyai pilihan. Padahal aku tidak mempunyai pilihan kecuali mengabdi kepada Allah.” “Bagaimanakah jalannya sampai engkau mencapai martabat itu?” “Karena telah kuberikan seluruh hidupku,” ujar Rabiah. “Mengapa bisa kaulakukan itu, sedangkan kami tidak?” Dengan tulus Rabiah menjawab, “Sebab aku tidak mampu menciptakan keserasian antara perkawinan dan cinta kepada Tuhan.”

Rabiah wafat dengan meninggalkan pengalaman sufistik yang tak terhingga artinya. Hikmah yang ditinggalkan sangat berharga dan patut kita gali sebagai ‘makrifat’ hidup.


kredit: nina mazrina


Salam Ukhuwah..~

Khamis, 29 September 2011

Kebaikan Kacang Pistachio


Pistachio berasal dari negara Timur Tengah dan Asia.

Kacang Pistachio merupakan makanan kaum bangsawan zaman Romawi kuno. Kacang pistachio, adalah merupakan sejenis makanan para genius dahulu dan kini.

Selain kacang pistachio, buah kismes juga makanan genius. Tok Wan sendiri sejak dari darjah 6 sekolah dulu sering makan buah kismes setiap pagi 3 biji sambil selawat keatas Nabi saw. Hasilnya daya ingatan meningkat. Cendekiawan serta ilmuan sering memakan kacang pistachio bersama buah kismes dan dicampur susu dan madu.

Bagi pelajar tahfiz, kacang pistachio dan buah kismes memang tidak dapat dipisahkan kerana makanan ini mempunyai rasa yang lazat serta khasiat yang elok untuk akal fikiran kita.

Memang harganya lebih mahal. Di Kuala Lumpur kalau beli borong harganya RM 70 setiap 1 kg. Kalau beli yang dah siap dalam peket kecil (50 gram) harganya antara RM 3 ke RM 3.20 sen. Namun kerana khasiatnya yang baik apalah sangat dengan harga. Sebab ia mahal sebab pokoknya tak tumbuh kat Malaysia.


Pokok pistachio

Kacang Pistachio punya khasiat tersendiri, antaranya zat besi, folat, kalium, niasin, riboflavin dan zing. Kacang berwarna hijau ini juga mengandungi banyak fitoterol yang dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit jantung serta beberapa jenis kanser.

Para penyelidik di Pennsylvania State University telah melakukan satu kajian. Responden diminta memakan lebih kurang 42 gram pistachio setiap hari. Pada akhir minggu keempat, mereka yang rajin memakan kacang jenis ini berjaya menurunkan sejumlah kadar kolesterol mereka, hingga sekitar 6.7 peratus, dan kolesterol LDL(kolesterol 'jahat') hingga 11.6 peratus.

Secara tidak langsung, penurunan kadar kolesterol yang hampir 7 peratus, ini turut menurunkan risiko mendapat penyakit jantung hingga 14 peratus! Selain itu, kacang pistachio juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) di dalam tubuh manusia, melindungi usus serta menguatkan hati dan ginjal.



Jika membelinya, pilihlah yang kulit luarnya terbuka kerana kulit tertutup menandakan kacang belum cukup tua.

Kerana usia pistachio tidak lama sebaiknya pilihlah pistachio yang warna kacangnya hijau terang. Kalau sudah terlalu tua atau lama di kedai atau dalam bungkusan, warnanya akan pudar, dan kacang akan berubah layu.


Salam Ukhuwah..~

Melacur Kerana Dharurat_Jawapan Pejabat Mufti Perak


MERUJUK kepada surat Saudara Rozmal Malakan dari Senawang yang meminta Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan memberikan penjelasan terhadap isu bekerja sebagai pelacur atas alasan darurat, saya terpanggil untuk memberi pandangan walaupun bukan ahli Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan.

Beberapa ulama memberikan ulasan mengenai takrif darurat berdasarkan maksud dalam ayat 3, surah al Maidah:

Diharamkan kepada kamu (memakan) bangkai (binatang yang tidak disembelih), dan darah (yang keluar mengalir), dan daging bab* (termasuk semuanya), dan binatang-binatang yang disembelih kerana yang lain daripada Allah, dan yang mati tercekik, dan yang mati dipukul, dan yang mati jatuh dari tempat yang tinggi, dan yang mati ditanduk, dan yang mati dimakan binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih (sebelum habis nyawanya), dan yang disembelih atas nama berhala; dan (diharamkan juga) kamu merenung nasib dengan undi batang-batang anak panah.

Yang demikian itu adalah perbuatan fasik. Pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa (daripada memesongkan kamu) daripada agama kamu (setelah mereka melihat perkembangan Islam dan umatnya). Sebab itu janganlah kamu takut dan gentar kepada mereka, sebaliknya hendaklah kamu takut dan gentar kepadaKu. Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redhakan Islam itu menjadi agama untuk kamu. Maka sesiapa yang terpaksa kerana kelaparan (memakan benda-benda yang diharamkan) sedang ia tidak cenderung hendak melakukan dosa (maka bolehlah ia memakannya), kerana sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.

Menurut Imam Abu Bakar Al Jasas, darurat itu adalah satu keadaan ditakuti atau dikhuatiri akan berlaku kemusnahan ke atas nyawa atau beberapa bahagian anggota badan apabila tidak memakan makanan yang haram itu.

Al Bazdawi pula mengatakan bahawa darurat itu ialah keadaan di mana jika keengganan untuk memakan makanan yang haram itu akan menyebabkan kemusnahan nyawa dan anggota.

Ulama mazhab As Syafie (as Syafiyyah ) mengatakan skop darurat itu bukan sekadar takut kehilangan nyawa jika tidak memakan makanan yang haram itu, tetapi ditakuti juga akan berlaku kesakitan atau sakitnya bertambah teruk atau sakitnya itu akan berpanjangan.

Mereka juga meletakkan kekhuatiran akan ditinggalkan oleh rakan seperjalanan dan ketidakmampuan untuk mengendalikan kenderaan jika tidak memakan makanan yang haram itu mahupun melakukan perkara yang terlarang.

Imam Abu Zuhrah pula mendefinisikan darurat pula sebagai satu keadaan ditakuti akan kehilangan nyawa ataupun kehilangan harta keseluruhannya ataupun masahat dharurinya (agama, nyawa, maruah, akal dan harta) terancam jika tidak memakan yang haram atau tidak melakukan perkara yang terlarang dengan syarat tidak menyentuh hak orang lain.

Sesungguhnya syarak telah menetapkan beberapa syarat yang membolehkan seseorang itu memakan makanan yang diharamkan atau melakukan perkara yang dilarang mahupun meninggal atau menangguh perkara yang diwajibkan ke atasnya.

Berikut adalah beberapa syarat yang telah ditetapkan oleh Islam dalam meletakkan sempadan daerah darurat itu sendiri. Jika menepati kriteria ini barulah terpakai kaedah syarak seperti darurat mengharuskan perkara yang dilarang:

* Darurat itu memang benar-benar berlaku bukan lagi hanya sangkaan semata-mata ke atas kemusnahan nyawa ataupun harta benda. Kalau pun kekhuatiran itu didasarkan andaian, andaian itu hendaklah andaian yang kuat seperti telah melalui proses pengalaman dan pemerhatian.

* Orang yang berada dalam keadaan darurat itu tidak ada jalan lain yang dibenarkan oleh syarak untuk mengelakkan kemudaratan itu. Contohnya seseorang yang amat perlu untuk meminjam wang maka ia mesti memilih pinjaman tanpa riba kerana zaman ini sudah ada alternatif untuk melakukan pinjaman dengan tidak menggunakan sistem riba.

* Orang yang dalam keadaan darurat (terpaksa) itu mestilah berusaha jangan memilih perkara yang terang-terang melanggar prinsip-prinsip asasi Syariat Islamiah dan usul akidah Islamiah seperti tidak halalnya ia memilih untuk berzina, membunuh, memilih kufur dan mengambil hak orang lain kerana perkara-perkara berkenaan pada hakikatnya adalah mafsadah (kerosakan).

Ini bererti jika dalam melepaskan keadaan terpaksa itu tiada jalan yang halal, cuma yang ada beberapa jalan yang haram, maka ia mesti memilih mudarat yang lebih ringan dan tidak terang-terang melanggar perkara-perkara asasi dalam Islam.

* Ketika melepaskan keadaan daruratnya seseorang itu mestilah sekadar melakukannya kadar yang perlu sahaja, bukan untuk berselesa melakukan perkara yang terlarang berkenaan berdasarkan kaedah keadaan darurat diukur dengan tingkatannya

* Dalam isu terpaksa memakan ubat dari produk haram untuk menjaga kepentingan nyawa, syarat tambahan yang perlu dipenuhi ialah pengambilan ubat berkenaan hendaklah disyorkan oleh doktor yang dipercayai pegangan dan amalan agamanya serta mempunyai kepakaran di samping terbukti tiada ubat lain yang halal untuk diambil.

* Dalam pemerintahan negara, pemimpin perlu memastikan kepentingan awam dan negara didahulukan walaupun kadang-kadang terpaksa mengambil jalan yang terlarang apabila jalan yang halal tiada atau kurang berkesan dalam menjaga kepentingan negaranya seperti pandangan beberapa orang ulama yang berpandangan harus membayar hutang negara kepada badan-badan dunia atau negara-negara kuasa besar bersama dengan faedah pinjaman walaupun pada asasnya riba itu haram kerana menjaga kepentingan negara daripada terjual atau tergadai kepada kuasa asing.

Daripada sedikit ulasan di atas, alasan melakukan perkara yang diharamkan kerana darurat tidak semudah seperti ia diungkapkan kerana pada hakikatnya ia masih terikat dengan beberapa syarat yang telah ditetapkan oleh syarak.

Fenomena yang berlaku di masyarakat kita ialah ramai di kalangan umat Islam menggunakan alasan darurat dengan melakukan perkara yang haram dalam perkara peminjaman secara riba sedangkan peminjam berkenaan bukannya dalam perkara `daruriyyat' tetapi hanya dalam perkara `tahsiniyyat' sahaja.

Saya berpandangan alasan melacur kerana darurat tidak dapat diterima sama sekali oleh syarak mahupun akal dan adat masyarakat kerana masih banyak lagi jalan lain yang boleh dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya lebih-lebih lagi disokong dengan statistik peluang pekerjaan yang banyak dikaut oleh pekerja asing di negara ini, di samping masih terdapat badan-badan kebajikan kerajaan mahupun swasta dan masih ramai warga negara ini yang berjiwa mulia bersikap suka menolong orang yang dalam kesusahan.

ZAMRI HASHIM, Pegawai Istinbat, Jabatan Mufti Negeri
Perak.


Salam Ukhuwah..~

Rabu, 28 September 2011

Saintis Peranchis Memeluk Islam Setelah Mengkaji Mayat Ramses II

Subject: Saintis Perancis Memeluk Islam Setelah Mengkaji Mayat Ramses II

Mumia Ramesses II

Pada pertengahan tahun 1975, Presiden Perancis menawarkan kerajaan Mesir bantuan untuk meneliti, mempelajari dan menganalisis mumia Firaun, Ramasses II yang sangat terkenal. Firaun yang dikatakan hidup di zaman Nabi Musa yang akhirnya mati tenggelam dalam Laut Merah ketika mengejar Musa dan para pengikut baginda yang melarikan diri daripada kekejamannya.

Mesir menyambut baik tawaran itu dan membenarkan mumia itu diterbangkan ke Paris. Malah ketika sampai di sana kedatangan mumia itu disambut dengan pesta dan majlis keramaian. Ini termasuklah apabila Mitterand dan para pemimpin Perancis yang lain tunduk hormat ketika mumia itu dibawa lalu di hadapan mereka.

Mumia itu kemudiannya diletakkan di ruang khas di Pusat Arkeologi Perancis. Di situ ia bakal diperiksa sekali gus membongkar rahsianya oleh para pakar, doktor bedah dan autopsi Perancis yang dipimpin oleh doktor yang sangat terkenal, Prof. Dr. Maurice Bucaille.


Prof. Dr. Maurice Bucaille


Bucaille adalah seorang pakar bedah kenamaan Perancis yang dilahirkan di Pont-L’Eveque pada 19 Julai 1920. Memulakan kerjaya di bidang perubatan am dan pada tahun 1945 beliau diiktiraf sebagai pakar di bidang gastroentorologi.

Ramai kerabat diraja dan keluarga pemimpin dunia menggunakan khidmat Dr. Bucaille, termasuk Raja Faisal Arab Saudi dan pemimpin Mesir, Anwar Sadat.

Kesempatan untuk membedah dan menyiasat mumia Firaun ini di manfaat sepenuhnya oleh Bucaille. Beliau mengerah seluruh tenaga dan pengalamannya untuk membongkar misteri di sebalik kematian raja Mesir kuno itu.

hasilnya sangat mengejutkan. Dr. Bucaille menjumpai sisa-sisa garam yang masih melekat pada jasad mumia tersebut sebagai bukti terbesar bahawa Firaun mati akibat tenggelam di dalam laut. Iaitu jasadnya segera dikeluarkan dari laut, ‘dirawat’ segera dan dijadikan mumia supaya jasad itu tidak buruk.

Namun penemuan itu menimbulkan persoalan yang sangat besar kepada Dr. Bucaille.

Bagaimana jasad tersebut masih dalam keadaan sangat baik berbanding jasad-jasad yang lazimnya tenggelam dan dikeluarkan daripada laut?

Beliau menyiapkan sebuah laporan akhir yang dipercayainya sebagai penemuan baru, iaitu proses menyelamatkan mayat Firaun dari laut dan kaedah pengawetannya.



Laporan tersebut diterbitkan dengan tajuk; Mumia Firaun: Sebuah Penelitian Perubatan Moden (tajuk asalnya; Les Momies Des Pharaons Et La Midecine). Ekoran penerbitan laporan itu, Dr Bucaille dianugerah penghargaan tertinggi kerajaan iaitu Le Prix Diane Potier-Boes (Penghargaan Dalam Sejarah) oleh Academie Frantaise dan anugerah Prix General daripada Academie Nationale De Medicine, Perancis.







Kisah Firaun Di Dalam Al-Quran

Namun seorang rakan sempat membisikkan kepada Dr. Bucaille bahawa penemuan ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru.

“Jangan panik kerana sesungguhnya umat Islam telah mengetahui tentang peristiwa Firaun yang mati lemas dan mayatnya dipelihara sehingga ke hari ini!”

Namun kata-kata itu ditentang keras oleh Dr. Bucaille kerana beliau menganggap sangat mustahil. Baginya membongkar sesebuah misteri yang berlaku lama dahulu tidak mungkin dapat diketahui kecuali dengan perkembangan teknologi moden, peralatan dan makmal canggi.

Hakikatnya Dr. Bucaille menjadi serba salah dan bingung apabila diberitahu bahawa al-Quran yang diyakini dan dipercayai oleh umat Islam telahpun meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian mayatnya diselamatkan.

Beliau tertanya-tanya, bagaimana perkara seperti itu dapat diterima oleh akal kerana mumia itu baru sahaja ditemui sekitar tahun 1898. Sedangkan al-Quran telah ada di tangan umat Islam sejak 1400 tahun yang lalu.

Sambil mata tidak terlepas dari memandang mumia Firauan yang terbujur di hadapannya, Dr. Bucaille terus tertanya-tanya bagaimana al-Quran dapat menyatakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari hancur sejak ribuan tahun lalu.

“Adakah masuk akal ,di hadapanku ini adalah Firaun yang cuba menangkap Musa? Apakah masuk akal Muhammad mengetahui hal sejarah ini? Pada hal kejadian Musa dikejar Firaun telah berlaku sebelum al-Quran diturunkan,” kata hatinya sendirian.

Beliau mendapatkan kitab Injil yang di dalamnya hanya menyatakan Firaun tenggelam di tengah laut saat mengejar Nabi Musa tetapi tidak diceritakan mengenai mayat Firaun.

Sementara dalam Kitab Perjanjian Lama (Injil Lama) pula yang diceritakan dalam kitab itu hanyalah:

“Air (laut) pun kembali seperti sebuah lautan yang berombak dan beralun, menenggelamkan kereta-kereta (chariot) kuda, pasukan berkuda dan seluruh bala tentera Firaun tanpa ada seorang pun yang berjaya menyelamatkan diri. Tetapi anak-anak Israel dapat menyelamatkan diri atas daratan kering di tengah-tengah laut itu”.
(Exodus 14:28 dan Psalm 136:15)




Penemuan Roda Kereta Firaun di dasar Laut Merah


Dr. Bucaille sangat terkejut kerana tidak ada disebut langsung mengenai apa yang terjadi seterusnya kepada mayat Firaun selepas tenggelam. Ini menjadikan beliau semakin kebingungan.

Apabila mumia dikembalikan semula ke Mesir, Dr. Bucaille terus mendapatkan kepastian mengenai mumia itu. Lalu beliau memutuskan untuk bertemu dengan para ilmuwan Islam mengenai sejarah Nabi Musa, kekejaman Firaun sehinggalah Bani Israel meninggalkan Mesir dan dikejar Firaun dengan seluruh bala tentera di belakang mereka.

Maka salah seorang mereka terus bangun dan membaca ayat al-Quran berhubung sejarah tersebut untuk Dr. Bucaille mendengarkannya sendiri:

“Maka pada hari ini Kami selamatkan badan kamu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudah kamu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami."
(Yunus: 92)

Apabila mendengar ayat ini, hati Dr. Bucaille benar-benar tersentuh. Beliau akhirnya mengakui kebenaran ayat itu kerana ia dapat diterima akal dan memberikan satu inspirasi serta dorongan kepada sains untuk maju meneroka lebih jauh lagi.

Lalu dengan hati yang begitu sebak dan keharuan, beliau pun bangun dan dengan suara yang lantang berkata: “Sesungguhnya aku masuk Islam dan beriman dengan al-Quran ini.”

Tidak sekadar beliau mengakui kebenaran dan memeluk Islam tetapi beliau kemudiannya pulang ke Perancis dengan mengkaji seluruh isi al-Quran.


Akhirnya beliau berjaya menerbitkan buku yang sangat mengejutkan seluruh dunia dan sehingga kini telah diterjemahkan dalam pelbagai bahasa pada tahun 1976, iaitu The Bible, the Qur’an, and Science : The Holy Scriptures Examined in the Light of Modern Knowledge.





Melalui buku ini, Dr. Bucaille yang kemudiannya dikenali sebagai Dr. Yahya Maurice Bucaille berjaya membuktikan bahawa al-Quran adalah selari dengan fakta-fakta sains sementara kitab Injil adalah sebaliknya.

“Sains dan Islam umpama saudara kembar yang tidak boleh berpisah. Ini kerana dalam Injil terdapat pelbagai kesilapan dari aspek saintifik tetapi tiada sedikitpun kesilapan seperti itu ada dalam al-Quran.

“Al-Quran yang di dalamnya diceritakan segala penjelasan mengenai fenomena alam semula jadi yang sangat bertepatan dengan sains moden,” katanya.

Beliau memberikan kesimpulan bahawa tidak syak lagi al-Quran benar-benar kalam Allah.

kredit: Jasni06


Salam Ukhuwah..~

Selasa, 27 September 2011

Jadilah Kunci Kebaikan


"Sesunggkalangan manusia ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan. Dan di kalangan manusia ada pula yang menjadi kunci-kunci pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Maka beruntunglah orang yang Allah jadikan kunci-kunci kebaikan di tangannya dan celakalah bagi orang-orang yang Allah jadikan kunci-kunci keburukan di tangannya.[ Ibnu Majah, Dari Anas R.a dihasankan oleh Al-albani]

Jadilah pemegang kunci kebaikan kerana ia akan mendapat keredaan Allah dan balasan syurga. Jadilah hamba Allah yang soleh dengan menunaikan kewajipan dan menghindari kemungkaran serta mengajak orang lain juga menjadi sepertinya. Golongan ini sentiasa mempromosi kebaikan dan perkara yang diredai oleh Allah SWT. Orang ramai akan mencarinya bila mempunyai sesuatu keperluan berupa kebajikan malah dia bersedia untuk membantu orang lain dengan senang hati tanpa upah dan ganjaran. Memadailah ganjaran di sisi Allah di akhirat kelak.

Jangan jadi golongan yang kedua iaitu pemegang kunci keburukan. Golongan ini melakukan kejahatan malah turut mendorong orang lain untuk melakukannya. Dia mempromosi perbuatan maksiat dan dosa. Dia mendapat dosa malah turut memikul dosa orang yang mengikutinya. Sebagaimana sabda Nabi saw yang bermaksud :

"Sesiapa yang memulakan satu sunnah yang baik di dalam Islam dia akan memperolehi ganjarannya dan ganjaran orang yang melakukannya selepasnya dengan tidak kurang sedikitpun ganjaran mereka. Dan sesiapa yang memulakan satu sunnah yang buruk di dalam Islam dia akan menanggung dosanya dan dosa orang yang melakukannya selepasnya dengan tidak kurang sedikitpun dosa-dosa mereka." ( Imam Muslim )

Hindarilah diri dari menjadi pemegang kunci kejahatan ini kerana dosa yang bertimbun-timbun terpaksa dipikul akibat menjadi ikutan oleh orang lain. Era IT yang serba canggih pada masa kini ramai benar pemegang kunci keburukan boleh dilihat di laman blog-blog dan laman sosial. Terdapat individu muslim yang menjadikan blog peribadi mereka sebagai sumber dosa dan maksiat. Dia meletakkan gambar-gambar yang mendedahkan aurat, separuh bogel, promosi filem dan video lucah, cerita-cerita berunsurkan fitnah dan gosip yang tidak berasas malah turut mempromosikan artis-artis kafir dan musyrik serta memujanya secara melampau-lampau. Bukan sedikit pengunjung blognya. Entah berapa ‘bukit' dosa yang terpaksa dia pikul akibat memegang kunci kejahatan itu.

Namun Alhamdulillah tidak kurang juga mereka yang ‘celik hati dan akhirat' memilih untuk memegang kunci kebaikan. Mereka berkongsi ilmu agama dan ilmu keduniaan yang bermanfaat yang boleh dikongsi oleh orang lain. Sungguh beruntung mereka ini. Mereka mendapat pahala dengan sebab orang lain mengambil faedah dari blog-blog mereka. golongan ini akan terus mendapat pahala selagi ilmunya dimanfaatkan walaupun telah meninggal dunia sebagaimana maksud hadis nabi saw. Semoga Allah merahmati dan membimbing kita agar menjadi pemegang kunci kebaikan dan menjauhkan kita dari menjadi pemegang kunci keburukan. Mudah-mudahan Allah membimbing kita ke jalan yang diredaiNya.


Hendaklah kita mengajar kebaikan kepada orang lain.

Dengan pengajaran yang dilakukan akan memberi kesempatan kepada ramai orang lain untuk menerima dan menimba kebaikan.

Firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 104 yang bermaksud: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyerukepada kebaikan."

"Barang siapa yang menunjukkan (seseorang) kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." - (Hadis Riwayat Muslim).

Senantiasa mempelajari dan mengkaji kebaikan

Seseorang yang mempelajari dan mengkaji ilmulayak disebut sebagai kunci pembuka kebaikan. Dengan belajar maka pada akhirnya ia akan terdorong untuk mengajarkan kebaikan yang dipelajarinya.

"Sebaik-baik orang dikalangan kamu adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya kepada orang lain" - HR Bukhari .

Dengan belajar, seseorang akan menghidupkan kembali ilmu gurunya yang mungkin hampir mati.

Sentiasa mengamalkan kebaikan

Seseorang yang mengerjakan kebaikan akan dianggap kunci pembuka kebaikan kerana dengan mengamal kebaikan bererti ia memberikan contoh dan teladan kepada orang lain agar ikut mengerjakan kebaikan juga. Mengajar dengan contoh teladan lebih berkesan daripada mengajar dengan lisan.

Abu Darda' berkata: "Tidaklah kamu dianggap sebagai orang alim sehingga kamu mengamalkan ilmumu".

Sentiasa mendukung proses belajar dan mengajar pelbagai bidang kebaikan.

Sekiranya seseorang tiada kesempatan untuk belajar dan tidak mampu mengajar maka hendaklah ia menjadi orang yang memberi kemudahan kepada orang-orang yang mengajar dan belajar untuk melakukan kebaikan.

Firman Allah yang bermaksud:

"Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan ketaqwaan." (Al Maidah ayat 2)

Memberikan bantuan atau kemudahan kepada sesiapapun yang hendak mengamalkan kebaikan.

"Barangsiapa yang menyiapkan perbekalanuntuk orang yang berperang di jalan Allah maka ia akan mendapatkan pahala orang yang berperang." (Muttafaqun 'alaih).

Menjadi penggembira dan memperlihatkan sikap bersahabat kepada penyeru kebaikan.

Seorang yang hadir dalam sebuah majlis kebaikan, meskipun hanya ikut-ikutan dan tidak serius melakukannya, juga layak dianggap sebagai kunci pembuka kebaikan sehingga layak mendapat keampunan dan rahmat Allah.

Dalam sebuah hadis Qudsi Allah berfirman:

"Saksikanlah olehmu bahawa Aku telah mengampuni mereka semuanya," Malaikat berkata: "Diantara mereka ada si fulan, ia bukan sebahagian daripada mereka, kerana sebenarnya ia datang untuk suatu keperluan." Allah berfirman:"Sesungguhnya Aku juga telah mengampuninya. Kerana mereka adalah suatu kaum yang barangsiapa duduk bersama mereka, maka tidak akan mengalami kesengsaraan." (HR Muslim)

kredit: odah


Salam Ukhuwah..~

Wahai Yang Sedang Berdukacita, Kalam ALLAH Ini Buatmu


ALLAH `Azza wa Jalla adalah pencipta kita dan DIA adalah pencipta segalanya. DIA mengetahui yang zahir dan yang batin. DIA mengetahui apa yang terkandung di dalam hati lemah kita. Dan DIA tidak pernah membiarkan kita terkontang-kanting tanpa panduan dan cara menyelesaikannya.

Di dalam al-Quran yang mulia, ALLAH telah menyediakan semua jawapan terhadap persoalan manusia. Tinggal kita sahaja, samada sombong atau tidak, samada mahu mengkaji atau tidak, untuk mendapat manfaat yang besar dari kata-kata ALLAH Jalla wa A`la di dalam kitab yang mulia tersebut.

Berikut adalah sebahagian dari jawapan-jawapan ALLAH Subhanahu wa Ta`ala terhadap bisikan-bisikan yang selalu singgah ke dalam hati manusia yang sedang berdukacita ketika berhadapan dengan situasi sukar masing-masing. Semoga dengan mengetahuinya, hati kita bisa menjadi tenang, insyaALLAH.


1.
Tatkala hati kita berdukacita bertanya ke dalam diri“Kenapalah aku tidak dapat apa yang aku idam-idamkan?”, sebenarnya ALLAH `Azza wa Jalla telah pun memberitahu kepada kita bahawa belum tentu apa yang kita idam-idamkan itu baik buat diri kita. ALLAH berfirman:

وَعَسىٰ أَن تَكرَهوا شَيـًٔا وَهُوَ خَيرٌ لَكُم ۖوَعَسىٰ أَن تُحِبّوا شَيـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَكُم ۗ وَاللَّهُ يَعلَمُ وَأَنتُم لا تَعلَمونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, ALLAH mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Surah al-Baqarah, 2:216)


2.
Tatkala hati kita merungut terhadap ujian yang berat lalu berbisik “Kenapa ujian terhadapku seberat ini???”, ALLAH `Azza wa Jalla telah pun berfirman di dalam al-Quran bahawa DIA tahu tahap kesanggupan dan upaya hamba-hambaNYA:

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفسًا إِلّا وُسعَها ۚ لَها ما كَسَبَت وَعَلَيها مَا اكتَسَبَت

“ALLAH tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Surah al-Baqarah, 2:286)


3.
Apabila insan rasa terhimpit dan dilanda kekecewaan yang teramat sangat dek ujian yang melanda, lalu menjerti di dalam hatinya “Bagaimana aku tidak kecewa???, ALLAH `Azza wa Jalla telah pun berfirman memberikan motivasi buat hati:

وَلا تَهِنوا وَلا تَحزَنوا وَأَنتُمُ الأَعلَونَ إِن كُنتُم مُؤمِنينَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu org yang beriman.” (Surah ali `Imran, 3:139)


4.
Sedang kita berhadapan dilema menghadapi situasi sukar lalu hati kita berbisik kebingungan“Bagaimana harus aku berhadapan dengan semua ini???”, ALLAH `Azza wa Jalla telah pun berfirman memberikan panduan:

وَاستَعينوا بِالصَّبرِ وَالصَّلوٰةِ ۚ وَإِنَّها لَكَبيرَةٌ إِلّا عَلَى الخٰشِعينَ

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk.” (Surah al-Baqarah, 2:45)


5.
Tatkala manusia tertanya-tanya “Apa yang aku dapat daripada semua ini???” jika bersabar dan redha dengan ketentuan taqdir, ALLAH `Azza wa Jalla telah pun menjawab dengan firmanNYA:

إِنَّ اللَّهَ اشتَرىٰ مِنَ المُؤمِنينَ أَنفُسَهُم وَأَموٰلَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri, harta mereka, dengan memberikan syurga untuk mereka.” (Surah at-Taubah, 9:111)



6.
Apabila kita rasa berseorangan dan tidak larat menghadapi ujian lalu hati kita berbisik “Pada siapalah hendak aku minta pertolongan???”. Ketahuilah bahawa ALLAH `Azza wa Jalla lah tempat kita menumpukan usaha memohon pertolongan. ALLAH telah pun berfirman:

فَقُل حَسبِىَ اللَّهُ لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ ۖ عَلَيهِ تَوَكَّلتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ العَرشِ العَظيمِ

“Maka katakanlah: ”Cukuplah ALLAH bagiku, tidak ada Tuhan selain dari-NYA. Hanya kepadaNYA aku bertawakkal.”" (Surah at-Taubah, 9:129)

Maha Suci ALLAH, Segala Pujian BagiNYA yang sentiasa bersifat kasih dan sayang terhadap kita. Kesemua jawapan-jawapan ini yang diperolehi dari kata-kata ALLAH di dalam al-Quran yang mulia bisa memberikan ketenangan dan kekuatan dalaman buat insan yang membaca dan memahanimya. Ia menjadi bekalan buat diri dalam menempuhi jalan kehidupan yang panjang dan sementara ini. Cukuplah ALLAH sebagai penolong dan tempat diserah segala urusan…

Wahai yang sedang berdukacita, tidak usahlah berdukacita kerana ALLAH sentiasa bersamamu dan menolongmu, jika dirimu bersabar.

kredit:al-bahanj



Salam Ukhuwah..~

Buat Pengidap Penyakit Kronik_Petua Rasulallah saw


Sekiranya sahabat mempunyai kenalan yang menghidap penyakit kronik (kanser, kencing manis, sakit jantung, darah tinggi dll) pujuklah dia/mereka untuk mengamalkan solat pada waktu malam (walaupun sekadar 1 rakat witir) kerana dari Salman al-Farisi katanya, telah bersabda Rasulullah saw;

"Dituntut ke atasmu melakukan solat malam kerana sesungguhnya solat malam itu merupakan antara kebiasaan orang soleh sebelum kamu, sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhanmu, penutup segala kejahatan, penghapus segala dosa dan pembasmi segala penyakit dalam badan."

Menurut guru kami, Al Fadhil Ustaz Wan Nasir Wan Abdul Wahab, pembasmi segala penyakit dalam badan bukan sahaja merujuk kepada menyembuh penyakit tetapi turut bermaksud MENGHALAU penyakit tersebut dari menghinggapi badan si sakit semula.

Mesti cuba tau! Moga Allah menganugerahkan sifat istiqamah kepada kita semua.


Salam Ukhuwah..~

Isnin, 26 September 2011

Lalat dan Penyakit, Rasulullah dan Saintis


Dari Abi Hurairah r.a berkata bahawa Rasulullah SAW telah bersabda yang bermaksud: Apabila lalat jatuh ke dalam minuman salah seorang di antara kamu maka rendamkanlah lalat itu kemudian buanglah. Kerana pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat ubat.

Hadis ini benar-benar pelik. Bolehkah lalat yang dikenali sebagai binatang pengotor mempunyai penawar kepada penyakit yang dibawanya?


Secara Logik

Lalat memang dikenali sebagai binatang pengotor dan pembawa penyakit. Hal ini sepertimana yang telah diterangkan dalam hadis di atas 'sesungguhnya pada sebelah sayapnya terdapat penyakit'. Namun perlu difikirkan kenapakah kekotoran, iaitu merujuk kepada pelbagai jenis bakteria yang terdapat pada tubuh badan lalat ini tidak mengakibatkan penyakit kepada lalat itu sendiri?

Jawapannya adalah kerana lalat memiliki daya tahanan badan semulajadi yang menghasilkan sejenis toksin yang bertindak sebagai penawar (antidote) yang memelihara dirinya daripada bahaya bakteria-bakteria tersebut.


Secara Saintifik

Islam menghendaki kita supaya menjaga kebersihan bukan sahaja pada pakaian dan tempat tinggal malah pada makanan dan juga minuman. Rasulullah SAW amat menitikberatkan hal ini sehinggakan apabila seekor lalat pun yang memasuki makanan atau minuman, baginda menyuruh kita berwaspada terhadap penyakit yang bakal menimpa seperti keracunan makanan dan sebagainya.


sitoplasma dapat membunuh kuman dari lalat

Apa yang disebutkan di dalam hadis di atas telah pun dibuat kajian oleh para saintis pada zaman kemudiannya. Contohnya pada tahun 1871, Prof. Brefild, Ilmuwan Jerman dari Universiti Hall menemui mikroorganisma jenis Fitriat yang diberi nama Ambaza Mouski dari golongan Antomofterali. Mikroorganisma ini hidup di bawah tingkat zat minyak di dalam perut lalat. Ambaza Mouski ini berkumpul di dalam sel-sel sehingga membentuk kekuatan yang besar. Kemudian sel-sel itu akan pecah dan mengeluarkan sitoplasma yang dapat membunuh kuman-kuman penyakit. Sel-sel tersebut terdapat di sekitar bahagian ke tiga dari tubuh lalat, iaitu pada bahagian perut dan ke bawah.

Kemudian pada tahun 1947, Ernestein seorang Inggeris juga menyelidiki Fitriat pada lalat ini. Hasil penyelidikannya menyimpulkan bahawa fitriat tersebut dapat memusnahkan pelbagai bakteria.

Tahun 1950, Roleos dari Switzerland juga menemui mikroorganisma ini dan memberi nama Javasin. Para peneliti lain iaitu Prof. Kock, Famer (Inggeris), Rose, Etlengger (German) dan Blatner (Switzerland) melakukan penyelidikan dan membuat kesimpulan yang sama tentang mikroorganisma pada lalat sekali gus membuktikan bahawa pelbagai penyakit dan bakteria pada lalat hanya terdapat pada hujung kakinya saja dan bukan pada seluruh badannya. Justeru mikroorganisma yang dapat membunuh kuman itu tidak dapat keluar dari tubuh lalat kecuali setelah disentuh oleh benda cair. Cairan ini dapat menambah tekanan pada sel-sel yang mengandungi mikroorganisma penolak kuman sehingga pecah dan memercikkan mikroorganisma istimewa ini.

Maka adalah ternyata bahawa apa yang dikatakan oleh Rasulullah adalah benar iaitu saranan baginda kepada kita agar menenggelamkan lalat terlebih dahulu ke dalam air bagi mengeluarkan mikroorganisma penolak kuman dari badan lalat tersebut, dalam erti kata bahawa badannya harus dibasahkan sebelum membuangnya dan air yang menjadi tempat pendaratan lalat tadi dapat diminum dengan selamat. Subhanallah betapa hebatnya junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.



kredit: zharifjenn


Salam Ukhuwah..~

Tak Jadi Rogol Sebab Bacaan Al Quran


JEDDAH: Seorang mangsa perogol bersiri berkata beliau membaca ayat al-Quran untuk menghentikan penyerang mencabulnya, lapor akhbar al-Madinah kelmarin.

Akhbar Arabnews melaporkan kanak-kanak perempuan berusia 10 tahun itu memberitahu akhbar itu yang beliau berjaya melindungi dirinya daripada serangan perogol itu dengan membaca lima surah kitab suci itu yang dipelajarinya secara bersungguh-sungguh.

“Setiap kali beliau menghampiri, saya mula membaca al-Quran dan penjahat itu melepaskan saya,” katanya.

Kanak-kanak yang hanya dikenali sebagai MMS memberitahu perogol itu meminta beliau berhenti membaca al-Quran tetapi apabila beliau enggan mengikut arahannya, perogol itu memukul mukanya.

“Kerana bacaan ayat suci itu beliau enggan menyentuh saya,” katanya.

Mangsa diculik semasa menghadiri majlis perkahwinan dan dilarikan ke rumah perogol.

Lelaki itu menolak mangsa ke dalam rumah dan mengunci pintu.

“Perogol itu kemudian menyerang saya tetapi saya mula membaca ayat al-Quran,” katanya.

Mangsa kemudian ditinggalkan di klinik berdekatan di daerah Al-Muntazahat.

kredit: – Agensi


Salam Ukhuwah..~

Perkara Yang Allah Sembunyikan


Allah SWT selesai menciptakan Jibrail as dengan bentuk yang cantik, dan Allah menciptakan pula baginya 600 sayap yang panjang , sayap itu antara timur dan barat (ada pendapat lain menyatakan 124, 000 sayap). Setelah itu Jibrail as memandang dirinya sendiri dan berkata: "Wahai Tuhanku, adakah engkau menciptakan makhluk yang lebih baik daripada aku?."

Lalu Allah swt berfirman yang bermaksud.. "Tidak" Kemudian Jibrail as berdiri serta solat dua rakaat kerana syukur kepada Allah swt. dan tiap-tiap rakaat itu lamanya 20,000 tahun.

Setelah selesai Jibrail as solat, maka Allah SWT berfirman yang bermaksud. "Wahai Jibrail, kamu telah menyembah aku dengan ibadah yang bersungguh-sungguh, dan tidak ada seorang pun yang menyembah kepadaku seperti ibadat kamu, akan tetapi di akhir zaman nanti akan datang seorang nabi yang mulia yang paling aku cintai, namanya Muhammad. ' Dia mempunyai umat yang lemah dan sentiasa berdosa, sekiranya mereka itu mengerjakan solat dua rakaat yang hanya sebentar sahaja, dan mereka dalam keadaan lupa serta serba kurang, fikiran mereka mlayang bermacam-macam dan dosa mereka pun besar juga. Maka demi kemuliaann Ku dan ketinggianKu, sesungguhnya solat mereka itu aku lebih sukai dari solatmu itu. Kerana mereka mengerjakan solat atas perintahKu, sedangkan kamu mengerjakan solat bukan atas perintahKu."

Kemudian Jibrail as berkata: "Ya Tuhanku, apakah yang Engkau hadiahkan kepada mereka sebagai imbalan ibadat mereka?"

Lalu Allah berfirman yang bermaksud. "Ya Jibrail, akan Aku berikan syurga Ma'waa sebagai tempat tinggal..."

Kemudian Jibrail as meminta izin kepada Allah untuk melihat syurga Ma'waa. Setelah Jibrail as mendapat izin dari Allah SWT maka pergilah Jibrail as dengan mengembangkan sayapnya dan terbang, setiap dia mengembangkan dua sayapnya dia boleh menempuh jarak perjalanan 3000 tahun, terbanglah malaikat jibrail as selama 300 tahun sehingga ia merasa letih dan lemah dan akhirnya dia turun singgah berteduh di bawah bayangan sebuah pohon dan dia sujud kepada Allah SWT lalu ia berkata dalam sujud:

"Ya Tuhanku apakah sudah aku menempuh jarak perjalanan setengahnya, atau sepertiganya, atau seperempatnya? " Kemudian Allah swt berfirman yang bermaksud. "Wahai Jibrail, kalau kamu dapat terbang selama 3000 tahun dan meskipun aku memberikan kekuatan kepadamu seperti kekuatan yang engkau miliki, lalu kamu terbang seperti yang telah kamu lakukan, nescaya kamu tidak akan sampai kepada sepersepuluh dari beberapa perpuluhan yang telah kuberikan kepada umat Muhammad terhadap imbalan solat dua rakaat yang mereka kerjakan.... ."

Marilah sama2 kita fikirkan dan berusaha lakukan...

Sesungguhnya Allah S.W.T telah menyembunyikan enam perkara iaitu :

* Allah S.W.T telah menyembunyikan redha-Nya dalam taat.

* Allah S.W.T telah menyembunyikan murka-Nya di dalam maksiat.

* Allah S.W.T telah menyembunyikan nama-Nya yang Maha Agung di dalam Al- Quran.

* Allah S.W.T telah menyembunyikan Lailatul Qadar di dalam bulan Ramadhan.

* Allah S.W.T telah menyembunyikan solat yang paling utama di dalam solat (yang lima waktu).

* Allah S.W.T telah menyembunyikan (tarikh terjadinya) hari kiamat didalam semua hari.

Semoga kita mendapat berkat daripada ilmu ini. Sesiapa yang rasa nak share silakan. Ilmu hak Allah...

kredit: Abd Rahim



Salam Ukhuwah..~

Ahad, 25 September 2011

Nikah Untuk Selamatkan Iman Tingkatkan Ibadah


Imam al-Ghazali dalam kitabnya, al-Ihya’ Ulumuddin, ada menyenaraikan beberapa tujuan berkahwin yang antaranya menghilangkan tekanan perasaan terhadap wanita yang sentiasa datang mengganggu di dalam ibadat. Dengan perkahwinan juga, seseorang itu dapat memelihara diri daripada godaan syaitan yang akan membawa ke arah perkara yang haram.
Berdasarkan itu amat wajar setiap manusia berkahwin bagi menyelamatkan iman. Apatah lagi pasangan yang sedang bercinta, segeralah berkahwin kerana mereka berdua terdedah kepada tekanan tersebut. Pada masa yang sana ibu bapa yang mempunyai anak baik lelaki mahupun perempuan, perhatikan keinginan mereka. Jika mereka sudah ada rasa keinginan untuk berkahwin, lihatlah dengan serius apakah dia sudah benar-benar layak atau tidak.

Jika mereka layak iaitu, ilmu agamanya sudah matang, ada kemampuan yang boleh menjamin kehidupan mereka, maka segerakanlah perkahwinan mereka sebelum terjadinya perzinaan. Sebaliknya jika tidak layak atau belum layak bimbinglah mereka ke jalan yang betul dan pantaulah pergerakan agar tidak melakukan perkara yang haram.

Sebenarnya hubungan lelaki dengan perempuan perlu ada batas, bukan dilepas bebas sesuka hati mereka. Namun begitu pemantauan ibu bapa janganlah sampai anak kita itu rasa takut ketika di hadapannya, tetapi akan liar dengan gejala sihat di belakang kita. Inilah yang kita bimbangkan.


Segera berkahwin

Setiap manusia perlukan pasangan hidup. Adam yang diciptakan dan ditempatkan di dalam syurga setelah dimasukkan nafsu, telah melahirkan rasa jemu hidup seorang diri, lalu meminta diadakan pasangan untuknya. Itulah realiti lelaki dan wanita di muka bumi ini. Malah setelah lelaki berusia baligh rasa inginkan wanita sudah mula berputik. Di sinilah perlunya bantuan ibu bapa dalam memahami kehendak mereka.

Kalau mereka dilihat sudah layak berkahwin, carilah calon yang sesuai dengan anak masing-masing. Mungkin ramai yang dah lupa, dalam budaya masyarakat Melayu tahun sebelum 60-an urusan mencari jodoh diserahkan kepada ibu bapa. Anak-anak ketika itu boleh menerima cadangan dan rancangan ibu bapa mereka. Hal ini kerana peluang untuk mereka mencari sendiri agak terhalang.

Kenapa tak percaya? Sebenarnya dahulu, wanita banyak berada di rumah dan kalau mereka keluar rumah pun dalam keadaan malu. Dalam keadaan itu tentulah sukar bagi lelaki untuk berkenalan dengan wanita tersebut. Oleh sebab tidak tahu status sebenar wanita tersebut maka ibu bapa perlu keluar merisik kalau-kalau anak perempuan itu masih belum berpunya.

Keadaan ini mungkin tidak jauh berbeza dengan masyarakat lain. Khadijah sendiri yang dikatakan merisik Muhammad tetapi hakikatnya masih melalui pembantunya Maisarah. Bagitu juga masyarakat India, terdapat wakil pihak wanita yang merisik pihak lelaki.


Memilih calon yang syari’i

Dalam Islam perkahwinan mestilah mengikut proses yang dibenarkan syariat. Walaupun zaman telah berubah, pendekatan merisik orang orang tua masih releven. Oleh sebab itu tidak wajarlah lelaki atau perempuan mencari calon sendiri. Selepas pikat seorang, pikat yang lain pula kononya tidak sesuai. Akhirnya semuanya tidak jadi.

Islam menyediakan panduan yang tidak rugi mereka yang mengikutnya. Dalam soal memilih calon Islam meletakkan keutamaan kepada lelaki, namun tidak salah kalau perempuan yang meminati seseorang lelaki menentukan calonnya. Walau apapun pilihan calon isteri atau suami hendaklah yang menepati kehendak Allah dan Rasul.

Pemilihan ini penting kerana hubungan yang serasi atau sekufu sahaja yang boleh menjadi rumah tangga yang dibina itu sempurna sifat. Cuma persoalan sekarang bagaimana proses mencari? Ya, kalau zaman dahulu ibu bapa yang mencari tetapi pada zaman ini, semuanya sudah berubah, lelaki atau perempuan mencari sendiri pasangan mereka. Peranan ibu bapa hanya pada pusingan terakhir. Jadi, hilanglah keberkatan.

Dalam hal ini Rasulullah memberi panduan dalam memilih isteri. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Dikahwini wanita itu (untukdijadikan isteri) kerana empat perkara iaitu harta kekayaannya, keturunannya, kecantikannyadan agamanya. Maka utamakanlah (dalam pemilihanmu itu) wanita yang kuat beragama,nescaya sejahtera hidupmu” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Jelas di sini lelaki boleh membuat pilihan malah itulah yang biasanya menjadi pilihan lelaki iaitu, wanita ada duit, wanita yang berketurunan yang baik-baik, wanita yang ada rupa dan wanita yang beragama. Cuma dalam hadis ini Rasulullah mencadangkan agar lelaki itu lebih memilih yang bergama. Hal ini kerana dengan memilih isteri yang beragama banyak urusan rumah tangga dapat dibantu oleh isteri tersebut.

Tetapi apa yang sering berlaku pada hari ini, walaupun berkawan dan bercinta bertahun-tahun belum boleh buat keputusan. Apabila dirasakan agak serasi barulah dia menghantar wakil merisik. Agaknya apa yang hendak dirisikkan lagi sebab kenalan mereka sudah lebih daripada merisik. Tegasnya soal agama tidak diberikan perhatian langsung. Kesannya apabila berkahwin terbungkar segala rahsia yang selama ini tidak dedahkan.


Sifat suami dan isteri

Sebenarnya perkahwinan yang mengikut panduan Islam akan menserlahkan keindahan sesebuah kehidupan. Suami dan isteri sudah tahu hak dan tanggungjawab yang mesti ditunaikan dalam rumah tangga. Masing-masing sudah tahu kekuatan dan kelemahan pasangan untuk saling bekerjasama dalam membina rumah tangga bahagia.
Dalam hal ini isteri perlu tahu apakah hak suami yang mesti dipatuhi oleh isteri. Sabda Rasulullah SAW:

حَقُّ الزَوْجِ عَلَى الْمَرْأَةِ أن لا تَهْجُرْ فِرَاسَهُ وأن تَبِرَّ قِسْمَهُ وَأَن تُطِيعَ أمْرَهُ وَأَن لا تَخْرُجَ الا بإذنه وان لا تُدخِلَ اليه من يَكْرَهُ.

Maksudnya: Hak suami yang mesti dipatuhi isteri ialah; tidak meninggalkan tempat tidur suami, menerima seadanya pemberian suami, mentaati perintah suami, meminta izin suami ketika hendak keluar rumah, dan tidak membawa masuk orang lain yang dibenci suami ke dalam rumah. (Riwayat al-Tabrani)

Pada masa yang sama suami perlu tahu apakah hak isteri yang perlu diberi perhatian olehnya. Sabda Rasulullah SAW:

حَقُّ الْمَرْأَةِ عَلَى زَوْجِ أن يُطْعِمَهَا اِذَا اَطْعَمَ وَيَكْسُوهَا إِذَا اكْتَسَى وَلا يَضْرِبْ الوَجْهَ وَلا يُقَبِّحْ ولا يَهْجُرْ اِلاَّ فِى البَيتِ.

Maksudnya: Hak isteri yang wajib dijaga oleh suami ialah memberi makan kepada isteri apabila dia makan, memberi pakaian kepadanya apabila dia memakai pakaian, jangan memukul muka isteri, tidak menghina isteri, dan tidak meninggalnya bersendirian kecuali dalam rumah.

Jika suami isteri tahu peranan masing-masing tidak akan berlaku pelanggaran peranan atau salah menyalah antara satu sama lain. Pada masa yang sama ada rasa bersama dan bekerjasa dalam membina rumah tangga yang harmoni.


Iman dan ibadah

Sebenarnya untuk menjadi pasangan ini dapat menjaga semua kehendak Allah dan Rasul, perkahwinan itu mesti diasaskan atas rasa keimanan yang mantap. Maknanya suami dan isteri benar-benar takut kepada Allah dan mengharapkan reda-Nya. Suami yang beriman akan mendorong dirinya untuk melakukan yang terbaik terhadap isterinya. Selain kuat ibadah kepada Allah mereka tidak akan menganiayai isterinya sebaliknya terus membimbing isteri ke arah kebaikan.

Suami yang beriman akan mendorong isterinya untuk melakukan ibadah bersama apatah lagi solat fardu. Dengan hubungan baik itulah syaitan rasa kecewa kerana peluang untuk menggoda pasangan itu agak tipis. Ruang untuk mengajak mereka melakukan maksiat sudah semakin sukar. Oleh sebab itu kalau mereka boleh istiqamah dengan cara ini hidup mereka akan bahagia selama-lamanya.

Selain itu, isteri yang boleh reda dengan didikan suami dan sanggup mengikut kehendak suami itulah hakikat bahawa isteri tahu peranan dan tanggungjawabnya. Tetapi kedudukan isteri ini harus selalu dikawal kerana syaitan sentiasa mencari peluang untuk merosakkan rumah tangga yang bahagia.

Sebenarnya, pasangan yang bahagia pada awal perkahwinan ada jaminan untuk bahagia hingga ke akhir hayat nanti. Demikian jika hubungan suami dan isteri itu dapat dikukuhkan dan dapat ditingkatkan iman dan taqwa. Walau bagaimanapun hasil pengalaman yang lampau banyak menyedarkan saya bahawa kebahagiaan rumah tangga tidak terhasil dengan lakonan.

Jadi, binalah perkahwinan di atas asas iman dan taqwa agar nanti setiap perjalanan hidup dalam bantuan Allah.

kredit: Ustaz Ahmad Baei Jaafar


Salam Ukhuwah..~

10 Tanda Hamil


Sekiranya anda sangat memahami tubuh anda, anda mungkin mula terasa sesuatu yang tidak kena pada badan anda. Kebanyakan wanita tidak mengesaki diri mereka mengandung sehingga janin yang sedang terbentuk mula merapatkan dirinya kedinding rahim. Segelintir pula masih tidak merasa apa-apa simptom sehinggalah beberapa minggu selepasnya atau setelah mereka tidak mengalami haid pada hari yang sepatutnya.


Dibawah terdapat beberapa tanda awal kehamilan. Anda mungkin mengalami sebahagian daripadanya atau tiada langsung!


1. Rasa lapar yang berpanjangan

Juga terjadi pada orang yang tidak hamil tetapi lebih kerap terjadi pada awal kehamilan. Jangan bergantung sepenuhnya kepada tanda ini tetapi sekiranya ia berlaku disamping tanda-tanda kehamilan yang lain, bersiap-sedialah untuk membilang hari anda.


2. Perubahan pada warna di sekliling payudara

Sekiranya kulit disekitar puting anda menjadi kehitaman, kemungkinan anda sudah pun beberapa minggu mengandung. Walaubagaimanpun, ia juga terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon tidak berkaitan dengan kehamilan atau disebabkan kandungan yang terdahulu.


3. Kerap membuang air kecil

Sekiranya janin sudah mula terbentuk dan rahim yang semakin membesar mula menekan pundi kencing anda, anda akan mersa kerap untuk buang air.


4. Merasa tidak bermaya

Rasa seperti tiada tenaga sepanjang masa? Hormon yang dikeluarkan di masa awal kehamilan boleh membuatkan anda berasa letih dengan cepat. Rasa letih dan tidak bermaya adalah sesuatu yang kerap terjadi di awal kehamilan.


5. Sakit dan tegang pada buah dada

Sekiranya anda mengandung, buah dada anda akan menjadi semakin sakit pada sentuhan, agak serupa dengan ketidakselesaan yang terjadi pada buah dada anda sebelum haid. Apabila badan sudah menjadi biasa dengan kejadian hormon ini, kesakitan akibat ketegangan akan menjadi semakin berkurangan.


6. Pendarahan implantasi dan senak pada ari-ari

Lebih kurang 8 hari selepas ovulasi, anda mungkin akan mengalami sedkit pendarahan dari faraj dan senak pada ari-ari akibat dari implantasi. Anda juga mungkin mengalami keadaan yang sama semasa pada sekitar masa anda sepatutnya datang haid hari pertama.


7. Rasa loya dan muntah

Sekiranya anda bernasib baik, morning sickness ini tidak akan menyerang, kecuali selepas beberapa minggu hamil. Tetapi segelintir wanita akan mula merasa mual dan rasa luar biasa pada lidah walaupun cuma selepas beberapa hari mengandng.


8. Suhu asas badan tinggi berpanjangan

Sekiranya anda memang sedang membuat pemerhatian dengan mengambil suhu badan asas anda setiap pagi, anda akan mendapati paras susu badan secara konsisten melebihi paras asas sejak dari hari pertama ia naik.


9. Missed period

Sekiranya haid anda teratur sebelumnya dan sekarang ia sudah lewat beberapa hari. Inilah masanya untuk anda menjalani ujian air kencing untuk kehamilan.
Dan akhirnya..


10. Ujian air kencing yang positif

Sekiranya anda sudah beberapa hari ketinggalan haid dan terdapat 2 jaluran pada ujian air kencing, kemungkinan besar anda sudah mengandung. Jumpalah doktor untuk kepastian dan...


...Tahniah!

kredit: mazlina mohd nazir


Salam Ukhuwah..~

Sejukkan Dengan Wuduk


"Rasulullah saw pernah menjelaskan orang yang kuat dalam pandangan syarak ialah mereka yang berjaya mengawal perasaan ketika marah untuk mengelak daripada bencana lebih buruk. Dia boleh mengalihkan situasi marah itu kepada satu keadaan yang lebih baik.

Hal itu dijelaskan Abu Hurairah, bahawa Rasulullah saw bersabda yang bermaksud: “Orang yang kuat itu bukan terletak pada kemampuan berkelahi, tetapi orang yang kuat itu adalah yang dapat mengendalikan diri mereka ketika sedang marah.” (Hadis riwayat Imam Ahmad) Islam mengajar umatnya bagaimana mengendalikan diri dalam keadaan marah supaya sifat marahnya itu tidak berlarutan. Antaranya jika seseorang yang sedang marah itu dalam keadaan berdiri, adalah lebih baik dia duduk.

Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: “Jika salah seorang antara kalian marah sedang pada saat itu ia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah ia duduk. Namun jika tidak hilang juga marahnya, maka hendaklah ia berbaring.” (Hadis riwayat Imam Ahmad).

Selain itu, mereka yang sedang marah juga boleh memadamkan kemarahannya dengan berwuduk. Dua perkara kelebihan wuduk, pertamanya membersihkan diri daripada kekotoran hati dan keduanya secara fizikal menyejukkan hati yang melahirkan ketenangan.

Hadis diriwayatkan Abu Daud yang bermaksud: “Sesungguhnya marah itu daripada syaitan dan sesungguhnya syaitan itu diciptakan daripada api dan api itu hanya dapat dipadamkan dengan air. Oleh kerana itu, jika salah seorang daripada kamu marah, maka hendaklah ia berwuduk.” Mereka yang berjaya menahan amarahnya supaya tidak merebak akan mendapat ganjaran di sisi Allah di dalam syurga kelak, di mana mereka boleh memilih mana-mana bidadari yang mereka sukakan.

Perkara ini dijelaskan Rasulullah SAW melalui sabda yang bermaksud: “Barang sesiapa menahan amarahnya pada hal ia mampu untuk menumpahkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan para pemimpin makhluk, lalu Allah memberinya kebebasan untuk memilih bidadari mana yang ia sukai.” (Hadis riwayat Tirmizi dan Ibn Majah)

Di samping mampu menahan sifat marah, seseorang itu juga perlu bersedia memaafkan pihak yang membuatkan mereka marah. Memaafkan kesalahan orang lain digalakkan bagi mengekalkan silaturahim dan keharmonian. Malah, sifat pemaaf meletakkan seseorang itu di tempat yang tinggi.

kredit: Husin, Muhamad Haris;Mr


Salam Ukhuwah..~

.

Air Mata Pemadam Api Neraka


Rasulullah saw telah bersabda, “Bahwa tidak akan masuk neraka orang menangis karena takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya.”

Dalam sebuah kitab Daqa’iqul Akhbar menerangkan bahwa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah di perintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Maka salah satu daripada bulu-bulu matanya berkata, “Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad saw telah bersabda, barang siapa yang menangis karena takut kepada Allah swt, maka Allah mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis karena amat takut kepada-Mu.”

Akhirnya Allah swt mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai rambut yang pernah menangis karena takut kepada Allah swt. Malaikat Jibril as mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut.”

Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahwa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyala api yang sangat dahsyat gemuruhnya, hingga semua umat menjadi berlutut karena tak sanggup menahan ketakutannya.

Allah swt berfirman, “Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan.” (Surah al-Jatsiyah ayat 2

Ketika mereka menghampiri neraka, mereka mendengar gemuruh api neraka yang suaranya sudah dapat mulai didengar sejarak 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang, bahkan para nabi sekalipun akan berucap, “Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah), kecuali hanya seorang nabi saja yang akan berkata, “Umatku,umatku.”

Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad saw. Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad saw berusaha menghalanginya dengan berkata, “Wahai api! Demi hak orang-orang yang solat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali.”

Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak segera kembali, lalu malaikat Jibril berkata, “Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad saw”
Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah saw meraihnya. Berkata Jibril as. “Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya.” Lalu Baginda mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu. Setelah itu Rasulullah saw pun bertanya kepada Jibril as. “Wahai Jibril, Apakah air itu?” Maka Jibril berkata, “Itulah air mata orang durhaka di kalangan umatmu yang menangis karena takut kepada Allah swt. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu.” Maka padamlah api itu dengan izin Allah swt.

Telah bersabda Rasulullah saw, ” Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis karena takut kepada-Mu, sebelum tidak ada lagi air mata.”

kredit: Nur AinaMardiah Binti Zainal


Salam Ukhuwah..~

Sabtu, 24 September 2011

Tanamkan Roh Islam Pada Anak2


Anak adalah anugerah Allah yang cukup bermana kepada kita yang bergelar ibu dan ayah. Anak juga merupakan penyeri rumahtangga kita dengan tangisan, gelak tawa mereka. Pada masa yang sama juga kita tak dapat lari dari diuji oleh Allah swt dengan pelbagai kerenah mereka, adakalanya hilang sabar dibuatnya.

Di sini ingin ana kongsi bersama apa yang ana perolehi dari usrah yang disampaikan oleh ustazah. Apa yang menariknya adalah penerapan nilai-nilai islam terhadap anak-anak dari kecil lagi.


Tahu tak ?

Apabila anak-anak kita buat sesuatu yang kita tak suka, apa yang kita cakap. Kita akan cakap "umi tak suka kak buat macam tu". betul tak ?

Pernah tak kita cakap kat dia bahawa Allah tak suka kak buat macam tu dan kalau Allah tak suka umi pun tak suka.


Kenapa?

Apabila kita megatakan Allah tak suka, dia akan meletakkan sampai bila-bila, sampai besar dan keluar dari rumah apa yang dibuat yang menyebabkan apa-apa perkara yang terutamanya orang tak suka agi-lagi perkara yang Allah tegah dia akan ingat cakap umi tak suka, tapi apabila ia keluar dari rumah dan melakukan apa-apa perkara yang tak baik dia akan fikir "ala tak pe umi aku tak de" dengan sewanag-wenangnya dia boleh buat sesuka hati.


Pernah tak ?

Apabila anak-anak kita yg berusiah 1-5 tahun, pernah tak kita menceritakan pada mereka tentang Kewujudan Allah dan kemulian Nabi Muhammad saw. Kalau difikirkan nak ceritakan mengenai Allah dan Rasulallah bukannya dia orang tu faham sangat. Tapi kita kena cerita tentang kebesaran Allah dan Muhammad saw itu supaya dijadikan contoh dan ikutan yg baik. Memanglah bila kita cerita dia akan tanya seribu satu persoalan yang rasanya sukar untuk kita jawab. sebagai seorang ibu yang baik kita kenalah menjawab dengan cara yang terbaik yang mudah anak-anak kita faham.


Sebab....

Apabila kita menceritakan tentang kewujudan Allah dan kebesaran serta kemulian Nabi Muhammad saw kepada mereka dari kecil lagi akan memudahkan mereka memahami atau lebih excited lagi bila cikgunya mengajar Tauhid, akidah, akhlak dll, sebab dia dah tahu. Berbezalah pula dengan anak-anak yang hanya belajar di sekolah dan mendengar apa yang diajar oleh cikgunya sahaja. Dia akan terpinga-pinga sebab masa kat sekolah baru belajar. Jika kita ajar anak-anak kita dari awal lagi dan ditambah di sekolah dia akan lagi seronok nak tahu lagi dan lagi...


Perasan tak?

Bila kita suruh anak kita ambil barang kat dalam bilik ke dapur ke sorang-sorang dia kata "tak nak takut ada hantu".sebab apa jadi gitu. Perasan tak kadang-kadang bila kita tak nak anak kita pergi kesesuatu tempat, kita akan cakap " gilah gi...gi ambilah momok tu, ha. ada hantu kat situ".

Sebenarnya kita yg mengajar anak kita pasal tu, betul tak?.


Jadi...

Tanamkan dalam fikiran anak-anak kita supaya sebut nama Allah dan baca Bismillah hirohmannirahim apabila dia takut untuk pergi tempat yg dirasa ada hantu. Cakap dengan dia "kalau kak baca Bismillah banyak kali tentu tak ade hantu". Dengan pujukan kita yang baik dia akan pergi dengan lintang pukang untuk ambil barang yang disuruh. Jadi bila dia dah selamat mengambil barang tu, tanyalah kat dia "ha.. ada tak hantu", tentu dia cakap "yelah umi tak ada hantulah pun". So dari situlah kita akan cakap bahawa Allah itu ada kat mana-mana dan akan tolong kita.

So, itu saja yang ana boleh sampaikan untuk renungan kita bersama. Marilah kita sama-sama untuk menjadi seorang ibu yang baik.

Didiklah anak kita dengan nilai-nilai Islam, sebab jika kita tak didik anak-anak kita dengan nilai-nilai Islam cuba kita lihat dunia hari ini semakin mengoncang dan bergegar dengan pelbagai jenis penyakit sosial.

Walaupun kadang-kadangnya ada diantara kita boleh dikatakan dah didik anak dengan cara Islam tapi, environment diluar sana tu yang menyebabkan mereka terpengaruh, siapa yang harus dipersalahkan?. Apa yang pentingnya adalah kita kena usaha dan berdoa dan terus berdoa supaya anak-anak kita tergolong dikalangan anak-anak yang soleh dan soleha.

kredit: Junhairi bin Abd Jalil


Salam Ukhuwah..~

Khamis, 22 September 2011

Hati Rosak Dan Ubatnya


Apa yang perlu kita tahu tentang persoalan hati?

Antara tanda-tanda hati yang sejahtera adalah:

1) Sentiasa mengarah tuan punya diri untuk terus mengingati dan bertaubat kepada Allah.


2) Sentiasa mengingatkan tuannya untuk beribadat kepada Allah.


3) Rasa selesa, seronok dan kelazatan beribadat lebih daripada kelazatan makanan dan minuman.


4) Memberi tumpuan sedalam-dalamnya terhadap apa yang dibaca khususnya ketika melaksanakan solat.


5) Mengingatkan tuannya agar sentiasa menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, sama ada perbuatan, kenyataan dan tindakan.


6) Reda terhadap pelaksanaan perintah Allah dan bersedia untuk meninggalkan segala tegahan dan larangan-Nya.


7) Seronok menghabiskan masa untuk Allah dan gelisah apabila habis untuk selain-Nya.



Tanda-tanda hati yang rosak


1) Hati tidak merasa bersalah apabila terlibat melakukan dosa dan maksiat.


2) Tidak terasa untuk melakukan taubat apabila melakukan kesalahan.


3) Mersa seronok bergelumang dalam dosa.


4) Tidak mempedulikan perintah Allah, malah suka terbabit pada larangan-Nya.


5) Benci kepada kebenaran dan cuba menghalang kemaraannya.


6) Benci kepada orang-orang solih atau mereka yang suka melakukan kebaikan.


7) Suka bertengkar pada perkara yang tidak memberi manfaat untuk agama.
Menerima rasuah, sogokan, riba dan perkara haram serta merasakan keseronokannya.


9) Takut kepada orang yang gagah, tetapi sedikitpun tidak takut kepada Allah.


10) Benci kepada perkara makruf dan suka kepada perkara mungkar.



Penyakit hati


1) Nifaq dan riya' (menunjuk-nunjuk).


2) Bersangka buruk, mengumpat, menghina, subahat pada yang haram dan ragu-ragu.


3) Hasad dan dendam kesumat.


4) Sombong, bangga diri dan ego.


5) Bohong dan berputus asa.


6) Cinta mendalam kepada selain Allah.


7) Ikut hawa nafsu.


8) Keras hati (kerana tidak duduk dalam majlis ilmu).


9) Takut kepada selain Allah.


10) Belot dan khianat.


11) Suka memaki hamun orang lain.


12) Bergelumang dengan perkara dunia dan menjadikannya sebagai matlamat hidup.


13) Tidak ada perasaan baik kepada orang lain.




Kaedah rawatan penyakit hati


a) Mentarbiah hati supaya mencintai Allah dengan sedalam-dalamnya.


b) Membaca serta bertadarus (menyelidik) makna dan maksud-maksud ayat al-Quran.


c) Mendekatkan kepada Allah dengan amalan-amalan sunat.


d) Khusyuk dalam solat.


e) Memperbanyak zikir dan memohon ampun kepada Allah.


f) Melakukan kebaikan kerana ikhlas kepada Allah dan mengharapkan keredaan-Nya.


g) Melakukan amal dan ibadat berdasarkan perintah Allah dan Rasul.


h) Beriktikad dengan akidah yang betul.


i) Sentiasa melakukan muhasabah diri.


j) Memperuntukkan masa bagi Allah menerusi penggarapan ilmu-ilmu agama.


k) Memperbanyakkan qiyamullail, berdoa terutamanya pada sepertiga malam.


l) Tunduk dan khusyuk kepada Allah dalam segenap tindakan dan perbuatan.


m) Memastikan sumber makanan dan pakaian adalah halal di sisi Allah SWT.


n) Menundukkan penglihatan kepada perkara-perkara yang diharamkan Allah.


o) Suka menziarahi kubur dan mengingati mati.


p) Sentiasa bersyukur dan reda kepada Allah atas segala nikmat yang dikurniakan.


q) Suka membantu anak-anak yatim dan bermesra dengan mereka.


r) Suka bersahabat dan duduk dengan orang-orang solih yang boleh dijadikan teladan.


Apabila seorang muslim merenung kepada perkara yang telah disebutkan di atas, Insya'Allah dia akan menemui sesuatu yang boleh menjadikannya insaf dan sedar dan semoga mahu untuk melakukan perubahan dalam diri menuju kecemerlangan sebagai muslim yang bertakwa kepada Allah.

kredit: cermin muka


Salam Ukhuwah..~

Akhirat Adalah Kehidupan Kita


Diceritakan bahawa ada dua orang nelayan, seorang mukmin dan seorang lagi kafir. Pada suatu hari kedua-duanya turun kelaut untuk memukat ikan. Apabila melabuhkan pukat maka sikafir ini pun menyebutkan nama Tuhan berhalanya dan hasilnya ia telah mendapat tangkapan yang banyak. Berlainan pula dengan nelayan yang mukmin ini, bila ia melabuhkan pukatnya maka ia pun menyebutkan nama Allah dan hasilnya tidak ada seekor ikan pun yang tersangkut kedalam pukatnya sekalipun ia telah memukat dari pagi hingga kesenja.

Maka pulanglah orang mukmin ini dengan tidak membawa sebarang tangkapanpun, namun ia tetap bersabar serta reda dengan apa yang telah Allah takdirkan. Sedang nelayan kafir ini telah membawa pulang bersamanya berbakul-bakul ikan. Melihat akan hal ini maka malaikat yang bersama nelayan mukmin merasa simpati diatas nasibnya maka ia pun naik ke langit dan mengadu pada Allah.

Allah lalu memperlihatkan kepada malaikat tempat yang telah disediakan olehNya kepada nelayan mukmin tersebut iaitu sebuah syurga. Berkata malaikat, "Demi Allah sesungguhnya tidak memberi erti apa-apa pun penderitaan didunia ini jika ia telah mendapat tempat di Syurga Allah. "Setelah itu Allah menunjukkan pula tempat si nelayan kafir kepada malaikat. Berkata malaikat, "Alangkah malangnya nasib si kafir, sesungguhnya tidak berguna langsung apa yang dia dapat di dunia dulu sedangkan tempat kembalinya adalah ke Neraka Jahanam juga.

Dari kisah diatas boleh dihuraikan bahawa kehidupan dunia yang Allah Taala ciptakan ini bukan kehidupan yang sebenar.Segala yang ada diatas dunia ini adalah bersifat sementara belaka.Sekiranya Allah Taala jadikan kehidupan dunia ini sebagai kehidupan yang sebenar nescaya Allah Taala tidak mengurniakan walau sedikit pun rezeki kepada orang kafir.Seseorang yang Allah Taala kurniakan kesenangan atau kemewahan didunia ini tidak semestinya kesenangan atau kemewahan itu juga akan dikurniakan kepadanya diakhirat.Begitu juga dengan kesusahan atau kesempitan didunia ini tidak semestinnya akan berkekalan sampai keakhirat.Segalanya bergantung kepada keimanan dan amalan seseorang itu semasa hidup didunia.

Allah Taala telah meletakan kejayaan yang sebenar ialah didalam kehidupan akhirat iaitu didalam syurga Allah Taala yang penuh dengan kenikmatan.Manakala Allah Taala ciptakan didunia ini sebagai ujian dan dan sebagai tempat untuk manusia beribadah kepada Allah Taala .Lalu Allah Taala sempurnakan balasannya samaada kebaikan atau keburukan diakhirat nanti mengikut kadar apa yang telah diusahakan didunia.

Allah Ta'ala membuat perumpamaan tentang kehidupan dunia dalam AL-Quran: "Dan buatlah mereka perumpamaan kehidupan dunia, sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit (awan) dan kerananya tumbuh-tumbuhan di bumi ini menjadi subur, kemudian itu dia menjadi kering, diterbangkan angin" (QS. Al Kahfi: 45).

Namun begitu Allah Taala tidak memerintahkan manusia mengejar keuntungan akhirat semata mata kerana kejayaan akhirat itu bertitik tolak dengan kejayaan kehidupan didunia.Orang yang Allah Taala kurniakan kepadanya kesenangan atau kemewahan didunia ini kemudian ia menyedari bahawa ia adalah kepunyaan Allah Taala lalu ia menginfakkan pada jalan Allah Taala maka kepadanya balasan pahala yang besar sebagaimana firman Allah Taala didalam Al Quran;

"Bandingan (derma) orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendakiNya dan Allah Maha Luas (rahmat) kurniaNya, lagi Meliputi ilmu pengetahuanNya"(QS. Al Baqarah 261).

Manakala sesiapa yang Allah Taala mengujinya dengan kesusahan,kesempitan atau apa sahaja yang tidak disenanginya lalu ia bersabar,Allah Taala akan mengurniakan dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipatgandakannya tanpa terhitung. Firman-Nya.

"Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (Az-Zumar : 10)

"Artinya : Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan". (An-Nahl : 96).

Semuga sama2 diambil menjadi pedoman semasa melayari bahtera kehidupan ini didalam mencari keredaaNya.Segala yang baik datang dari Allah dan yang tak baik itu adalah dari kekurangan diri saya sendiri ,oleh itu saya mohon kemaafan kerana sebagai manusia biasa tak sunyi dari kesalahan.

kredit: satriana


Salam Ukhuwah..~